Chapter 9

549 38 1
                                    

aula pertemuan megah itu mendadak begitu mencekam. seluruh pejabat istana yang hadir tak berani mengeluarkan suara sedikitpun, setelah apa yang baru saja terjadi. naruto yang kini menjabat sebagai shogun yang baru tampak sangat tidak suka dan menatap nyalang seluruh orang-orang yang hadir. 

" Yang Mulia.. tolong pertimbangkan permintaan kami. ini demi kebaikan kekaisaran. mengangkat mantan selir shogun terdahulu adalah suatu perbuatan yang sangat mencoreng nama kekaisaran, belum lagi_".

" kau memintaku untuk melepaskan hinata dan mengangkat permaisuri lain begitu maksudmu ?".

kakashi masih duduk  diam, ia ingin melihat sampai mana keberanian pejabat-pejabat ini ingin memonopoli naruto. tidak ada yang salah bagi naruto, sampai saat ini. matanya masih tajam memandang mereka semua.

" kami meminta anda menarik gelar tersebut dan mengembalikan posisinya sebagai selir biasa yang mulia. anda melepaskan semua selir kaisar terdahulu tapi menahan seorang gadis yang mungkin saja sudah tidak suci lagi ".

rahang naruto mengeras, ia masih mendengar semua perkataan pejabat yang berdiri sebagai perwakilan dari mereka semua. semakin ia mendengarkan kalimat-kalimat tersebut. semakin naruto ingin menarik katananya dan menghancurkan orang-orang di depannya.

" kau meragukan kesucian Hime-sama. bahkan aku sendiri belum menyentuhnya. dan kau berani berprasangka buruk ".

suara naruto semakin memekakan telinga, bahkan prajurit yang berjaga di luar bergidik ngeri mendengar baritone lantang itu menggelegar. di dalam tiba-tiba saja naruto turun dari singgasananya, mendekati kiba lalu mengambil katana milik pria tersebut membuat semua orang tak terkecuali terperanjat.

" kalau kau meragukannya, kau juga meragukan aku. maka dari itu.........."

naruto melemparkan katana bersarung keemasan itu ketangan pejabat yang sebelumnya menentang dirinya meragukan hinata. 

" kalau memang begitu. kau bisa menghadapiku secara langsung. itu satu-satunya cara untuk menurunkan posisinya dan diriku dari tahta ini ".

semua orang segera ketakutan. beberapa pejabat mulai bersimpuh ketakutan di ikuti yang lainnya. sementara pejabat yang menangkap katana yang naruto lemparkan kini gemetar tanpa suara. dengan perlahan bersimpuh bahkan kedua tangannya tak merani meletakkan katana tersebut ke lantai.

" Shogun-sama. mohon maafkan kami. kami pantas di hukum ".

suara itu bergema, naruto sendiri tak bergeming masih berdiri tegak, tangan kanannya menggegam katana bercorak dengan bandul ungu menunggu siapapun menerima tantangannya. namun sampai beberapa menit tak ada yang berani berdiri maupun melawan. naruto tersenyum miring, ia sangat membenci topik pembicaraan ini. 

" pertemuan hari ini sampai disini. kalian boleh pulang ".

segera naruto meninggalkan aula dan orang-orang yang masih bersimpuh, langkah kakinya menggema meninggalkan suara derapan yang membelah kesunyian. langkah yang membawa tubuhnya pada satu tempat dimana manusia favoritnya berada.

disana hinata terduduk, tangan dengan jemari lentiknya masih telaten memainkan jarum sulam, sesekali senyum lembutnya telihat sebagai ekspresi tanggapan dari cerita dayang di sekitarnya. kedatangan naruto yang tiba-tiba membuat dayang-dayang mendampingi hinata terkejut bukan main.

" H-Hime-sama. S-shogun-sama datang berkunjung ".

para dayang tersebut segera membungkuk memberikan hormat. hinata yang tiba-tiba saja mendapati kabar tersebutpun sangat terkejut segera berdiri dan membungkuk memberi hormat. langkah lebar naruto membawa tubuhnya kini berdiri tepat di hadapan hinata. membuat semua orang yang ada disitu diliputi rasa takut. 

NaruHina : The Lady Of Shogun-sama [ On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang