Setelah 3 hari kepergian liana rumah terasa sangat sepi.
Aku berdiri di jendela, melihat awan hitam itu yang perlahan-lahan menjatuhkan air seakan-akan alam ikut menangis, mengetahui bagaimana perasaanku saat ini. Menyedihkan, kacau, dan gelap itu yang aku rasakan.
Setelah kepergian liana aku merasa duniaku juga ikut pergi.
"Coba saja aku tidak meninggalkan liana disana, pasti dia masih ada sampe sekarang, coba saja aku menjaga nya dengan baik, pasti liana nggak akan ninggalin aku sendiri disini, hiks..hiks... Lianaa" gumam ku sambil memeluk diriku sendiri
"Alina, kamu ngapain disana? Kamu rindu liana ya?" ucap Ayah. Aku hanya membalas pertanyaan ayah dengan anggukan.
Ayah tersenyum melihatku, memelukku dengan erat "jangan sedih lagi ya, liana udah bahagia disana dia udah nggak sakit lagi"Mendengar itu air mataku mengucur semakin deras. Aku benar-benar rindu liana aku sangat ingin melihat senyum nya, sungguh aku rindu.
"Ayah, apa kamu sudah bisa menghubungi ibu? Apa ibu tahu bagaimana keadaan kita disini?"
"Ibumu belum bisa dihubungi alina yang sabar ya"
"Bagaimana kalau ibu tahu kalau liana udah nggk ada yah?? Bagaimana kalau ibu tahu semua kejadian ini disebabkan kelalaian aku yah? Apa ibu akan membenciku yah? " tanya ku kepada ayah dengan mata yang kembali berkaca-kaca menahan tangis.
_________
______________
____________________
__________________________Sudah 5 hari semenejak kepergian liana. Setiap pagi aku selalu membuat sarapan untuk liana katena lupa kalau dia sudah meninggalkan ku. Biasanya aku mengantarnya ke kelas, namun sekarang tidak lagi. Aku hanya bisa melihat tempat duduknya yang kini kosong.
"Alina, kamu ngapain disini?" tanya seorang guru dari belakang ku. Aku menoleh kebelakang "tidak bu, aku hanya ingin melihat² saja" setelah itu aku langsung beranjak dari situ dan langsung masuk ke kelas ku.
Dikelas aku tidak fokus memperhatikan pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Aku termenung memikirkan liana. Aku rindu :)
____________
_____________________________Pov dirumah
Sesampainya dirumah aku mendengar suara oecahan dari dapur. Apa yang terjadi? Siapa itu?
Aku melangkah ke dapur dengan hati-hati melihat apa yang terjadi disana.
"Ngapain kamu disini hah? Ngapain lagi kamu??""Kamu sabar dulu, aku disini mau nemuin anak aku, alina dan liana" ucap ayah kepada ibu
"Nemuin anak-anak? Sekarang baru kamu ingay sama anak hah?? Kemaren-kamaren kamu kemana hah?"
Mendengar penuturan dari ibu, ayah hanya diam tidak bisa membalas pertanyaan ibu.
Aku yang sedari tadi melihat semua ini hanya bisa menangis "ibu, ayah udah jangan berantem lagi hiks hiks... Aku takut aaaa~~"
"Kamu, kenapa kamu nggak jagain liana dengan baik hah?? Kenapa?"
Deg...
Saat mendengar itu, hatiku langsung sakit, tubuhku terasa panas mendengar pertanyaan itu."Kamu nggak becus jadi kakak, anak sama ayah sama aja kelakuan nya, nggak becus, nggak tanggung jawab"
Ayah langsung menampar pipi ibu karena mengeluarkan kata-kata seperti itu. Aku yang mendengar perkataan ibu langsung mengeluarkan air mata yang begitu deras, aku sangat - sangat sedih mendengar itu, aku kira aku akan diberikan semangat atau ketenangan oleh ibu tapi malah sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Berusaha Cemara
Ficțiune adolescențiPerselingkuhan yang dilakuakn oleh orang tua berdampak besar bagi anak-anaknya