Hai namaku (Y/F/N). Keluarga dan teman-temanku biasa memanggilku (Y/N). Umurku 17 tahun, 1 bulan lagi 18 tahun. Aku adalah salah satu mahasiswi di Universitas yang sangat populer di London. Ya, aku sedang melanjutkan studi Seni Musikku disini, di London University of Music.
Sejak kecil aku sudah bisa memainkan Piano dengan indah. Tidak ada yang mengajariku, tetapi aku mempelajarinya secara autodidak. Aku selalu menirukan beberapa Piano Cover di Youtube. Ya itulah aku, aku selalu melakukannya jika sedang merasa gelisah. Pada saat setelah kelulusan Senior High Schoolku, Ibuku mendaftarkan aku kursus Piano agar aku bisa lebih dalam mempelajarinya. Dan karena cita-citaku adalah menjadi sebuah musisi atau composer, Ibuku mendaftarkanku segala kursus musik. Aku sangat menikmatinya karena tiada hal lain yang lebih menyenangkan bukan, selain hobby?
-skip-
Hari yang sangat cerah. Hari ini adalah hari pertamaku kuliah. Dengan semangat aku bangun dari tidurku, dan menyiapkan semuanya. Aku segera bergegas mandi karena aku tak ingin terlambat di kuliah pertamaku.
Selesai mandi, aku langsung berganti baju. Hari ini aku mengenakan topi beanie berwarna coklat, rambut blonde keriting menggantung kuurai. Aku mengenakan T-shirt dan hotpants, sedikit sentuhan Boots hadiah dari Ayahku. Dan tidak lupa aku menggunakan tas kesayanganku.
Aku bergegas berpamitan dengan Ibuku dan Kakak perempuanku. Tidak ada Ayahku, karena orang tuaku bercerai pada waktu umurku 4 tahun. Jadi aku hanya tinggal di sebuah Apartment bersama dengan Ibuku dan Kakak Perempuanku.
-skip-
Aku hanya berjalan kaki menuju London University, karena kebetulan sekali kampusku sangat dekat dengan Apartment. Untungnya aku sudah mempunyai teman di kelas, ia bernama Emily. Ia sama sepertiku, bakat dalam bidang Piano.
Tak terasa mata kuliah pertamaku hari ini selesai. Aku memutuskan pergi ke kantin bersama Emily sambil menunggu mata kuliah berikutnya. Disana aku memesan susu coklat dan big burger karena aku sangat lapar. Hampir setiap hari aku tidak pernah sarapan, karena Ibuku tidak penah sempat membuatkan sarapan. Ya, dia sangat sibuk sekali. Jadi ibuku hanya memberi uang saku tambahan. Ibuku adalah pengacara. Jarang-jarang ada Ibuku saat aku akan berangkat kuliah.
Tiba-tiba aku melihat seorang laki-laki berambut sedikit gerondong dan keriting yang aneh sedang berjalan di depanku bersama temannya yang berambut blonde dan gigi dipagar. Dia mengenakan kaos polos hitam. Entah kenapa aku selalu menyukai lelaki yang memakai baju hitam polos, terlihat lebih tampan. Tapi, rambutnya yang aneh itu membuatku ilfeel terhadapnya. Entah kenapa aku seperti geli saja melihat rambutnya yang aneh itu.
"Hey Em, lihat laki-laki yang berjalan di depan kita. Rambutnya sangat aneh! Hahahahaha." Aku tertawa puas. Bisa disebut aku sedang membicarakan laki-laki aneh itu atau meledeknya? Entahlah tapi itu benar-benar membuatku geli. Emily hanya geleng-geleng mendengarku. Dia hanya tertawa saja melihatku. Dan setelah kami menunggu di kantin, akhirnya pun kami melanjutkan mata kuliah selanjutnya.************
Tidak terasa sudah 5 bulan aku berkuliah disini. Rasanya sangat menyenangkan! Karena salah 1 dosen akan mengadakan event seperti Pentas Seni. Dan aku mewakili kelasku untuk tampil solo piano pada saat pentas nanti. Saat itu aku sedang berlatih bersama-sama dengan kelas lain di Auditorium kampusku. Sangat besaaar sekali dan megah. Tak salah mengapa kampusku dinilai sebagai kampus termegah di London. Memang setiap sudut bangunannya mempunyai kemegahan tersendiri dan sangat indah dilihat.
-skip-
Aku memutuskan untuk beristirahat sejenak. Tiba-tiba aku bertemu dengan salah satu temanku pada saat Junior High School. Namanya Madison. Ternyata ia satu kampus denganku dan ia akan tampil saat pentas nanti sama sepertiku. Tetapi ia bernyanyi dengan diiringi iringan Gitar Akustik. "Hi (Y/N)!" sapa Madison. "Oh hi Madison!" sapaku ganti. Madison melempar senyuman ke arahku dan langsung berlalu menuju auditorium untuk melanjutkan latihan, diikuti lelaki berambut keriting yang sedang membawa gitar di belakangnya. Sepertinya aku mengenalinya? Lelaki itu yang aku lihat di kantin bersama Emily saat itu. Tapi dia sedikit berbeda, rambutnya lebih pendek dari pertama yang kulihat. Mimik wajahnya dingin sekali. Ternyata lelaki aneh itu satu kelas dengan Madison.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You (Imagine or Fanfiction Harry Styles)
RomanceHarry Edward Styles. Diam-diam memiliki rasa pada (Y/F/N). Apakah (Y/N) punya perasaan yang sama?