18.

7 2 0
                                    

"Awalnya,aku hanyalah setangkai bunga layu yang hampir mati🥀.namun sinar baskara ☀️memberiku kekuatan dan alasan untuk hidup🌹".
(Talita Afania Maheswara💕)

Seperti biasa, setelah sarapan Talita berpamitan dengan Armita lalu beranjak untuk pergi sekolah.

Talita melihat arcer sedang duduk di sofa sambil memperhatikan berkas berkas kerjanya.

"Ayah,talita berangkat dulu".ujar Talita

Hening,tidak ada jawaban,arcer masih fokus pada apa yang dia baca.

"Salim".ucap Talita dengan nada lembut.

Arcer mengulurkan tangannya dengan enggan,lalu Talita mencium punggung tangan ayahnya.

"Talita...boleh peluk ayah sekali aja".pinta talita

"Saya yakin kamu belum buta,saya sedang sibuk.kamu kalau di baikin jangan ngelunjak,tau diri kamu".sarkas arcer

Talita merasakan sakit yang teramat menjalar di setiap nadi hingga menghujam jantungnya.

"Maaf.. Talita lancang".ucap Talita lalu beranjak pergi

Baskara sudah standby di depan gerbang menunggu Talita untuk keluar dari rumah.

Saat dari kejauhan tampak Talita sedang berjalan ke arahnya,senyum manis terbit di bibir manis baskara.

"Hey...ada apa?".tanya baskara,guratan sedih terlihat di wajah cantiknya yang menatap dengan sendu.

Talita menggeleng lalu tersenyum tipis.

Baskara tidak mau memperburuk Talita dengan pertanyaan lagi,jadi dia segera memasang helm untuk Talita.

Bagas keluar rumah dan hendak pergi ke kampus,dia menghampiri dua orang itu dengan tatapan tajam, terutama untuk baskara,dia tentunya tidak percaya sepenuhnya pada orang baru itu.kalau bukan karena om Alex,tidak Sudi Bagas melepas adiknya bersama orang lain.

"Jangan sampai lecet!,kalau adek gue luka dikit aja,Lo tanggung akibatnya".ucap Bagas tajam

Baskara hanya mengangguk sopan,tidak takut sedikitpun,karena baginya itu adalah hal yang wajar.

"Gue berangkat dulu".ucap Talita dan di angguki oleh Bagas. Sebelum benar benar pergi,Bagas kembali mengingatkan Talita.

"Kalau ada apa-apa, telfon gue cepat!".ucap Bagas dengan wajah tidak ramah. Talita hanya membentuk tanda oke dengan jarinya.

Sesampainya di sekolah,Talita turun dan baskara melepas helm Talita seperti biasa,lalu merapikan rambutnya.

"Sekarang sudah rapi".ucap baskara lalu mereka pergi ke kelas bersama sama, menghiraukan tatapan dan ucapan siswa siswi yang tiada hentinya membicarakan mereka.

"Jangan di dengarkan".ucap baskara

"Iya tau".jawab talita singkat

Saat sampai, ternyata kelas masih sepi,hanya beberapa murid yang baru terlihat.

"Tumben Laura belum datang".gumam Talita karena melihat bangku Laura masih kosong

Tak berselang lama,datang seorang siswa berpenampilan culun dengan kaca mata bertengger di hidungnya dalam keadaan tergesa-gesa.

"Woiii....hhooshh..hooshhh... tolong...itu...itu di taman belakang...ada yang berantem..hosshh hosshh". ucapnya sedikit berteriak

Sontak murid yang berada di sana keluar ingin melihat kejadian langka itu. Yaaa kasus seperti itu langka di dalam lingkungan sekolah mereka.mengingat sekolah mereka adalah sekolah elit yang pastinya murid murid mereka berkualitas.

TALITA (Rasa Sakit Bukan Alasan Untuk Menyerah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang