*Jisoo POV*
Aku melirik jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul tujuh. Sial, aku sudah tidak sabar bertemu dengan Jennie lagi padahal kami baru bertemu hari ini. Aku terlalu gengsi untuk menghubunginya. Tetapi aku ingin bertemu.
"Jisoo.. Ada apa ?" Terdengar suara Jennie yang cepat mengangkat panggilan telponku.
Aku memang sudah memberanikan diri tapi aku masih saja gugup karena ini pertama kali nya aku menyukai seseorang.
"A.. Aku.. Aku lapar.." Jawabku spontan. Kenapa aku mengadu soal kelaparan padanya? Aku malu sekali. Dimana jiwa kerenmu Jisoo? Bagaimana bisa dari semua jawaban yang sudah aku atur didalam otakku tetapi hanya jawaban itu yang keluar dari mulut payahku ini??? Kau kacau sekali Jisoo.
Aku mendengar tawa kecil Jennie setelah melontarkan jawabanku yang konyol tadi.
"Kebetulan sekali, aku juga lapar dan akan ke restoran bersama Rosé temanku.. Mau makan malam bersama ??" Tanyanya padaku.
Ternyata jawaban konyolku membuahkan hasil. Jennie sangatlah peka.
"Aku akan segera menemuimu, Jennie. Bersiap-siaplah" Pintaku padanya.
***
Aku susul Jennie segera setelah ia memberitahu lokasi restoran yang akan kami datangi. Sesampainya aku disana, Jennie dan temannya belum terlihat sama sekali. Aku tidak apa-apa. Selama 24 jam disini menunggu Jennie aku tidak apa-apa. Aku akan tidur nyenyak setelah itu. Ingin terlihat sangat menunggu kehadiran Jennie aku sengaja hanya mematung diluar restoran sambil memperhatikan satu persatu mobil yang lewat didepanku sampai akhirnya 2 jam kemudian, aku melihat seorang wanita yang masih mengendarai mobilnya lalu melambaikan tangan kearahku dengan senyum yang cerah. Ya, itu Jennie. Juga terlihat seorang wanita duduk disebelah nya dan mungkin dia yang bernama Rosé. Entah kenapa wanita itu hanya menatapku dengan tatapan kosong dari kejauhan.
Ketika Jennie membuka pintu mobil SUV nya, aku mendekat dan bertanya "Apa kau selalu datang secepat ini, Jennie ?"
Jennie menutup pintu mobilnya kembali, lalu ia tertegun menatapku. "Aku pikir aku sangat terlambat, maafkan aku Jisoo. Kau sudah lama menunggu??" Tanyanya sambil mengaitkan lengannya padaku.
"Tidak, aku baru 5 menit disini.. " Lalu aku mengamati Rosé yang sedaritadi masih menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak apa maksudnya. "Kau dokter yang menguping itu, bukan ?" Nada Rosé seperti mengejekku.
Sebentar, aku baru menyadari bahwa Rosé adalah satu-satunya orang yang memergokiku sedang menguping di Rumah Sakit waktu itu. Oh Tuhan. Dunia ini benar sangat sempit. Kenapa harus dia yang menjadi temannya Jennie?
Aku membelalakkan mataku dan mengedip beberapa kali kearah Rosé guna meng-kode agar ia tidak membahas hal itu didepan Jennie.
"Kalian sudah pernah bertemu sebelumnya ?" Tanya Jennie tiba-tiba.
Lalu Rosé dengan cepat menjawab "Oh tidak, sepertinya aku salah orang. Hai, perkenalkan namaku Rosé, teman dekatnya Jennie. Senang bertemu denganmu, dokter Jisoo" Ucap Rosé tersenyum kaku sambil menjabat tanganku.
Syukurlah dia tidak membahas itu. Rasanya jantungku akan copot jika dia mencoba untuk menjatuhkanku didepan Jennie.
Aku dan Rosé berkenalan seperti dua orang yang baru pertama kali bertemu. Terima kasih Rosé. Aku akan memanfaatkan situasi ini dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Novela JuvenilSeorang dokter muda spesialis kejiwaan, bernama Jisoo, jatuh cinta dengan pasiennya pemilik toko kue yang bernama Jennie. ⚠️25+ Harap bijak saat membaca