Chapter 2 - Dilema

188 19 7
                                    

Aku melirik ke arah jendela. Entah untuk berapa kalinya aku melakukan ini. Tapi yang pasti aku mensyukuri keadaan ini terjadi. Hujan pertama yang membasahi tahun ini dengan lirikannya yang berbuah air turun dengan deras

Aku tersenyum seraya melenguh.

Setahun lalu aku dan James menikmati hujan pertama kami di perkemahan tahunan yang diadakan oleh sekolah bagi siswa yang bersedia menjalankan beberapa kegiatan sosial di sana. Aku ingat ucapannya saat itu,

"Hujan! Net... lihatlah! Hujan!!!" pekik James riang begitu menemukan air hujan yang itu turun melewati jalanan di luar vila perkemahan yang kami tempati.

Iya. Itu setahun lalu. Tepat saat perasaanku padanya semakin meluap. Terasa hangat walaupun musim panas maupun musim hujan yang menderaku.

BRAG.

Pintu kamarku terbuka seketika dan membuatku terbangun dari kursi belajarku yang menghadap ke arah timur.

"Phi! Siapa laki-laki yang berciuman denganmu di jalan? Kau sudah gila??" tanya Pimma geram sambil melempar tas sekolahnya kepadaku. Dengan sigap kutangkap tas berwarna merah muda miliknya dan ingatanku kembali pada beberapa jam yang lalu.

~~flashback~~

"Cium aku!" ujarnya singkat.

"Apa?" Aku kaget dengan permintaannya.

"Cium aku cepat!!" pintanya sekali lagi.

"Ap...emmmphhhhh,"

Bibirku begitu saja dirampas olehnya....

Aku hendak mendorong tubuhnya, namun kedua tangannya mengait erat pada leherku dan kedua kakinya bertumpu pada pinggangku.

Demi Tuhan! Ini menggelikan!

Ditambah bibirnya yang sibuk bergerak bebas memainkan bibirku.

Tubuhku bergidik.

Bukan rasa yang sama saat aku bersama dengan James.

Tapi entahlah. Perasaan ini aneh.

Aku berciuman dengan seorang laki-laki???

Dan orang itu bukan James???

"Kong...., kau....," tiba-tiba seorang laki-laki dengan matanya yang sipit dan kulitnya yang seputih James menghampiri kami. Dan lelaki berambut pirang yang merebut ciuman pertamaku ini mulai melepaskan ciuman kami.

Maksudku..., ciuman paksa yang dilakukannya padaku.

"Aku mencintainya Phi. Aku harap kau bisa membiarkan aku pergi," ucapnya tegas sambil menarikku menjauh dari tempat itu.

Kami berbalik. Kembali menuju jalan ke arah sekolah.

Dan aku baru menyadari bahwa terdapat beberapa orang yang memperhatikan apa yang baru saja kami, maksudku ia, lakukan tadi?

Saat ia menciumku tadi..., orang-orang melihatnya???

James.

James Supamongkon! Dia ada disana! Apa dia mengejarku?

Entahlah. Tapi yang aku tahu, pasti James melihat aku dicium oleh lelaki pirang bodoh ini!

Dan aku tidak dapat mengatakan apapun dengan melewatinya yang terdiam menatapku.

Mata kami bertemu.

Berbeda dengan saat pertama kali kita bertemu.

Tatapannya kosong.

KISS THE BABY SKY - NetJamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang