part 4

5.3K 320 6
                                    

Happy reading!

"Jadi beneran dia adik Felix om?" Tanya Felix tak percaya.

"Iya, dia baby kita." Balas Edgar dengan mengelus kepala Felix yang menggeleng tak percaya.

Saras mendekati brankar Rio dan menitihkan air mata bahagianya.

"Sayang... Baby-nya mommy." Lirih Saras yang langsung mengecup wajah Rio yang masih terpejam begitu Bu David yang masih tak percaya sekian lama anaknya yang menghilang akhirnya ketemu.

"Bangun son, ini Daddy." Ucap David dengan senyum lembutnya membuat Edgar menatapnya tak percaya, setelah sekian lama senyum itu akhirnya kembali.

"Eunghh..." Lenguhan dari bibir Rio mengalihkan  perhatian semua yang ada di ruangan itu.

"Sayang..."

"K-kalian s-siapa?" Tanya lemah Rio di balik masker oksigennya.

"Biar aku periksa dulu kak." Ujar Edgar lalu mulai memeriksa Rio.

"Masih sesak hmm?" Tanya enggak dibalas anggukan singkat oleh Rio.

"S-sedikit, ini l-lepas Rio nggak suka." Jawab Rio dengan menunjuk masker oksigen yang terpasang di wajahnya.

"Iya, tapi diganti sama nassal canula aja ya?"

"Hu'um." Balas Rio.

Dengan telaten Edgar menggantikan masker oksigen dengan nassal canula.

Rio mengedarkan pandangannya kemudian terpaku pada sosok yang berdiri di dekat sofa, ingatannya kembali mengingat kejadian tadi saat di kantin.

"NGAPAIN LO DISINI!" Teriak Rio dengan wajah merah padam.

"Hey sayang jangan teriak seperti itu baby.. nanti tenggorokan mu sakit." Ucapan itu mengalihkan perhatian Rio kearah wanita dan pria yang berada di sisi brankarnya.

"Kalian siapa?" Tanya Rio.

"Kamu keluarga mu." Singkat David.

"A-apa apaan gue gak punya keluarga, awas minggir gue mau pulang!" Sentak Rio.

"Kamu keluarga mu sayang... Ini mommy." Ucapan lembut itu berasal dari wanita yang saat ini menitihkan air matanya, oh! Rio sangat tidak suka melihat orang menangis karenanya apalagi seorang wanita.

"T-tante jangan nangis... Maafin Rio kalau punya salah." Ucap Rio sambil memelas menatap wajah wanita dihadapannya.

"Mommy nggak akan nangis, kalau baby mau manggil mommy bukan tante." Jawab Saras.

"M-mom-mommy?" Ragu Rio dibalas kecupan hangat oleh Saras membuat Rio mematung.

"Rio mau pulang! Nanti bunda marah kalau Rio telat pulang."

"Kami keluargamu son, dan kamu tidak boleh pulang untuk sekarang karena kondisi mu masih belum fit." Jelas David.

"Apa Sih! Udah gue bilang gue nggak punya keluarga budek ya lo?! Kalaupun iya kalian keluarga gue mana buktinya hah!" Sinis Rio.

"Oh.. kau butuh bukti, baiklah Ed ambilkan data-datanya." Titah David pada Edgar yang sedari tadi melihat drama didepannya.

"Biar Felix aja." Serobot Felix yang memang posisinya lebih dekat untuk mengambil data diri Rio.

"Ini Dad."

"Awas ya lo! Gue masih punya dendam sama lo!" Ucap Rio dengan mata tajamnya, sedangkan Felix tak menggubris perkataan Rio.

"Baca ini baby." Ucap Edgar menyerahkan sebuah kertas.

Rio membulatkan matanya tidak percaya melihat kertas yang dia pegang tertulis bahwa 99,9% hasilnya cocok.

"Ka-kalian pasti manipulasi kan? Ngaku!" Sewot Rio yang masih tak percaya.

"Kalau kamu masih tak percaya lihatlah ini akte dan foto-foto mu keti masih bayi." Ucap David membuat Rio terdiam ketika melihat foto-foto itu sama seperti foto kecil dirinya yang ada di panti.

"Sekarang kamu percaya kan baby? Kami keluargamu?" Tanya Edgar.

"Gak! Pokoknya Rio mau pulang sekarang biar bunda yang jelasin!" Bantah Rio yang masih belum percaya dengan apa yang terjadi.

"Baiklah tapi besok, sekarang kondisi mu masih kurang fit." Jawab Saras dibalas anggukan kecil oleh Rio.

Bersambung...

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

Gevario Farellino A.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang