EPS 03 : Alasan Ikut Akselerasi ....

92 11 2
                                    

Dipublikasikan pada 2 Februari 2024
Belum direvisi

"I don't know what to do, where should I start. What about youth? I don't need any more words"
—A-Teen, Seventeen (A-Teen OST)

『✎﹏

USAI membayar ayam geprek, es jeruk, dan gorengan lima biji di kantin, Yuvika kembali mendekati Devan. Si kecil elok itu memberikan pesanan Devan, sudah pasti pemuda itu menerimanya dengan senang hati.

“Udah, kan? Oke fiks lo jadi ketua,” ucap Yuvika lalu pergi lebih dulu meninggalkan Devan.

Devan menggaruk tengkuknya, dalam hati ingin menyerukan nama Yuvika namun sayang dia tak ingat namanya. Mau tak mau Devan lari menyusul dan menggenggam tangan kiri Yuvika.

“Buat lo aja, gue cuma bercanda aja tadi,” ucap Devan kemudian mengembalikan keresek hitam berisi pesanannya tersebut ke Yuvika. Lalu pergi begitu saja, meninggalkan pertanyaan pada gadis dengan tubuh mungil itu.


『✎﹏ 』


Dua Minggu kemudian ....

Hania masuk ke dalam kelas setelah dari kamar mandi, si jaket hitam itu kelihatan gempar membuat yang lain terheran-heran. Katanya, saat berjalan di sepanjang lorong kelas sepuluh, dia tak sengaja mendengar pembicaraan dua guru yang sedang membicarakan sesuatu di depan kelasnya.

Menyebutkan perihal yang mungkin terjadi, di mana kedudukan murid akselerasi kelas sepuluh akan diatur ulang lagi, sebagian murid ada yang mau tidak mau harus berhenti dan sebagian lagi dapat bergabung di program unggulan sekolah tersebut.

“Berarti beneran dong kalo bakal ada eliminasinya?” Elina masih menduga-duga.

Kiana menjentikkan jari dan meminta teman-temannya untuk datang mendekat. Belum sempat memberikan berita penting, pintu kelas tiba-tiba terbuka. Menampilkan Yuvika sebagai murid terakhir yang masuk, lalu Kiana meminta si mungil itu untuk datang mendekat.

“Tau nggak kakak kelas kita, anak akselerasi angkatannya kak Jayendra, katanya ada empat orang yang dikeluarin dari akselerasi,” jelas Kiana membuat sebagain teman-temannya menaruh minat perhatian kepadanya.

Shafira memajukan wajah ingin tahu. “Terus-terus?”

“Empat orang itu dipanggil lagi sama Waka, ditawarin mau ikut akselerasi lagi atau enggak,” lanjut Kiana.

“Enak banget ya, masih dikasih tawaran mau lanjut atau enggak. Sedangkan kita, sekali dikeluarin ya udah keluar,” curhat Yuvika seraya merapikan poni rambutnya.

Naren menggaruk pipinya, dia merasa ganjil. Dari mana Kiana tahu cerita-cerita tersebut, padahal angkatannya belum lama berada di SMA Angkasa. Lalu Kiana menjawab jika berita waka yang menawarkan anak-anak yang tereliminasi untuk bergabung lagi ke akselerasi sempat membuat gempar satu sekolah, tentu berita itu jauh sebelum mereka berada di SMA Angkasa.

“Tunggu dulu.” Cika diam sejenak, “Bukannya kelas mereka ada Kak Mila ya?”

Sean bertepuk tangan seraya menunjuk gadis yang duduk di depannya. “Bener, yang waktu itu pernah menang olimpiade di Singapura itu, kan? Gue fans beratnya dia.”

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang