2

255 39 8
                                    



Di ruangannya, Jungkook tak hentinya tersenyum sambil memandangi foto pria cantik di ponselnya yang dia ambil diam-diam kemarin saat di ruang meeting. Sudah dari beberapa jam yang lalu aktifitasnya hanya memandangi foto itu, sampai pekerjaan pun Namjoon yang menghandle semuanya. Sepertinya sang bos muda ini sedang jatuh cinta

"Jam berapa kita akan melakukan pertemuan dengan Hyung cantik, Namjoonah ??"

"Sebentar lagi Sajangnim"

"Euhm,, Namjoonah .... Aku ingin sekali memberikan sesuatu pada Hyung cantikku. Kira -kira apa yang cocok untuknya?"

"Beri saja bunga Sajangnim" jawabnya sambil mengerjakan sesuatu di laptopnya

"Wahhh .... benar sekali. Kau ternyata pintar juga hahahaha .... tapi lebih pintar saya. ya sudah, ayo kita cari bunga"

.

.

Sekarang dua pemuda tampan nan gagah sudah berada di perusahaan Seokjin setelah mampir sebentar ke toko bunga. Raut wajah ceria sang bos tampan itu semakin bertambah ceria karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan seseorang yang berhasil menarik hatinya. Dengan membawa sesuatu di tangannya, dirinya berjalan menuju ruangan Jimin, keduanya masuk setelah mendapat ijin dari sang pemilik ruangan

"Ini apa ?!" Wajah Jimin terlihat kebingungan bukan main saat Jungkook memberikan sesuatu

"Sebuah bunga cantik untuk orang yang cantik hehe"

"Ehm ... maaf tapi ...."

"Sudah terima saja Hyung cantik. Aku sudah susah payah membelinya lo. Kupikir setangkai bunga kurang cukup untuk seorang yang cantik sepertimu. Jadi kubelikan seperti ini saja" Jungkook memperlihatkan wajah sedihnya sehingga mau tak mau Jimin menerimanya

"Sudah ku bilang kan Sajangnim, jangan bunga yang itu" bisik Namjoon. Keduanya sudah duduk di hadapan Jimin

"Memang kenapa sih ? Terus kenapa dia terlihat seperti sangat syok begitu ??"

"Wajar sih, seandainya saya yang di berikan bunga itu juga bukannya malah senang tapi malah bingung dan syok. Mana ada orang ngasih bunga sepot-pot nya" bisik Namjoon sangat kesal dengan sifat bosnya yang terlalu percaya diri

"Kalau ngasih bunga setangkai mah itu namanya peliitt Namjoonnah. Saya ini juga ingin menunjukkan kepadanya bahwa saya tidak pelit. Nah maka dari itu saya beli bunga itu sekalian potnya" jawabnya masih berbisik

 Nah maka dari itu saya beli bunga itu sekalian potnya" jawabnya masih berbisik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Bunga yang di beri Jungkook pada Jimin )

"Ehem .... bisa kita mulai mettingnya, tuan Jungkook ?"

Melihat Jungkook dan sang asisten kerap saling berbisik , Jimin mulai geram

"Oh .... silahkan di mulai Hyung cantik. Aku akan disini diam memperhatikanmu . Ehh .... maksudnya aku akan diam disini memperhatikanmu menjelaskan" ucapnya pada Jimin di selingi kekehan

Setelah itu Jimin menjelaskan konsep produk yang akan di produksi oleh dua perusahaan besar itu. Jimin dengan serius dan cekatan dalam menjelaskan sangat berkali-kali semakin cantik dan tampak mempesona di mata Jungkook, terlihat Namjoon juga mencatat beberapa poin yang penting saat Jimin menjelaskan. Namun berbeda dengan bos tampan satu ini, dirinya sedari tadi senyam-senyum memandangi Jimin, dengan kedua tangannya yang bertumpu pada dagunya. Hal itu cukup membuat Jimin merasa tak nyaman

"Tuan Jungkook, bisakah kita serius" kesalnya

"Oh bisa Hyung cantik. Mau hari ini juga ? Aku dengan senang hati mau serius denganmu. Dimana Seokjin, aku harus ijin dulu pada saudara mu Hyung cantik ?" tegasnya

Jimin menghela nafas panjang, terlihat juga dia menjambak rambutnya tanda ia sangat frustasi menghadapi pria di depannya. Jimin jadi meragukan Jungkook, apakah benar dia itu pemilik perusahaan. Disandarkan kepalanya di kursi kerjanya sambil memejamkan matanya sebentar untuk mengontrol emosinya namun tak sengaja ia memperlihatkan leher mulusnya yang membuat Jungkook menelan ludahnya dengan kasar. tak lupa dia menyuruh asistennya untuk menutup mata. Karena ia tidak mau berbagi melihat pemandangan indah itu

"Hyung cantik jangan diam saja. Kamu masih marah ya, karena aku memberikan bunga yang salah ?" Ucapnya, terdengar sedih

"Kenapa tidak sekalian saja dengan lahannya, biar bisa jadi taman bunga" Jimin yang kesal pun menjawab asal

"Oh ... Ide bagus. Namjoonnah cepat carikan lahan, tanyakan pada beberapa kolega kita"

Maka dengan spontan Namjoon langsung memukul pundak sang bos karena dirinya sudah sangat tidak tahan dengan sikap sang atasannya itu. Sementara Jimin nampak semakin frustasi terlihat dari dia yang berkali-kali mengusap wajahnya kasar

Setelah pertemuannya dengan Jungkook, Jimin memasuki ruangan Hyung nya. Disana Jimin melihat Seokjin sedang serius mengerjakan sesuatu. Sehingga Jimin yang tak mau mengganggu memutuskan untuk duduk di sofa

"Kenapa hmm ? Kau ada masalah ?" Meskipun seperti tak melihat sang adik, Seokjin tahu bahwa adiknya sedang terlihat kesal

"Hyung ?"

"Hemm ?"

"Kau yakin teman mu itu CEO ?"

"Yaakk .... kenapa kau bicara seperti itu. Aku ini sahabatnya, kita adalah satu-satunya pemuda yang sukses di negara ini" Hyungnya berkata dengan kecepatan maksimum

"Tapi sikapnya tidak mencerminkan kepribadian CEO sama sekali"

"Memang apa yang di lakukannya terhadapmu ?"

"Dia sangat aneh haaahh .... sudahlah"

"Kau memang belum mengenalnya lebih jauh. jika kau sudah mengenalnya, kau pasti menemukan sifatnya yang asli" ucap Seokjin
Kemudian dia berjalan menuju sang adik

"Kau pasti melihat dia sangat narsis seperti hyungmu ini kan ? Dia juga sangat ceria dan humoris. Tapi di balik semua itu, dia adalah anak yang sangat kesepian. Ada luka di hatinya yang tak bisa dibagi dengan orang lain. Bahkan dia masih ada batasan jika menceritakan hidupnya kepadaku" Seokjin menjelaskan dengan serius, bahkan dirinya tak menyelipkan sedikit candaan di setiap penjelasannya

.

.

Malam hari Jungkook pulang dengan keadaan rumahnya yang gelap gulita, saat ia membuka pintu tampak sunyi seperti tak berpenghuni. Tapi Jungkook sudah terbiasa dan tidak terkejut lagi dengan keadaan ini. Rumahnya tak terlalu besar namun terlihat mewah. Iya berjalan mengendap-endap dengan perasaan gelisah. Wajahnya terlihat sedih saat menemukan pria paruh baya terduduk di meja makan dengan membawa minuman beralkohol di tangannya.

"Appa ..."

Pria paruh baya itu menoleh dan langsung melempar botol alkohol itu ke arah Jungkook sehingga keningnya terkena pecahan kaca. Darah segar mengalir tapi pria tampan itu seperti tak merasakan apapun

"Tolong berhentilah minum, Appa" mohonnya dengan iba. Alih-alih berhenti sang ayah malah memukul wajah anaknya berkali-kali

Bugh

Bugh

Bugh

"Dasar anak tak tahu di untung, mati saja kau !!" Sentaknya, kemudian ia tak hentinya menendang perut Jungkook. Setelah melihat anaknya tak berdaya barulah dia berhenti dan meninggalkan Jungkook sendirian

Namjoon malam itu akan mengantarkan berkas ke rumah atasannya begitu terkejut saat melihat Jungkook terkapar tak berdaya

"Sajangnim !!"

















Stole My Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang