"Kau di pukul lagi ? Kenapa kau diam saja, kenapa gak ngelawan haaaiss .... dasar bodoh !!" Seokjin terlihat emosi dan sangat frustasi menatap Jungkook. tangannya juga kerap kali memeriksa kening Jungkook yang terluka
"Tak apa Hyung jika itu membuat appa puas"
"Itu salah Jung, sekalipun itu Appa mu sendiri tapi perbuatannya itu salah. Mana ada orangtua yang memperlakukan anaknya seperti itu"
Kedua lelaki yang biasanya berbicara dengan di selingi candaan kini terlihat berbicara serius. Jimin yang akan masuk ke ruangan sang kakak pun terhenti kala sang kakak berbicara dengan nada agak meninggi dan sedikit emosi. Di balik pintu yang setengah terbuka itu, dirinya sedikit ngeri saat melirik luka di kening Jungkook, kemudian dia pergi meninggalkan ruangan itu, memberikan waktu pada sepasang sahabat itu untuk berbagi keluh kesah
"Istirahatlah, jangan mengerjakan sesuatu dulu. Biar asistenmu yang menghandle semuanya. Aku akan menjelaskan nya pada adikku nanti jika dia menanyakan mu"
"Hyung ..."
"Apalagi ?" kesalnya
"Terimakasih untuk semuanya .... kau satu-satunya orang yang peduli denganku"
"Yaakk .... aku sudah menganggap mu sebagai adikku sendiri"
"Kalau begitu .... ijinkan aku mendekati Hyung cantik hehe" Jungkook berkata di selingi dengan cengiran
"Hyung cantik siapa ?"
"Jimin Hyung ku yang cantik itu"
"Hah .... Kau menyukai adikku ? Kau berani mendekati nya ?" Tanyanya heran, di balas anggukkan oleh Jungkook
"Aku tak bisa menjamin apapun, adikku itu sangat galak. Sifatnya sangat berbeda denganku. Tapi sebenarnya dia adalah orang yang berhati hangat. Dan aku akan mendukung apapun keputusan mu"
"Terimakasih Hyung hehe"
.
.
Berdiri dengan menatap indahnya langit sore di bangunan paling tinggi di gedung perusahaan milik sang sahabat membuat dia merasa lebih baik. Pria tegap itu sering sekali menyembunyikan dirinya dari orang lain jika ia sedang mengalami sedikit masalah. Dengan menyesap sebatang rokok di bibir tipisnya ia akan berlarut larut berada dalam pikirannya sendiri. Sampai ia tak menyadari ada seorang lagi yang datang di tempat itu.
"Kau merokok ?"
"Jika hanya banyak pikiran saja" jawabnya tanpa melihat siapa yang bertanya
"Berat sekali ya ?"
"Heum ...." Menyadari saat mendengar suara yang tak asing baginya ia pun secepat kilat menoleh pada seseorang yang sejak tadi mengajak ia bicara. Dan setelah mengetahui orang itu adalah Jimin maka dengan cepat ia matikan rokoknya dan menyingkirkan asap rokoknya dengan mengibaskan tangannya ke udara
"Hyung cantik ma-maaf" ucapnya terbata
"Kenapa minta maaf ?"
"Asapnya ..."
"Tak apa, kau pun tak menyadari kedatanganku" Jimin berkata dengan memperlihatkan senyum cantiknya, Jungkook yang melihat itu jadi salah tingkah
"Ada apa dengan lukamu ?"
"Ah ... tak sengaja terbentur dinding saat aku mandi hehe"
"Bohong !!" Satu kalimat yang mampu membuat Jungkook tersentak
"Tadi aku tak sengaja mendengar pembicaraan mu dengan Hyung ku"
"Ehm iy-iya it-itu ..."
"Tak apa, jika tak nyaman bercerita. Aku orang baru disini. Tapi .... jika kau membutuhkan tempat cerita selain hyungku datanglah padaku sebagai dirimu bukan sebagai orang lain. Aku yakin dirimu yang bertingkah agak konyol ini bukan dirimu yang sebenarnya kan" lagi, Jimin berkata dengan menampilkan senyumnya dan lagi-lagi membuat Jungkook tertegun
"Maka jangan salahkan aku jika aku makin menyukaimu Hyung cantik" di balas senyuman cantik dari Jimin "Tuhan itu sangat adil ...."
"Heum ?"
"Di saat hidupku yang selalu pahit, tuhan menghadirkan mu sebagai pemanis hehe"
"Ahh .... mulai lagi" Jimin sangat jengah namun terlihat senyum tipis di wajahnya
"Ehmm .... Hyung cantik boleh minta sesuatu nggak ?"
"Apa ?! Asal jangan aneh-aneh ya"
"Tangan kamu ..."
"Hah ?! Tangan aku buat apa ?" tanyanya heran
"Biar cinta aku ke kamu gak bertepuk sebelah tangan hehe"
" ......"
"Aku senang hari ini Hyung cantik jadi banyak tersenyum, itu membuatmu sangat sangat cantik. Oh ... Bukan berarti kamu setiap harinya nggak cantik, kamu selalu cantik. Tapi jika dengan tersenyum kamu berkali-kali lebih cantik. Aku bahkan heran padamu .... padahal Tuhan menciptakan jin Hyung sebagai manusia, aku pun manusia tapi kamu kok bidadari hehe"
"Kamu selalu seperti ini ya, dengan orang lain ?"
"TIDAK !! Aku seperti ini hanya padamu Hyung cantik" elaknya dengan cepat
Jungkook yang berpikir rayuan apa lagi yang akan di gunakan untuk menggoda pria cantik didepannya ini tiba-tiba saja tersentak kaget saat tangan halus memegang luka di keningnya. Perlahan tangan itu mulai mengelus di sekitar lukanya membuat Jungkook yang di perlakukan seperti itu merasa nyaman dan perlahan memejamkan matanya.
"Kau pasti bingung ya dengan keadaan ini .... Kau sebenarnya ingin melawan tapi dia adalah ayahmu. Kau pasti tidak tega dan tentunya itu tidak mudah bagimu. Tapi kau hebat, sudah bertahan sejauh ini, dia pasti punya alasan memperlakukanmu seperti itu" ucapnya setelah selesai mengelus kening Jungkook
Jungkook tersenyum lebar, hatinya menghangat karena pada akhirnya untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ada seseorang yang sepemikiran dengannya, mengerti isi hatinya tanpa harus di jelaskan
"Hyung cantik kenapa kita tidak langsung pacaran saja, heum ?"
"Aku serius Jungkook ...."
"Hehe tapi yang aku katakan tadi juga serius Hyung cantik"
" .... "
"Sebelumnya Appa ku sangat menyayangiku dan juga ibuku. Dulu kami adalah keluarga yang harmonis, tak pernah sekalipun kita bertengkar atau pun berselisih paham. Appa juga mengurus perusahaannya dengan baik.
Aku sangat bersyukur dan bahagia tentang itu, namun kebahagiaan itu hanya sebentar setelah meninggalnya Eomma. Appaku menjadi berubah .... dia sering tidak pulang ke rumah, sekalinya pulang dia selalu dalam keadaan mabuk. Karena perubahannya .... hal itu juga mempengaruhi perusahaannya. makin lama semua koleganya menjauhinya ....Lebih parahnya dia selalu menghajarku .... dan anehnya aku selalu diam jika di pukuli olehnya. Pikirku .... mungkin dengan menghajarku, emosinya sedikit terlampiaskan. Jin hyung adalah satu-satunya orang yang selalu ada di belakangku, selalu membimbing dan menjadi penyemangat ku. Dia juga satu-satunya orang yang menolongku saat perusahaan ku sedang mengalami kesulitan pada saat itu. Meski kadang dia juga kesal jika aku diam saja bila di pukuli appaku haha .... tapi dialah orang pertama yang memberi tangannya untukku"
Jungkook tertegun saat Jimin menepuk-nepuk pundaknya tak lupa dengan senyuman di wajahnya yang membuat Jungkook sangat terlena
"Kau sudah hebat, Jung. Eomma mu disana pasti akan bangga melihat putranya sedewasa ini. Terlepas dari perlakuan buruk Appa mu .... Kamu masih beruntung masih bisa melihat wajahnya .... beruntung di beri kesempatan melihat dia menunjukkan kasih sayangnya kepadamu. Beruntung masih bisa berbicara dengannya. Berbeda denganku .... aku sedari kecil sudah tak pernah melihat kedua orangtuaku. Aku yang tak di beri kesempatan untuk berbicara bahkan bercanda dengan mereka. Aku yang tak di beri kesempatan merasakan kasih sayang mereka. Aku dan Hyung ku di tinggalkan saat itu Jin Hyung yang masih berusia 6 tahun dan aku yang masih 9 bulan .... kau pasti sudah tahu cerita lengkapnya dari Hyung ku kan ? Jadi aku tak perlu meneruskannya lagi"
Keduanya masih melanjutkan perbincangannya dengan Jungkook yang tak hentinya mengeluarkan candaan. Setidaknya dengan cara itu, ia bisa menghibur Hyung cantiknya.
Seokjin meneteskan air matanya saat tak sengaja mendengar sang adik bercerita tentang kedua orangtuanya dari pintu rooftop
"Semoga kau bisa membuka hatimu untuk Jungkook, adikku ...." gumamnya lalu pergi meninggalkan keduanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Stole My Heart
RomanceDimana Jungkook yang punya kepribadian humoris dan narsis di pertemukan dengan hyung cantik yaitu Jimin *Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh kejadian peristiwa itu hanyalah kebetulan semata. *Komen dan vote kalian adala...