Enigma 09

984 112 9
                                    

Sunoo sedari tadi tak mengalihkan pandangannya sama sekali dari sosok yang mengaku sebagai ibu dari Sunghoon. bukan tanpa sebab Sunoo terus memandangi wanita cantik itu, hanya saja aura yang ia miliki berbeda. aura ibu Sunghoon ini cenderung lebih positif daripada negatif. bahkan nyaris tidak ada negatif nya sama sekali. bahkan membuat Sunoo ingin mengenalnya lebih dekat.

"gak heran anaknya cakep, orang mama nya aja spek bidadari surga." bisik Jungwon ke Niki yang juga terkagum-kagum akan kecantikan wajah yang di miliki oleh ibu Sunghoon. tak hanya Sunoo, rupanya, tapi mereka berdua dan Jake juga merasakan hal serupa.

ibunya Sunghoon memang secantik itu.

"kalian semua teman-temannya Sunghoon, ya? atau bukan?"

suara bernada lembut itu menyapa keempat telinga pemuda yang sejak tadi diam. Jake, Sunoo, Jungwon dan Niki kompak mengangguk -- pertanda jawaban dari iya.

"begitu, ya. kalian anak-anak baik. terimakasih sudah mau menjadi teman Sunghoon." ujar Yoona dengan nada penuh ketulusan serta senyum yang menghiasi wajah cantiknya.

"Tante bisa aja. kami gak baik-baik banget kok, hehe." kata Jungwon sambil tersenyum kikuk.

Yoona semakin melebarkan senyumnya. wanita itu kemudian melangkahkan kedua kakinya yang terbalut sepatu untuk mendekati empat anak laki-laki yang berstatus sebagai teman dari putranya itu.

"kalian sudah makan siang? kalau belum, mau makan bersama Tante?"

"tenang. Tante yang traktir kalian." lanjut Yoona yang tentu saja tidak di tolak oleh keempat anak itu.

"mau, Tante!"

Yoona terkekeh gemas melihat respon anak-anak di hadapannya yang begitu lucu. lalu arah pandang Yoona beralih pada putri sulungnya.

"Yeji, kamu jagain Abang, ya? Bunda mau pergi sebentar sama mereka." kata Yoona yang di balas anggukan kepala oleh Yeji.

"siap, Bunda Ratu!"

setelahnya, Yoona pun pergi menuju kantin bersama Jake, Sunoo, Jungwon dan juga Niki.

meninggalkan Yeji di depan ruang kesehatan seorang diri. sebelum akhirnya gadis itu masuk ke dalam untuk menemui kakaknya yang belum sadar juga.

"pengen banget gue getok rasanya kepala lo pakai pedang punya Ayah, bang." Yeji berujar sambil memasang pose ingin memukul saking gemasnya dengan Sunghoon yang keras kepala itu. sudah di larang tapi tetap pergi. inilah hasilnya. merepotkan semua orang serta membuat heboh satu sekolah.

"kaya berani aja ketemu sama Ayah."

"heh! sejak kapan Abang bangun?!" tanya Yeji kaget melihat kedua mata Sunghoon yang semula tertutup rapat kini terbuka sedikit seperti orang China.

"sejak kamu ngancem mau mukul Abang pake pedangnya Ayah." jawab Sunghoon seadanya membuat Yeji mendengkus.

"calon istri Abang mana, Ji?" tanya Sunghoon kemudian sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"hah? calon istri? maksudnya?" tanya Yeji tak mengerti.

"Jake. kemana dia?" tanya Sunghoon lagi memperjelas calon istri yang dia maksud agar adiknya yang sedikit lemot itu mengerti.

"pft- Hahaha, calon istri katanya? hahaha, astaga, bang. pacaran aja enggak, pake segala bilang calon istri. emang kak Jake mau sama lo?"

"sialan" Sunghoon tak bisa menahan umpatannya saat mendengar kalimat pedas yang adik kesayangannya itu lontarkan. pedas sekali sampai cabai saja kalah.

"kak Jake di ajak makan sama bunda, bang." kata Yeji pada akhirnya tak tega melihat wajah manyun Sunghoon yang mirip dengan bebek itu.

"di kantin. sama temen-temennya kak Jake juga." sambung Yeji membuat Sunghoon langsung bangkit dari brankar yang ia tiduri.

Enigma [Sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang