awal mula

179 14 0
                                    

Hujan yang turun di siang hari dengan deras disertai warna langit putih abu-abu yang terlihat di kaca-kaca berukuran besar itu, terlihat seorang pemuda bersurai hitam yang tidur di ruang tamu dengan suara hujan membuat suasana di ruangan itu sangat hening keadaan ruangan itu tanpa adanya lampu yang menyala untuk menerangi ruangan itu

Hanya saja langit hujan putih abu-abu yang memberikan penerangan pada ruang tamu walaupun tak sepenuhnya menerangi semua sisi di ruang tamu, tampak ruang tamu di penuhi dengan keheningan di dalamnya di tambah suara hujan menjadikannya melodi yang terdengar sedih

Pemuda yang tidur di kursi itu tak lain ialah Hanagaki Takemichi ia yang duduk di sofa warna abu-abu panjang yang empuk dengan tubuh meringkuk dengan kedua tangannya memeluk tubuhnya, matanya yang terlihat begitu lelah menatap dengan tatapan kosong ia menatap cangkir putih yang berada di meja tepat di depannya, dengan kantung mata berwarna hitam yang seperti mata panda yang melekat di bawah matanya, sepetinya Takemichi tidak pernah tidur atau mungkin Takemichi tidak bisa tidur dengan baik ( btw Takemichi tinggal sendirian )

Takemichi yang memandang cangkir berwarna putih polos itu dengan tatapan kosong,terlihat matanya sekarang menjadi biru gelap dengan kantung mata hitam tebal yang melekat di bawah matanya,ia seperti bukan Takemichi yang dulu lagi

Dulu matanya biru cerah penuh cahaya tapi sekarang menjadi biru gelap dengan cahaya yang sudah padam ditambah dengan kantung mata hitam yang melekat di bawah matanya dan raut wajahnya yang di mana ia seperti orang putus asa membuatnya terlihat sangat berantakan

Takemichi yang dulunya ceria dan sering tersenyum menjadi pendiam dan pemurung, wajah yang dulunya yang selalu memancarkan senyuman yang manis dan rasa tenang sekarang sudah hilang dan padam seperti telah ditelan oleh beban yang begitu banyak dan berat

Yang menyebabkan Takemichi kehilangan senyumannya di karenakan ia kehilangan teman-temannya untuk selamanya ia yang tidak percaya bahwa teman-temannya Chifuyu, Draken, Baji, Mitsuya, Hakkai sudah mati ia yang selalu berharap bahwa ini cuma mimpi tapi kenyataannya ini adalah nyata, mereka semua mati meninggalkan dirinya seorang diri tanpa seorangpun yang menguatkannya di sisinya

Hujan begitu turun dengan derasnya membuat Takemichi menjadi Overtingking dan memenuhi isi kepalanya

" Kami-sama! Kenapa! Kenapa... kau membuat takdir... yang begitu...menyakitkan untukku...! Apa.. Aku.. di takdir kan untuk.. sengsara... dengan kematian teman-temanku..! " Takemichi yang bergumam dengan nada gemetar yang membuatnya mulai meneteskan air matanya, " Aahhh...! Kenapa.. aku menangis haha..! " Takemichi yang meneteskan air matanya dengan tawa kecilnya membuat dadanya mulai terasa sesak

Takemichi mulai terisak sempat terlintas tentang Mikey dipikirannya yang sekarang menjadi seorang kriminal di Jepang yang katanya seorang yang sangat kejam
" kenapa.. aku malah memikirkannya... " Dadanya yang tadi terasa sesak membuat dadanya menjadi semakin tambah sesak dan menyakitkan
Ia hanya tak menyangka seseorang yang sangat ia cintai menjadi seorang kriminal, Takemichi tak berharap jika Mikey akan menjadi seperti itu

ia bahkan belum sempat menyatakan perasaannya pada Mikey bahwa dia mencintainya
Takemichi menyukai Mikey mulai dari ia SMP umur 15th dan sekarang Takemichi berumur 25th
Takemichi tak bisa mengungkapkan perasaannya karena Mikey waktu itu sudah mempunyai pacar yang bernama Y/N jadi ia memendam perasaannya dan memilih untuk tidak mengungkapkannya karena ia tak ingin menjadi perusak hubungan orang lain, Takemichi lebih memilih memendam perasaannya dan betapa sakit hatinya melihat orang yang ia suka telah di miliki oleh orang lain

Takemichi yang menangis dengan isakan yang menyesakkan mencoba untuk menghentikan tangisannya karena ia sadar jika ia terus menangis itu tidak akan mengubah keadaan yang sudah terjadi karena takdir, Takemichi mulai beranjak melangkah meninggalkan sofa dengan langkah pelan, ia berjalan menuju kamarnya dengan langkahnya yang seperti memberat ia berjalan begitu pelan seperti seseorang sedang depresi

beberapa menit kemudian ia yang sudah berada di depan pintu kamarnya pun membuka pintunya,yang pertama kali terlihat di kamarnya adalah ruangan yang sangat gelap tanpa ada cahaya sedikitpun

Lalu Takemichi meraba-raba dinding yang di sebelah kanannya untuk mencari tombol untuk menyalakan lampu kamar dan betapa kagetnya setelah lampu dinyalakan kamar itu terlihat sangat berantakan yang di mana di lantai banyak kertas sobek yang berserakan dan di sebelah kiri terdapat cermin yang pecah yang seperti habis ia tinju atau terkena lemparan barang dan begitu juga dengan tempat tidurnya yang tak kalah berantakannya yang di mana sprei tempat tidur itu terlepas dan beberapa bantal guling yang berada di lantai dengan selimut yang menggantung ke lantai dan juga di kasurnya terlihat ada bercak darah di sana dengan warna merah yang menyala, apa Takemichi melukai dirinya sendiri atau dia sakit?

Jika Takemichi melukai dirinyalah sendirian pasti akan ada bekas sayatan di tangannya, tapi di Kedua tangannya bersih dan dari mana darah itu?

Takemichi yang melihat kamarnya berantakan membuatnya ingin membersihkannya tapi ia tidak ada tenaga untuk melakukannya, Takemichi terlalu lelah untuk melakukannya, berjalan dan melakukan kegiatan yang lain juga terasa begitu berat baginya

Takemichi yang memandangi kamarnya dengan tatapan sendu dan tatapan raut wajahnya yang juga sulit di artikan Takemichi tak ingin memperdulikannya jika kamarnya se-berantakan itu kemudian ia melangkahkan kakinya kembali keluar dari kamarnya yang di mana ia tadi cuma berada di depan pintu tapi belum ia masuk sudah meninggalkan kamarnya entah apa yang mau dia lakukan tadi

Takemichi melangkah keluar dari kamarnya dengan langkahnya yang terasa memberat, ia ingin kembali ke ruang tamu tadi ia berjalan dengan tangan nya yang berpegangan pada tembok, ruang tamu dan kamar Takemichi tak begitu jauh tapi Takemichi beranggapan jika itu sangat jauh karena ia sekarang sedang mengalami depresi berat yang di mana ia melakukan kegiatan sekecil apapun itu terasa melelahkan seperti berjalan, makan dan mandi dan untuk keluar saja Takemichi sama sekali tidak bisa ia terlalu lelah untuk melakukannya, ia menarik dirinya dari lingkungan sekitar karena ia merasa sangat lelah dengan semuanya jadi ia tidak punya tenaga untuk melakukan apapun itu. Ia kehilangan dirinya sendiri sekarang

" Kenapa... terasa jauh sekali.. ruang tamunya...? Padahal dari tadi aku sudah berjalan lumayan lama! " Gumam Takemichi dengan matanya yang menyipit karena matanya terasa perih dan pusing karena habis menangis tadi

Takemichi yang berjalan dari kamarnya menuju ruang tamu sedari tadi akhirnya ia sampai ia membaringkan tubuhnya di sofa dan menatap langit-langit ruang tamu dengan tatapan sendu dan tatapan seseorang yang depresi ,Takemichi yang menatap langit-langit ruang tamu pun menutupi matanya dengan lengannya

Takemichi yang menutupi matanya seketika mulai meneteskan air matanya
" sial... ini sangat sakit.. bodoh... " ucap Takemichi dengan mulutnya yang gemetar karena menahan suara tangisnya " ini.. sangat menyakitkan... Sangat...sangat.. menyakitkan! Dadaku... terasa... sangat sesak.. dan terasa sakit..! Aku.. sungguh akan gila... Karena.. ini semua..! Tolong... aku siapapun...! Takemichi pun mulai menangis dengan air mata yang mengalir deras dengan lengannya yang masih menutupi matanya

Takemichi yang merasa tersiksa dengan semua ini terlintas di pikiran nya ia ingin mengakhiri semua nya,ia tersiksa dalam rasa sakit ini dan rasa kesepian yang terus menggerogotinya, Takemichi yang lelah menangis ia mulai terlelap dalam tangisannya ia tertidur, tapi sebelum tertidur ia mengucapkan sesuatu " aku ber****** ***** ****** ******** ***** " apa yang Takemichi ucapkan?









Bersambung

Maaf kalau ceritanya kurang menarik hehe soalnya masih pemula ini author nya,ini aja pertama kali bikin
Jangan lupa vote dan komen hehe

(⁠灬⁠º⁠‿⁠º⁠灬⁠)⁠♡

Takemichi And Death Wish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang