1 - Mengapa Aku

24 2 5
                                    

Kegelapan selalu menyelimuti langit bulan, dan bumi tampak bersinar dari arah sebelah sana. Namun surai para Lunede menyinari tiap-tiap rumah, disertai dengan lilin dan obor yang memberi cahaya bagi setiap keluarga.

Inilah Tahez, Lunede kecil yang hanya tinggal bersama neneknya. Kakeknya sudah lama meninggalkan mereka berdua. Mungkin kakek sekarang sudah berada bersama bintang-bintang disana. Nenek Tahez merupakan ksatria penyembuh. Bagi Lunede, ksatria dibagi menjadi beberapa tingkatan, yang tertinggi adalah ksatria panglima, lalu ksatria pengetahuan, ksatria pelindung, ksatria pembantu dan terakhir ksatria penyembuh. Jadi nenek biasanya menyembuhkan Lunede yang terluka saat latihan, jatuh sakit dan menyelamatkan nyawa Lunede. Nenek adalah seorang pahlawan bagi Tahez.

Sudah lama sekali sejak Bulan tidak berperang. Terakhir ketika keluarga Asterion dan keluarga Atlas berperang memperebutkan tahta Kerajaan Selene tak lama setelah Raja Gaver yang tunggal mengorbankan dirinya demi keberlangsungan hidup Mondbaum yang lebih lama. Nenek Tahez bercerita bahwa ialah yang bertugas sebagai ketua ksatria penyembuh pada saat peperangan itu. Hingga akhirnya keluarga Asterion yang menang dan Aden Asterion naik tahta. Lunede kala itu sangat bersyukur karena keluarga Atlas dikenal haus akan kekayaan dan umur panjang.

Dikala menjelang tidur, Nenek menutup jendela dan mematikan lilin dan penerangan. Tahez memanggil-manggilnya.

“Nenek....Nenek!!” seru Tahez

“Ya, Tahez?” balas Nenek

“Nenek, apakah Nenek percaya bahwa Tahez akan menjadi ksatria yang hebat seperti nenek?” tanya Tahez

“Tahez, Nenek yakin suatu hari nanti kamu bisa terpilih menjadi ksatria, dan pastinya Tahez akan lebih hebat dari Nenek!” balas Nenek seraya mengelus-elus rambut Tahez yang memancarkan sinar terang.

“Tahez harus kuat berlatih, agar bisa menjadi ksatria yang lebih hebat dari Nenek! Tahez juga jangan melanggar norma, tetaplah jadi Tahez yang baik yang Nenek sayangi” sambung Nenek

“Tahez yakin pasti akan menjadi ksatria yang hebat, jika Tahez rajin belajar, berlatih dan tidak takut!” balas Tahez riang gembira

“Nanti, jika Nenek sudah tidak lagi berada di samping Tahez, entah Tahez yang memilih jauh dari Nenek, atau Nenek sudah pergi menghadap bintang, Nenek harap Tahez bisa mendapatkan orang yang bisa menjaga, menerima dan menyayangi Tahez apa adanya” tambah Nenek

“Nenek, apa maksudnya? Nenek, Tahez tidak mau pergi jauh dari Nenek karena cuma Nenek yang Tahez punya sekarang” jawab Tahez disertai wajahnya yang berubah murung dan cahaya di rambutnya yang meredup

“Karena Nenek tidak selamanya ada di samping Tahez dan Tahez tidak selamanya di samping Nenek” balas Nenek

“Ya sudah, tidak usah dipikirkan kata-kata Nenek tadi, tidurlah, semoga Mondbaum terus bersama kita.” tambah Nenek menenangkan Tahez yang murung

Keesokan harinya, Tahez berpamitan dengan Nenek untuk pergi berlatih mengendalikan sinarnya. Ia sudah ditunggu oleh dua temannya, Edwin dan Sandrinna. Mereka berjalan dan mengobrol tentang keseruan mereka berlatih seraya bernostalgia. Sampai Edwin mengalihkan pembicaraannya.

“Tahez, Sandrinna, tahukah kalian tentang Putri Zelefanya yang akan ikut berlatih bersama kita dan Guru Alta?” tanya Edwin mencoba mengalihkan topik

“Hah? Siapa Putri Zelefanya?” tanya Tahez balik

“Serius kamu tidak tahu Zelefanya Yang Mahsyur? Ia putri semata wayang Raja Albert Asterion, digadang-gadang sebagai pewaris tahta, ia putri mahkota.” balas Edwin

“Aku saja heran mengapa Zelefanya Yang Mahsyur masih ingin menjadi ksatria, padahal tahta, kuasa dan harta serta keluarga sudah ada disisinya.” tambah Sandrinna

EclipseWhere stories live. Discover now