Di setiap cerita pasti selalu ada antagonis di dalamnya. Di cerita ini Gisha benar-benar menemukan orang yang selama ini ia pikir hanya terdapat di drama-drama saja, ternyata kehidupannya lebih drama daripada drama-drama yang ia pernah tonton.
Seperti biasa Gisha akan diantar sampai di area kolam renang oleh Arsen. Laki-laki itu tak akan membiarkan kekasihnya sendirian menghadapi orang-orang toxic di estrakulikuler yang ia jalani. Arsen sudah sering meminta Gisha untuk berhenti mengikuti estrakulikuler itu dan pindah ke estrakulikuler lain, tetapi gadis itu selalu menolak dengan alasan ia tidak memiliki kemampuan lain selain berenang. Padahal setahu Arsen, kekasihnya itu memiliki suara merdu saat bernyanyi dan jago akting. Terbukti setiap kali mereka bertengkar Gisha selalu memakai senjata menangis dan hal itu benar-benar bisa membuat Arsenio luluh.
Arsen sendiri tidak tertarik mengikuti kegiatan estrakulikuler di sekolahnya. Ia hanya suka iseng mengikuti pertandingan basket, badminton, futsal dan juga sepak bola yang diadakan anak-anak estrakulikuler tersebut. Meski Arsen sering ditawarkan posisi kapten, tapi hal itu tidak membuatnya tertarik untuk bergabung.
"Babe, kamu gak usah nungguin aku gak apa-apa kok. Kamu kan baru sembuh, lebih baik kamu pulang aja terus istirahat." Ujar Gisha kepada Arsen saat laki-laki itu memilih duduk di tribun.
"It's okay, babe. Kan aku udah sehat sekarang." Sahut Arsen, sementara setelah itu cairan cair meluncur bebas dari lubang hidungnya.
"Tuh, hingus kamu masih meler gitu." Gisha mengambil tisu di dalam tasnya dan menyeka hingus Arsen. "Kepala kamu masih pusing? Atau aku gak usah latihan aja, aku temenin kamu ke klinik, ya?"
Arsen menggenggam tangan Gisha. "No, babe. Kamu harus latihan biar bisa ikut seleksi nasional nanti. Gini, nanti aku minta Pak Mamat jemput kamu kalau udah selesai, ya?"
Gisha mengangguk.
"Semangat, babe!" Arsen mengacak gemas puncak kepala kekasihnya dan mencium telapak tangan gadis itu dengan lembut. "I love you so baaaaadly."
Gisha terkekeh kecil. "I love you, Sen."
"Who's Sen? I'm babe, not Sen, Arsen, Nio, or Arsenio." Arsen memanyunkan bibirnya kecewa dengan balasan Gisha.
"Iya-iya, I love you, babe."
Arsen tersenyum lebar setelah Gisha mengoreksi jawabannya. Belum lima langkah Arsen meninggalkan Gisha, ia kembali berbalik badan dan mencium punggung tangan Gisha. "Bye, kalau udah selesai kabarin, ya?"
"Hmm," jawab Gisha.
Setelah Arsen benar-benar menghilang dari hadapannya, Gisha langsung meletakkan barang-barangnya di loker dan menunggu teman-temannya yang lain dengan pemanasan di pinggir kolam.
"Hai, Sha?"
Gisha terus melanjutkan pemanasannya tanpa menoleh ke arah sumber suara yang ia sudah hapal dengan suara tersebut. Dia Radika Arkatama laki-laki yang terus mencoba mendekatinya sejak SMP. Padahal ia tau kalau Gisha sudah berpacaran dengan Arsen. Bahkan ia bersekolah di SMA Dharmawangsa karena ada Gisha.
"Kapan sih kamu mau noleh ke aku, Sha?" Cibir Radika.
Cibiran Radika sama sekali tidak membuat Gisha tertarik untuk menoleh ke arahnya. Radika yang melihat Gisha tidak ada pergerakan pun membuat ia menghela napas panjang dan meninggalkan gadis itu. Baru beberapa langkah ia meninggalkan Gisha, gadis itu sudah terjatuh karena kakinya tiba-tiba keram. Melihat hal itu membuat Radika bergegas membantunya.
"You okay, Sha? Aku bantuin, ya, sorry." Gisha tak menolak bantuan Radika karena kakinya benar-benar tidak bisa digerakkan karena keram. "Kamu salah posisi stretching, jadinya keram gini."
Gisha merasa tidak enak jika tidak mengucapkan terimakasih kepada Radika.
"Thanks, Dik. Gue udah bisa berdiri kok." Ucap Gisha.
"Yakin?"
Gisha mengangguk.
Interaksi keduanya membuat seseorang mengambil kesempatan untuk membuat huru-hara terhadap hubungan Gisha dan Arsen.
Bersambung...
Salam
#Ibun
***
Don't forget to vote, comment, and share🫶🏻
Kalau kalian ingin kenal aku lebih dekat, jangan lupa follow akun instagram aku ya @olyfiaafinanta
[HAVE A GREAT DAY, EVERYONE!]
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet [HSS 1]
Short StoryHanya kisah cinta klasik antara Gisha dan Arsen yang terlahir dari kasta berbeda.