Desclaimer : Cerita ini murni milik saya,nama didalam cerita pinjam punya babeh Jiwaipi.
Story : Changbin dan Seungmin telah menikah selama tiga tahun,anak lelaki mereka Kim Seungbin telah berumur 2 tahun.
____
"Good morning baby!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara serak khas orang bangun tidur menyapa pagi hari Seo Changbin,atau yang sejak 3 tahun lalu sudah menjadi Kim Changbin.
Changbin merasa terganggu karena Seungmin suaminya terus menciumi hidung dan bibirnya secara bergantian. Ia menggeliat dan membuka matanya,melirik ke arah jam dinding didepan ranjang mereka lalu bangkit dengan wajah terkejut.
"Astaga sudah jam 7! Aku telat bangun. Ah pinggangku!"
Meskipun tertatih, Changbin tetap bangun dari tempat tidurnya dan bergegas memakai pakaiannya kembali secara asal. Tidak menyadari jika yang ia kenakan adalah kemeja milik suaminya yang kini tengah tersenyum karena tingkahnya.
"Santai saja sayang, hari ini aku mengambil cuti."
"Eoh? Kenapa? Bukannya ini masih hari selasa?"
"Karena sudah lama sejak kita terakhir kali berlibur. Ayo sudah saatnya kita pergi berlibur dan membuat adik untuk Seungbin."
Pluk
Muka Seungmin pun menjadi korban bantal melayang pagi ini.
"Berlibur oke tapi aku tidak mau membuat adiknya Seungbin. Dia masih 2 tahun Kim,dia masih butuh kasih sayang penuh dari ayah dan ibunya."
Changbin mengomel sembari memakai celananya.
"Tapi kan sayang. Dia butuh teman bermain,dia pasti kesepian dirumah."
"Sudah hentikan obrolan tentang adik untuk Seungbin. Kau mau mengajak kami kemana?"
"Ehm dari dulu kau suka pantai kan? Bagaimana kalau kita ke pantai?"
"Pantai? Benarkah aku suka pantai dari dulu? Kalau begitu ayo kita ke pantai,siapa tahu aku bisa mengingat sesuatu."
Changbin merasa bersemangat ketika Seungmin mengajaknya ke tempat yang Seungmin bilang sebagai tempat yang ia suka dulu. Ia tidak mengingat masa lalunya. Kecelakaan yang ia alami hampir 4 tahun lalu membuatnya kehilangan ingatannya, beruntung suaminya,Kim Seungmin selalu bersabar dan mendampinginya dalam keadaan apapun.
"Baiklah aku dan Seungbin akan bersiap, kita sarapan di luar saja ya sayang. Oiya,kau juga harus segera bersiap."
"Baiklah nyonya Kim"
Seungmin menghela nafasnya ketika Changbin sudah masuk ke kamar si kecil Seungbin melalui pintu penghubung antara kamar mereka dan kamar si kecil. Sengaja dibuat seperti itu sehingga meskipun pisah kamar, tapi Seungmin maupun Changbin bisa dengan mudah mengawasi anak mereka.
