Ketiga

142 14 2
                                    

Maddy memperhatikan satu persatu kelas di gedung kelas 12, dia ingin memberikan kotak bekal dari ibu dapur.

Matanya tertuju pada pemuda yang menatap nya dengan tatapan tajam, Maddy juga melihat ada Madeline di dalam kelas itu. "Duh kok serem banget isi kelas kak deline"Guman Maddy.

Dengan berat hati Maddy mengetuk pintu kelas Madeline dan membukanya perlahan, semua mata tertuju kepada Maddy. "Permisi mau panggil kak Madeline"Ujarnya, Madeline yang mendengar namanya disebut langsung menatap sumber suara.

Lhoo dek"Panggil Madeline.

Maddy berjalan mendekati Madeline dan memberikan kotak bekal nya, "Dari ibu dapur"Ujarnya.

Siapa del?"Tanya salah satu teman Madeline.

Madeline tersenyum manis dan menggandeng tangan Maddy "Lihat aja wajah nya mirip siapa"Jawabnya. Teman Madeline memperhatikan wajah Maddy dan Madeline lalu menepuk pundak Madeline kencang.

Lo ga bilang punya adik!"Seru nya.

Madeline terkekeh pelan "Dia si bungsu"

Kak duluan ya, gua mau ke kelas"Pamit Maddy, Madeline hanya mengangguk.

Maddy berjalan perlahan lalu membuka pintu kelas Madeline, ia tersentak kaget melihat pemuda yang menatap nya dengan tajam tadi sudah berada di hadapannya.

Dengan perasaan panik Maddy langsung berlari keluar walaupun rambutnya mengenai wajah pemuda itu. "Kok serem banget si aura dia"Guman Maddy.

Ga lagi lagi dia memasuki gedung kelas 12.

>>>

Beralih ke Michelle, dia sedang duduk di sebuah coffeeshop. Gadis itu duduk santai sedikit sedikit melirik meja di sebelah kanan nya.

Ia sedikit kaget kalau ada Putra Mahkota Reverie yang sedang bersantai juga di Coffeeshop tersebut.

Gadis itu mengetuk mengetukkan jari manisnya di cangkir mencoba mengamati identitas Putra Mahkota Reverie di sebuah buku kebangsawanan yang sudah ia rangkai sendiri.

Sedikit sedikit Michelle bersenandung pelan yang membuat Putra Mahkota meliriknya.

Michelle menaruh buku nya lalu mengikat rambutnya, ia berdiri lalu melirik Putra Mahkota yang juga sedang melirik kearah nya. Sebelum meninggalkan coffeeshop, Michelle membungkukkan tubuhnya dan tersenyum tipis ke Putra Mahkota, lalu ia pergi meninggalkan coffeeshop.

Gadis itu masuk kedalam mobilnya lalu tersenyum lebar, ia merasa telah memulai permainan yang ia nanti nanti.

Michelle menghentikan kendaraannya didepan tokoh pakaian yang terkenal di kalangan bangsawan dan konglomerat.

Dengan hati yang sedang mekar seperti bunga mawar ia membuka pintu tokoh tersebut lalu membeli beberapa pakaian untuk ia kenakan saat acara akhir bulan yang akan di adakan setiap sebulan sekali.

Acara tersebut adalah acara para Bangsawan biasa dan Kelima Bangsawan berkelas Bintang.

Sebenernya ia sudah memesan dress dari jauh jauh hari, ia memberikan inspirasi dress yang ia inginkan lalu tokoh itu menjahit nya.

Michelle menghentikan langkahnya dengan ekspresi yang kaget, ia melihat Putra Mahkota yang sudah berdiri di depan tokoh tersebut.

Ia berfikir apakah rencana ia ketahuan karena putra mahkota ini menatapnya datar.

Dengan perasaan panik, Michelle membungkukkan tubuhnya "Permisi"Ujar nya lembut.

Putra mahkota hanya menatap nya datar, ia mengamati wajah Michelle.

The Sister's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang