12 Tahun Yang Lalu
Azazel berteleportasi dengan cepat. Dari tempat pernikahan, ke rumah yang beberapa tahun ini ditinggalinya bersama Lucifer yang menyusul untuk liburan ke bumi dan menemui Azazel. "LUCIFER!!!"
Lucifer yang sedang nonton televisi sambil ngemil, segera menyembunyikan cemilannya dan dia duduki di pantatnya. Bahaya kalau ada Azazel si rakus. Bisa raib makanannya. "Ya?! Aku di sini!" Ucapnya kemudian. Bagaimanapun, Lucifer sedang menumpang di rumah Azazel. Tidak ada salahnya untuk menyahut panggilan Azazel.
"Lucifer!" Azazel muncul. Raut wajahnya panik. Dia mendekati Lucifer. "Lucifer! Ada anak yang bisa tahu wajahku saat anak itu masih dalam kandungan! Dia juga tidak berhenti saat aku menghentikan waktu dan dia bahkan tahu kalau aku ini iblis!! Demi Tuhan, apa bumi sudah mau kiamat?! Kenapa aku tidak diberitahu?! Aku sangat gugup sekarang! Bagaimana kalau dia mengadu pada orangtuanya yang kaya raya itu dan aku dijadikan bahan penelitian?!"
Lucifer tersenyum mendengar rentetan cerita dari Azazel. "Kau kan bisa teleportasi."
Azazel seolah tidak mendengarkan. Dia mondar mandir di tempatnya dengan wajah frustrasi. "Bagaimana kalau dia tahu kelemahan-kelemahan iblis dan mencoba untuk menjebakku?! Mengikatku dengan rantai dan memusnahkanku dari muka bumi ini?!"
"Kau kan bisa bereinkarnasi."
"Bagaimana jika dia diciptakan untuk memusnahkan seluruh iblis dan korban pertamanya adalah aku?!" Azazel menarik napas kaget. Wajahnya pucat pasi.
Untuk yang kali ini, Lucifer berpikir kembali. "Ah, itu bisa juga. Memungkinkan."
Azazel berlutut lemas mendengarnya. Wajahnya makin pucat. "Harta bendaku di bumi ini akan lenyap, kalau begitu..." Bisiknya, makin frustrasi. "LUCIFER!!!" Azazel tiba-tiba berteriak kencang dan memegang kedua bahu Lucifer. "SEMBUNYIKAN AKU!! SEMBUNYIKAN AKU!!!" Teriaknya kencang sambil menggoyangkan tubuh Lucifer dengan kuat.
Lucifer masih tersenyum saat Azazel mengguncangkan tubuhnya. Tangannya kemudian terangkat. "Baiklah," dan dalam satu jentikan jarinya, Azazel sudah menghilang.
Lucifer menghela napas lega. Dia kembali bersantai sambil menonton televisi. "Akhirnya..."
Sementara itu, Azazel segera menatap ke sekitar. Gelap. Udara terasa berat. Walaupun Azazel tidak akan mati karena kehabisan napas, tapi tetap saja telinganya sangat hampa dan membuat mual. "Di mana ini?" Tanyanya pada diri sendiri.
Mengetahui sekitarnya sangat gelap dan udara terasa berat, Azazel mulai meraba sekitar. "Tanah?" Herannya. Dan saat menyadari sesuatu, Azazel tersentak. "SIALAN LUCIFER!!! BERANI-BERANINYA KAU MENGUBURKU!!!"
***
Kembali Pada Masa Sekarang
Pandangan seluruh kelas kini terpusat pada Azazel dan juga Luciana. Luciana sendiri hanya tetap menatap heran pada Azazel yang menatapnya sangat terkejut dan ketakutan. Azazel bahkan menelan ludahnya dengan susah payah saat Luciana menatapnya tanpa henti pada Azazel sedangkan pria itu menahan diri sekuat tenaga agar tidak mengalihkan pandangannya dari Luciana.
"Ada apa, Azazel?" Tanya Elizabeth, heran dengan Azazel yang diam tiba-tiba di depan kelas.
Akhirnya, Azazel punya alasan untuk mengalihkan pandangannya dari Luciana. Azazel bukannya kalah dari Luciana. Guru yang memanggilnya, yang membuat Azazel harus mengalah. "T-tidak ada." Jawabnya kemudian.
Elizabeth menggeleng melihatnya. Dia kembali menatap pada murid kelas. "Baik semuanya, saya lanjutkan yang tadi tertunda. Kita kedatangan murid pindahan, namanya adalah Azazel Kuroyami."
Dan benar saja. Nama yang asal-asalan itu mendapatkan tawa dari anak-anak sekelas. Mereka mulai mengomentari tentang nama Azazel, kemudian wajah Azazel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil With Me
Random[Konten 21+] Romance - fantasy - school Azazel tersenyum sinis. Iblis dengan tingkat kejahatan tinggi di bumi itu memandang sinis pada Lucy. "Kau meminta bantuanku?" Tanyanya dengan seringai lebar. "Kau tahu kan, kalau meminta bantuan pada Iblis sam...