Ikut denganku

356 30 0
                                    

"Oh iya, namaku Kairi, Kairi Ygnacio Rayosdelsol salam kenal tuan Gilang" ujar Kairi memperkenalkan dirinya pada Gilang ya walaupun sebenarnya tidak di tanya

"Kairi? Namamu Kairi kan, aku tak pernah mendengar tentang keluarga bernama Rayosdelsol di seluruh kerajaan Arsencountius ini. Lantas dari manakah dirimu berasal?" Tanya Gilang yang heran karena tak pernah mendengar nama keluarga seperti yang di sebutkan oleh Kairi. "Apakah kau dari kerajaan seberang? Atau dari negri seberang?" Sambung Gilang penasaran dengan Kairi

'Ni orang banyak tanya juga ya, sama aja kayak si Sanz' batin Kairi julid

"Bukan..... gue bukan dari sini, bahkan bukan dari negri seberang" jawab Kairi dengan lemas (cape guys jalan terus sepanjang hari, mau istirahat malah di gangguin sama pertanyaan ga jelas dari orang).
"Gue? Apa itu, apakah sejenis makanan?" Tanya gilang lugu seperti anak polos

"Bukan, gue itu sama seperti saya dan aku. Hanya saja itu tidak baku atau bahasa sehari-hari/gaul" jelas Kairi

Sebelum Gilang bertanya lebih lanjut tiba-tiba saja Kairi jatuh pingsan karena kelelahan.

"Roy, cepat bawa dia. Kita lanjutkan perjalanan kita, lebih baik kita beristirahat di dekat pintu keluar hutan di bagian tenggara" ujar Gilang dengan sedikit panik saat melihat Kairi pingsan

"Baik tuan muda" balas Roy patuh sembari turun dari kudanya dan mengangkat Kairi.

Di tengah malam terdengar suara telapak kaki kuda sedang berlari dengan cepat.

Sesampainya di sebuah rumah yang sedikit kumuh yang ga kumuh-kumuh banget sih, mereka berhenti untuk bermalam dan istirahat sejenak.

"Letakkan dia di kasur itu" titah Gilang pada Roy yang menggendong Kairi

"Baik tuan muda," setelah meletakkan Kairi di kasur. "Sudah tuan muda, selanjutnya apa yang akan saya lakukan?" Tanya Roy menunggu perintah Gilang

"Lebih baik kau tidur saja Roy, setelah ini aku juga akan segera tidur" ucap Gilang sambil memandang Kairi yang sedang tertidur pulas

"Baik tuan muda, saya undur diri" balas Roy sambil berjalan keluar dari kamar

Tak lama setelahnya hening pun mendera yang terdengar hanya suara angin dan sesekali suara burung hantu. Gilang pun mendekati Kairi dan duduk di sebelahnya.

"Wajahmu mengingatkanku pada adik kecilku Sheyrli, kai," tanpa sadar Gilang mengusak rambut Kairi. "Jika seperti ini lebih baik kalau dirimu ikut denganku pulang ke rumah Kai" bisik Gilang sembari menaikan selimut di tubuh Kairi, dan keluar menuju kamar tidurnya.

Keesokan pagi harinya, tanpa basa basi Gilang pun mengajak Kairi untuk ikut dengannya pulang ke rumah Duke Xiorus (rumahnya Gilang) di ibu kota

*note: rumah kumuh yang mereka tempati itu semacam basecampnya Gilang dan Saudaranya. Makanya mereka bisa masuk dan tidur dengan nyaman.

"Kairi" panggil Gilang setelah sarapan dengan pakaian lengkap

"Iya, ada apa?" Balas Kairi bingung karena tengah asik duduk di sopa sambil memakan cemilan yang entah dari mana dirinya mendapatkannya

"Mungkin ini terdengar tidak sopan. Tetapi berapa usiamu?" Tanya Gilang secara tiba-tiba.

"Usiaku sekitar 18 tahun, mengapa?" Jawaban Kairi sedikit membuat Gilang bingung. Melihat itu Kairi pun segera meluruskannya. "Umurku sebenarnya 17 tetapi beberapa bulan lagi aku akan berusia 18" sambungnya.

"Tepat sesuai perkiraanku, bagaimana jika kau ikut saja denganku kembali ke kediaman keluarga Xiorus," tampa basa basi Gilang mengajak Kairi untuk tinggal bersama keluarganya di ibu kota. Melihat Kairi yang terlihat bimbang pun Gilang kembali berkata, "Tenang aja, saya juga memiliki adik perempuan seusiamu, dan dia mengatakan sangat kesepian tanpa ada yang menemaninya di rumah" sambung Gilang menjelaskan supaya Kairi paham.

'Mending gue ikut aja deh, dari pada tinggal sendiri di hutan gini. Ga papa deh kalo di benci seenggaknya gue bisa jadi babu dan di gaji ye kan' pikir Kairi. "Ya sudah, aku akan ikut denganmu saja, tuan muda" ucap Kairi setuju dengan Ajakan Gilang.

"Jangan memanggilku tuan muda Kairi, panggil saja aku Gilang atau kakak. Jika kau mau, kau boleh memanggilku sesuka hatimu" ujar Gilang pada Kairi. "Kita akan berangkat setelah kau menghabiskan cemilanmu" sambungnya.

"Baiklah, jika begitu aku boleh memanggilmu Sanz kan?" Tanya Kairi meminta persetujuan

"Boleh, kau boleh memanggilku Sanz" ucap Gilang setuju.

.
.
.
.
.
.
.

Btw sekian untuk chapter kali ini
Tbc

Jangan lupa di vote dan komen yaaa.

are you my destiny?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang