*Harry's POV*
Apa yang harus kulakukan? Aku tak bisa menyembunyikan perasaan ini. Tapi ini terlalu cepat. Aku akan menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan semuanya pada (y/n). Aku takut ia tidak menyukaiku.
Malam ini aku gelisah. Aku memikirkannya setiap malam. Aku putuskan untuk melampiaskan dengan bermain gitar saja dan kurekam. Lalu akan kukirimkan ke (y/n), semoga dia suka.
Tanggapan dia sepertinya tidak menyukaiku. Aku harus berhenti atau melanjutkannya? Aku tidak boleh menyerah. Aku harus mencobanya.
Lambat laun (y/n) meresponku. Sepertinya ia menyukaiku. Tapi aku tidak boleh terlalu percaya diri. Jika dia hanya sedang mood bagaimana? Ah sudahlah. Memikirkan wanita itu membuatku gila. Dia membuatku tak bisa tidur. Alisnya yang sangat tebal, pipinya yang chubby, senyumnya yang manis, dan rambutnya yang tebal yang sempat kubelai saat dia tidur di tenda. Dia sangat cantik. Apalagi saat pentas di aula, sangat menawan. Aku tak bisa berhenti memikirkannya...
*YN's POV*
Harry mengirimkanku rekaman suara gitarnya. Ya Tuhan ini sangat indah. Aku menyimpannya dan selalu kuputar saat aku mau tidur.
*skip*
Pagi ini hari biasa, yah, pergi ke kampus. Saat di kampus aku bertemu dengan Harry, tapi dia tidak menyapaku. Ada apa dengan dia? Biasanya dia menyapaku dan mengajak makan di kantin, tapi kenapa sekarang dia menjadi dingin? Ini tak biasanya..
Saat aku iseng membuka akun Twitter-ku, aku iseng mencari akun Twitter Harry. Dan aku menemukannya. Aku lihat avatarnya dia bersama seorang wanita yang sedang mencium pipinya. Tunggu, dia kan Olivia? Dia adalah juniorku saat Junior High School. Jadi dia adalah pacar Harry selama ini? Mengapa Harry tak pernah cerita padaku? Tiba-tiba air mataku turun ketika melihat bio Harry yang bertuliskan nama Olivia. Aku tak percaya, Harry tak pernah cerita sebelumnya. Ah sudahlah, aku ini siapa? Tidak pantas aku seperti ini. Harry bukan siapa-siapaku yah meskipun aku menyukainya. Tapi lebih baik kukubur dalam-dalam perasaan ini. Mungkin ini sebabnya mengapa Harry tak menyapaku tadi.
*Harry's POV*
Sudah beberapa hari ini (y/n) tak menyapaku. Bahkan dia tak membalas pesan teksku. Dia juga seperti menghindar dariku jika bertemu di kampus. Apa ia tak menyukaiku? Arrggghhh. Aku bingung. Apa aku harus menyatakannya sekarang? Aku tak tahu. Louis bilang aku harus segera mengatakannya tapi bagaimana? Aku tak pandai dalam hal ini. Lebih baik aku segera mandi dan berangkat ke kampus dan menemuinya. Mungkin menyatakannya juga?
Saat sampai di kampus aku tak menemuinya. Aku putuskan untuk pergi ke taman, karena biasanya kita sering tidak sengaja bertemu disana. Siapa tau dia sedang disana dengan begitu aku bisa mudah dan langsung menyatakan padanya. Dugaanku benar, (y/n) ada disana.
"(y/n)!" ia hanya diam dan menolah melihatku.
"sombong banget sih kamu. Kamu kok selalu menghindar sih? Ga pernah bales pesan teks pula"
"maaf Harry aku nggak sempat balas karna aku sedang padat" jawabnya singkat.
"Harry aku duluan yaa ada yang harus aku lakukan. Bye"*YN's POV*
"Harry aku duluan yaa ada yanh harus aku lakukan. Bye" jawabku singkat berusaha menjauh darinya. Tapi ia dengan sigap menarik lenganku.
"Tunggu (y/n). Kenapa kamu selalu menghindar dari aku? Apa salah aku (y/n)?"
"kamu nggak salah apa-apa Harry. Mungkin cuma perasaan kamu aja" jawabku senyum lalu hendak pergi tetapi tanganku ditarik lagi oleh Harry.
"Tunggu (y/n)! I miss you.." sontak Harry langsung memelukku. Aku terkejut dan segera melepaskan pelukannya.
"Apa-apaan Harry! Lepaskan! Kamu ini kenapa?!"
"Ada yang harus aku omongin ke kamu (y/n).."
"Apa?" jantungku berdetak. Menebak apa yang akan dibicarakan Harry?
"Aku menyukaimu (y/n) pada saat pertama aku melihatmu menyapa Madison. Aku tak tahu harus bagaimana, entah aku harus menyatakannya atau tidak? Aku takut kamu tidak menyukaiku. Uh (y/n) maafkan aku, aku tidak bermaksud. Kamu jangan marah (y/n). Kalo kamu tidak menyukaiku tak apa, kita bisa berteman kok" jadi Harry menyukaiku juga? Tapi, dia sudah memiliki Olivia. Mungkin Harry sekedar kagum dengan performanceku saja pada saat pentas. Aku tak boleh berharap lebih.
"Uh Harry. Aku tidak marah kok. Seriap orang berhak menyukai siapapun. Anyway terimakasih ya Harry. Kita berteman kok" jawabku senyum. Entah ini jawaban yang benar atau salah, aku hanya berusaha untuk menghargai perasaannya. Aku juga tak ingin merusak hubungannya dengan Olivia.
"Ter.. terimakasih (y/n). Tapi please, jangan menghindar dariku.."
"I.. iya Harry" aku gugup. Lebih baik aku meninggalkannya sekarang.*Harry's POV*
"Dasar bodoh! Kenapa aku tak bilang punya perasaan lebih padanya?! Bodoh! Aku terlalu gugup untuk menyatakannya. Aku belum siap"
Aku mencoba mengirim pesan ke (y/n).
To: (y/n)
I need to talk. Tomorrow at park. Cu tommoz xx
Sent!
Beberapa menit kemudian (y/n) membalas.
From: (y/n)
Okay. Cu too xx
Hey kayanya rada absurd yah? Iya ga sih? Sarah dong kurangnya apaan. Atau maybe bisa kasi kritik saran juga di comment. Ini karna efek kurang inspirasi tapi aku paksain hehehe jadinya ceritanya rada aneh._.
Keep vomments yah! xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You (Imagine or Fanfiction Harry Styles)
RomanceHarry Edward Styles. Diam-diam memiliki rasa pada (Y/F/N). Apakah (Y/N) punya perasaan yang sama?