2 Tahun kemudian.
"Sayang," Jimmy menatap Sea dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ada apa, Hia?" Sea sedikit bingung melihat ekspresi Jimmy, sepertinya ada yang tidak beres.
"Hia?"
"..."
"Hia, Jawab!"
Walaupun dalam kondisi yang terbilang cukup lemah, tidak bisa di pungkiri bahwa wajah kesal Sea sangat kontras saat ini. Jika saja dia punya cukup tenaga, ingin sekali rasanya ia bangkit dan melempar wajah dengan ekspresi aneh itu menggunakan cairan infus yang sedang diberikan padanya.
"Hiaaaa!"
Anggap saja kalian sedang menyaksikan seorang bocah kecil berusia 5 tahun tengah merengek minta di berikan kepastian tentang rencana liburannya pada orang tua mereka. Seperti halnya Sea, dia tampak benar-benar akan menangis sebentar lagi. Jimmy begitu menyebalkan baginya sekarang, Sea sangat takut terkena penyakit mematikan yang berasal dari maksud tatapan itu, bagaimana jika peluang hidupnya tidak lebih dari 10 hari lagi? Oh, ayolah Jim, Sea sangat frustasi kau tau? Beri tahu dia secepatnya apa yang sedang terjadi.
Beberapa jam yang lalu, Sea terkena demam tinggi, saking parahnya pria cantik itu sampai tumbang. Menyadari ada hal yang tak biasa dari kondisi istrinya, Jimmy membawanya ke rumah sakit tempat dimana ia bekerja untuk diperiksa lebih lanjut. Dan dugaan Jimmy benar, istrinya sekarang tengah hamil, lagi. Pernyataan itu keluar langsung dari bibir seorang dokter spesialis di bidang kandungan, Jimmy rasa dia tidak lagi boleh berpikir bahwa dirinya keliru bukan?
"Sayang, kamu hamil."
Deg.
Pernyataan barusan membuat Sea terdiam seketika, wajahnya yang tadi memelas kini tampak tegang. Ini seharusnya menjadi kabar yang menggembirakan bukan? Namun reaksi pria cantik itu berkata sebaliknya.
"Ada apa sayang?"
Jimmy yang menyadari perubahan ekspresi sang istri menjadi kebingungan.
"Hia," Sea menarik pergelangan tangan kanan Jimmy dan sedikit meremasnya.
"Sea, ada apa sayang?"
Jimmy mendekatkan wajah mereka, meraih bagian belakang Sea untuk dia usap menggunakan sebelah tangannya.
"Hia, Sea benar-benar hamil?"
"Ya, Sayang. Untuk apa aku berbohong?"
Jimmy akhirnya menyadari sesuatu. Air matanya yang jatuh bukanlah perasaan haru, melainkan perasaan takut terhadap sesuatu.
"Hia, bagaimana ini?"
Dan ya, ternyata Sea mengalami trauma, karena kejadian dua tahun yang lalu dimana sebuah kecelakaan merenggut nyawa bayi di dalam kandungannya.
"Hia, bagaimana jika aku membunuhnya lagi?"
"Hey, apa yang kamu katakan sayang? Kamu tidak pernah melukai siapa pun."
"Sea takut, Hia. Bagaimana ini?"
Melihat Sea sedikit gemetar, Jimmy langsung menarik istrinya tersebut dalam dekapannya, tangannya bergerak mengusap helaian rambut pria cantik itu penuh kasih sayang.
"Sayang, tenang. Dengarkan aku, Sea? Kejadian waktu itu murni sebuah kecelakaan, tidak ada yang bersalah di atasnya, bahkan jika itu harus ada, akulah yang lebih pantas disalahkan. Tidak ada yang salah dari niatmu pergi meninggalkan rumah saat itu, kamu mengantarkan makanan untuk anak itu bukan? Sayang, berhenti menyalahkan dirimu sendiri, kamu sudah banyak terluka karena kejadian itu, jadi tolong jangan lukai dirimu sendiri kembali dengan pikiran-pikiran negatif itu. Sekarang ini, Tuhan menitipkannya kembali pada kita untuk kita jaga, tidak ada yang tahu, bisa jadi dia berakhir dengan cara yang sama, namun sekali lagi, takdir tidak dalam kendali kita sayang, tugas kita sekarang hanya melakukan yang terbaik untuk menjaganya. Mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lose Bonds [ JimmySea ]
FanfictionDi bawah langit senja, Jimmy merenung dalam keheningan tentang kesalahan-kesalahan yang membuat retak sebuah kaca yang sebelumnya ia dan istrinya, Sea bentuk dengan janji suci. DISCLAIMER - BXB (HOMO) FF❗ - GENRE; FANTASY (SCI-FI), M-PREG, SLIGHT N...