4. Who's fault?

537 33 5
                                    

Jimmy mondar-mandir di teras belakang rumahnya dari tadi setelah menerima telepon dari pihak Rumah Sakit tempat ia bekerja. Mereka mengabarinya bahwa akan memulai program Pertukaran dan Observasi pekan depan, sementara dirinya sebagai Dokter Bedah yang punya cukup banyak pengalaman di bidangnya harus mengambil bagian dalam program tersebut di luar negeri. Direktur-nya juga menyampaikan permintaan maaf untuk kekeliruan tentang cutinya yang akan diganggu karena itu. Karena khawatir tidak mendapatkan izin dari Sea, Jimmy mulai memikirkan rencana supaya dia bisa pergi tanpa keberatan hati dari sang istri.

"Hia."

Memikirkan sosok tersebut sedari tadi membuat Jimmy terperanjat menyadari kehadirannya. Sea datang menghampiri Jimmy dengan segelas jus di tangannya, ia meletakkan jus tersebut diatas meja setelah memperhatikan raut wajah sang suami yang terlihat tengah memikirkan sesuatu.

"Hia, kenapa?"

"Umm.."

Jimmy sempat berpikir sebentar, kemudian menuntun tubuh Sea duduk bersamanya di kursi yang ada di sana..

"Ada apa, Hia?"

"Pihak Rumah Sakit baru saja menelepon, mereka memintaku berangkat ke Kanada pekan depan untuk observasi di sana."

"Lalu?"

"Kamu tidak keberatan?"

"Kenapa harus keberatan? Bukankah itu bagus? Kita bisa sekalian jalan-jalan di sana."

"Tidak semudah itu sayang. Aku punya tugas yang pastinya akan membuat diriku sangat sibuk nantinya, dan kemungkinan aku tidak punya banyak waktu untukmu. Maksudku, bagaimana kalau kamu tinggal bersama Bunda atau Mama?"

"Tidak mau."

Sea menggeleng. Raut wajah sedih yang ditunjukkan olehnya membuat Jimmy tidak punya cukup rasa tega saat ini, tapi mau bagaimana lagi? Jimmy hanya ingin memastikan Sea baik-baik saja selama istrinya tersebut tidak mendaptkan pengawasan langsung darinya.

"Sayang."

Jimmy memeluk tubuh yang sedikit berisi itu dari samping, kemudian menyenderkan kepalanya dibahu Sea, tampaknya kali ini dia harus berusaha keras agar Sea menyetujuinya.

"Aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padamu, aku tidak bisa menemanimu terlalu lama di sana."

"Sea bisa menjaga diri Sea sendiri, Hia tidak usah khawatir."

"Sea, tolong. Turuti permintaan ku kali ini. Ya?"

"Hia tidak percaya pada Sea?"

"Bukannya aku tidak percaya, Ak-"

"Sea bukan anak kecil lagi, Sea sudah dewasa Hia."

"Bukan begitu, Maks-"

"Sea tidak akan mengganggu Hia, Sea janji."

"Maksudku bu-"

"Sea bisa sendiri, Hia."

"Sea, dengarkan ak-"

"Sea sudah bilang, Sea bisa. Kenapa Hia memaksa Sea untuk tinggal?"

"Ck, lalu jika kamu ikut, siapa yang akan menjamin jika kamu dan seseorang yang ada dalam perutmu tidak akan kenapa-kenapa?"

Tanpa sadar, kekhawatiran yang coba Jimmy tunjukkan malah melukai perasaan Sea dengan pertanyaan yang baru saja dia lontarkan, entah Sea yang terlalu sensitif atau memang salah Jimmy telah membuatnya mengingat suatu hal yang berkaitan. Tapi dibalik itu, Jimmy juga sangat tidak menyukai sifat Sea yang pandai sekali menangkis ucapannya, bahkan sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya. Pria cantik itu hanya terdiam, matanya yang tadinya sempat saling bertatapan dengan Jimmy dia alihkan.

Lose Bonds [ JimmySea ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang