03-

69 13 8
                                    

Gerbang besar berwarna putih terbuka. Menampilkan langsung lapangan yang sangat luas dan beberapa bangunan yang besar. Dari dalam mobil berwarna merah, terdapat seorang perempuan dengan jilbab pashmina ternganga melihat kemegahan masjid yang juga bernuansa serba putih. Itu adalah masjid besar pesantren Al-Mu'minun. Pesantren yang dimaksud oleh Eyman, ayah Yasmin.

Yasmin benar-benar kagum melihatnya. Lapangan yang dihiasi rumput-rumput berjejer mengelilingi pinggirannya. Banyak sekali tanaman yang ia lihat juga disini. Sepertinya Nyai Salwa sangat menyukai bunga dan tanaman hias lainnya.

"Bangunan yang disamping masjid itu sekolahnya nak, Yasmin juga akan sekolah disana" tunjuk Eyman yang lalu menghentikan mobilnya.

"Kalo asramanya dimana, Yah?" tanya Yasmin yang menghentikan Eyman yang ingin membuka pintu mobil.

"Sepertinya, asramanya ada dibelakang. Ayah kurang tau, nanti pasti kamu akan diantar oleh pengurus asramanya"

"Sudah, kita keluar dulu" ajak Nadira.

Mereka bertiga keluar dari mobil. Yasmin masih saja mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru pesantren ini yang masih terjangkau oleh matanya.

Tiba-tiba dua orang perempuan berpakaian syar'i menghampiri keluarga itu.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" jawab Eyman dan Nadira bersamaan.

Nadira menyadari Yasmin yang masih saja memandang luasnya pesantren, menyikut putrinya itu.

"Eh? Bunda ngapain sih?" sungut Yasmin belum menyadari kehadiran dua perempuan itu.

"Kamu nggak dengar orang mengucap salam?"

"Lah? Emang siapa?" Yasmin celingukan dan mendapati adanya orang tambahan disini.

"Loh? Ini siapa?" tanyanya bingung.

Satu dari dua perempuan itupun terkekeh, "Tidak apa-apa bu. Perkenalkan saya ustazah Maira pembina asrama putri, dan ini adalah mbak Nurul salah satu pengurus asrama putri. Kami berdua ditugaskan langsung oleh Kyai Adnan untuk membawa calon santriwati pindahan dan memperkenalkannya lebih banyak tentang pesantren ini"

"Ustazah berdua kok cantik banget?" ceplos Yasmin.

Ustazah Maira tersenyum, "Alhamdulillah Masya Allah tabarakallah, terimakasih banyak"

"Owalah, saya juga terimakasih banyak karena sudah bersedia membantu kami" celetuk Nadira.

"Tidak apa-apa bu, ini sudah perintah Kyai Adnan dan kami wajib memenuhinya" jawab Ustazah Maira.

"Kalau boleh tau, namanya siapa ya?" tanya Ustazah Maira.

"Saya Yasmin, bu"

"Ustazah nak, bukan ibu" tegur Nadira.

Ustazah Maira terkekeh, "Yasmin ya, cantik sekali namanya sama seperti orangnya juga"

Yasmin yang dipuji seperti itu pun lantas menutup wajahnya dan menggeliat seperti orang kerasukan.

"Ih, ibu ustazah bisa aja puji nya. Kan kepala saya tambah besar"

Nadira memukul pundak putrinya.

"Astaghfirullah Yasmin, maaf ya ustazah. Anak saya tidak bisa menjaga omongannya"

"Tidak apa-apa bu. Jadi, sekarang ibu dan bapak bisa meninggalkan Yasmin disini bersama kami"

"Lah?" celetuk Yasmin bingung.

"Ohh, sudah bisa ditinggal langsung ustazah?" tanya Eyman.

Ustazah Maira mengangguk, "Iya, pak"

"Lah? kok cepat sekali? antar Yasmin masuk dulu lah, yah, bun"

FAMEEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang