EPS 33 : Is Your Parents Can Go

51 7 0
                                    

Telah direvisi pada 13 Mei 2024
Dipublikasikan pada 15 Mei 2024

"Big wave, Big wave, don't stop. Break it up, Break it up, now face it. Ride on, ride a bigger wave. Sail smoothly through all the problems and pass it"
—Dice, NMIXX

『✎﹏ 』

SEMUA orang beralih haluan ke murid perempuan dengan kardigan cokelat, saling pandang lalu berbisik. Gadis itu menoleh ke kiri melihat Elina, Naren dan Dhara bergantian. Tiga temannya itu tidak berhenti-henti memperlihatkan raut muka kecewa bercampur jengkel yang membuatnya dalam kebimbangan. Sesungguhnya apa yang sudah berlaku? Kenapa orang-orang ini terus melihatnya?

Gadis itu menaruh sepatu di atas rak dan membuka pintu, saat itu juga kelas yang awalnya riang gembira mendadak lengang sesudah kedatangannya.

"Liat siapa yang baru aja datang, nyali lo gede juga ternyata," sindir Ardika sembari melipat kedua tangan mengamati si kardigan coklat yang masih berdiri di depan kelas.

Kiana merasa ganjil. "Kenapa kalian liatin gue kayak gitu?"

"Teman-teman." Hania menoleh ke arah yang lain, "Apa cuma gue yang merasa, kalo dia memanipulasi nilai kita demi peringkatnya sendiri?"

Lipatan kulit pada dahi Kiana tampak begitu jelas. "A—apa?"

"Pantas aja nilai gue turunnya nggak masuk akal banget. Gue kira emang karena gue yang kurang rajin belajarnya, ternyata ada kecurangan di kelas ini," sindir Gita.

Kiana membuka ponselnya, banyak  DM yang muncul dan ia membuka salah satu dari DM tersebut.

@kipasturbo
Hei, yang diberita ini beneran lo?
/Link

Kiana menekan tautan tersebut, menunjukan sebuah berita mengenai dirinya yang ketahuan memanipulasi nilai teman-temannya sendiri, ulasan negatif yang besar jumlahnya itu memenuhi semua unggahan media sosialnya. Bahkan yang lebih parah, ada yang mengatakan bahwa dirinya lebih baik mati saja.

Kiana menoleh ke arah teman-temannya. "Itu nggak benar."

Gita berjalan ke arah gadis itu. "Semua bukti udah ada dan lo bilang itu nggak benar? Apa lo masih kurang puas sama nilai lo, sampai punya keinginan mengubah nilai temen-temen lo juga? Jadi mereka yang kembali ke kelas reguler itu adalah korban dari keegoisan lo?! Jawab!"

"Gue udah bilang, itu nggak bener!" balas Kiana yang langsung mendapat tamparan dari gadis berponi di depannya.

Kiana mengusap pipinya dengan air mata yang berlelehan, perlakuan kasar yang barusan dia dapatkan itu berhasil membuat hatinya terasa sakit.

"Yuvika masuk RSJ gara-gara lo, dan lo nggak merasa bersalah tentang itu?! Temen macam apa lo?!" kesal Hania hendak akan menjambak rambut Kiana, namun Jiya sebagai orang ketiga langsung memisahkan mereka berdua.

Kiana menunjuk semua orang yang ada di dalam kelas. "Kalian nggak tau apa-apa!"

"Kenapa kami semua harus ngertiin lo?" tanya Hania kembali menghampiri si kardigan coklat, "Apa karena lo merasa terpojok dan sekarang lo mau menyangkal berita itu?"

Sekertaris itu memajukan wajahnya. "Lo menyedihkan banget."

Kiana menatap tajam Hania yang tersenyum miring ke arahnya. Kedua tangannya tergenggam erat karena dirinya kena perangkap. Devan tidak ada, dan dia merasa paling dirugikan di sini.

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang