E5 [ no comment ]

59 11 0
                                    

DAN-YI dan yeoryeong baru kembali dari kantin, mereka berdua saling bergandengan tangan.

Membicarakan beberapa hal dan tertawa bersama, contohnya seperti yeoryeong mengajukan pertanyaan tentang permainan yang sebelumnya dan-yi dan (nama) mainkan, membuat gadis berambut coklat itu bergidik ngeri begitu mengingat kejadian dulu.

"Sepulang sekolah nanti, apa aku boleh main ke rumah (nama)?"

"Tentu saja! (Nama) Pasti senang."

Srek

Baru saja membuka pintu kelas, sudah terdengar suara jahanam di dalamnya.

"Ham dan-yi itu benar-benar menyebalkan."

'?!'

"Karena ban yeoryeong sangat dekat dengan anak laki-laki, anak itu jadi sok dekat dengannya deh." Lanjut baek yomin.

"Namanya itu sangat cocok untuknya, mirip sekali dengan hyang dan yi."

"Hahahaha perumpamaannya hyang dan-yi~"

"Melihat tingkahnya yang seperti pelayan di sebelah ban yeoryeong, pas banget~!"

"..." Baik dan-yi maupun yeoryeong terdiam.

Mari beralih ke wibu autis

Walau belum keliatan aura autis-autisnya

*  *  *
Krek

Di sebuah tempat yang masih berada di dalam sekolah, kantin lebih tepatnya.(Nama) dan eunhyeong sedang makan jjamyeon. Kok bisa ada jjamyeon? Itu menu makan siang mereka. Ngak tahu ah, saya ngarang.

Awalnya, semuanya baik-baik saja.

Sampai tiba-tiba, tanpa di sengaja, (nama) sedikit membengkokkan sumpit makannya.

"Ada apa, (nama)?" Tanya eunhyeong kaget.

"Ah ngak, tiba-tiba aku ingin memukul seseorang." Jawabnya sambil melirik sumpit.

"??"

.















.
















.

"Kok habis?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok habis?"

"..." eunhyeong hanya bisa tersenyum.

"Perasaan baru 3 suap, deh?"

Semakin dilihat, semakin ketara, gadis ini random. Itu yang di pikirnya.

Padahal first impresion dia pada (nama), gadis itu seperti cerdas dan berwibawa.

Melihat bagaimana dia langsung memikat para guru dengan pesona tersendiri, dan bergaul begitu mudahnya dengan murid-murid dari kelas lain tanpa merasa canggung sedikit pun, seolah-olah dia magnet sosial.

Timeline Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang