Sudah terhitung 3 hari, Zhan kesal sama papa nya bagaimana tidak kesal? Papanya selalu pamer kalau bisa mendapatkan menantu seorang artis.
Memang apa bagusnya jika Yibo seorang artis? Zhan malah tidak menginginkan itu.
"Ma coba lihat kelakuan papa, pamer mulu kerjaannya"
"Biarin aja Zhan, kamu tahu sendiri kan gimana papa kamu itu" jawab nyonya Xiao tenang sembari meminum tehnya.
"Kok mama bisa sih cinta sama papa" Zhan langsung menatap sang mama sedangkan nyonya Xiao berhenti menyeruput teh ya lalu kembali menatap Zhan.
"Mama ngga tau, emang kalau udah cinta ya mau gimana lagi"
Zhan menatap nyonya Xiao malas, mamanya ini suka sekali menjawab dengan jawaban mengada-ada seperti papanya. Sebenernya ia tahu kok kalau mama nya itu terpikat oleh ketampanan sang papa sewaktu remaja dulu, ya walaupun papa nya itu agak begitu.
"Kamu sendiri gimana Zhan, sudah cinta belum sama suamimu?"
Pertanyaan dari sang mama membuat Zhan terdiam. Bagaimana ia menjawabnya? Yibo dan Zhan belum lama untuk saling mengenal dan dalam waktu sesingkat itu mereka menikah, itu juga karena sebuah 'kecelakaan'
Zhan tidak tahu akan perasaannya sendiri. Yibo juga bersikap baik pada Zhan, itu juga sepertinya hanya karena bertanggungjawab pada Zhan yang tengah mengandung anaknya. Bahkan saat Zhan meminta untuk tidur terpisah saja Yibo hanya mengangguk tanpa adanya bantahan. Zhan tidak tahu perasaanya sendiri maupun perasaan Yibo terhadapnya
"Kenapa diem?"
Zhan tersadar dan kini menatap sang mama, lalu kemudian menggeleng.
"Ngga tahu"
Mendengar jawaban dari anaknya membuat nyonya Xiao hanya bisa mengangguk, ia mengerti. Tak lama Yibo datang dengan sekeranjang jeruk ditangannya.
"Ini"
Yibo menyodorkan keranjang itu pada Zhan. Ini juga Zhan sendiri yang memintanya, tadi dia menginginkan buah jeruk tapi jarak kebun jeruk dari rumahnya agak lumayan jauh dan sedikit menanjak jadi Zhan meminta Yibo untuk mengambil buah jeruk itu.
Yibo hanya duduk dan memperhatikan Zhan yang sedang memakan buah jeruk dengan lahap. Zhan yang merasa ditatap lama pun melirik pada Yibo.
"Kenapa lihatin nya kayak gitu?"
"Ngga kok, suka aja lihatin kamu" jawab Yibo dengan senyuman lembut diwajahnya
Pipi Zhan sedikit bersemu mendengar itu. Dengan segera Zhan memalingkan wajahnya untuk mengalihkan rasa malunya itu.
"Zhan.. aku boleh elus perut kamu?"
Zhan sedikit melirik Yibo yang baru saja meminta ijin dengannya. Dengan kaku Zhan menganggukkan kepalanya dan kembali memalingkan pandangannya.
Yibo tersenyum lebar dan segara menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan istrinya itu, tangannya menjulur dan bersentuhan langsung dengan perut Zhan. Nyonya Xiao melihat Zhan dan Yibo puny hanya tersenyum maklum, lalu kembali melanjutkan minum teh nya.
Interaksi anak dan menantunya itu masih kaku, tapi ia yakin suatu hari nanti mereka tidak seperti itu. Walaupun mereka menikah karena terpaksa, nyonya Xiao saat melihat ketulusan di mata Yibo, ia yakin Yibo adalah pemuda yang baik.
"Jadi, Lo mau ngomong apa?" Tanya Zhoucheng sembari meletakkan minumannya yang baru ia minum
Jili secara tiba-tiba mengajaknya untuk bertemu di kafe untuk membicarakan sesuatu. Jili sendiri tidak menjawab pertanyaan dari Zhoucheng malah senyum-senyum sendiri dan itu membuat Zhoucheng sedikit heran.