first death

426 52 5
                                    

Saat Taehyung membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah kelambu dan langit-langit yang familiar. Hal kedua yang dia rasakan adalah tenggorokannya yang kering dan kepalanya yang pening. Kemudian hal ketiga yang dia sadari adalah kepala dan tubuhnya masih terhubung. Omega itu segera bangkit dari tempatnya tertidur lalu mengecek seluruh tubuhnya. Gaun tidur sutra, ranjang empuk dengan kelambu tipis kemudian sinar mentari yang malu-malu mengintip dari jendela. Taehyung terpekur, apakah ini surga?

“Tuan Taehyung? Anda sudah bangun?” Suara pintu terbuka diikuti dengan suara tak asing yang dulu Taehyung dengar.

Menoleh cepat dia menemukan seorang pelayan masa kecilnya yang seharusnya sudah pensiun setelah menikah, kini di hadapannya dengan wajah cemas dan mata sembab seperti sehabis menangis.

Mulut Taehyung setengah terbuka, mata terbelalak besar menatap wanita itu tak percaya, “Winter? Winter kau ada di sini? Winter.. aku masih hidup?”

Air mata Winter kian membendung dan tanpa aba-aba, wanita itu menerjang ke ranjang kemudian memeluk sang tuan erat. “Syukurlah tuan masih hidup! Aku sempat panik saat tuan tiba-tiba pingsan di taman! Katanya jantung tuan berhenti sebentar! Tuan taehyung jangan mati dulu!”

Pelukan erat winter yang menyesakkan cukup membuat Taehyung sadar kalau ini bukan mimpi maupun di surga–tidak mungkin di surga dia sesak nafas. “Winter… Winter… WINTER LEPAS ASTAGA!!!” Pekiknya seraya mencoba melepaskan pelukan Winter yang bagai seekor monyet memegang pisang.

Walaupun enggan, wanita muda itu melepas pelukannya pada Taehyung sambil terisak, “kau tidak tahu betapa khawatirnya aku saat dokter bilang kau tidak bernafas dan jantungmu berhenti sesaat… tuan besar juga bahkan sama terkejutnya tapi kau hidup lagi, syukurlah, jangan mati dulu tuan Taehyung!! HUAAA!!!”

Telinga Taehyung sakit mendengarnya hingga dadanya ikut ngilu…

Omega itu tertegun sambil memegang dada kemudian lehernya. Kepalanya masih menyatu, dia berada di sebuah kamar mewah bukan di mansion besar Vesalius, orang yang seharusnya pergi kembali dan yang terpenting adalah semua terasa familiar. Seperti deja vu kecuali ini bukan deja-vu.
Sepenggal ingatan waktu dia pertama kali masuk istana saat umur 18, dadanya sakit luar biasa dan dia jatuh pingsan di taman istana. Dokter juga berkata hal yang sama saat itu, kalau jantung Taehyung sempat berhenti sebelum akhirnya berdetak kembali dengan lemah. Seluruh istana heboh, ayahnya bahkan sampai datang untuk memastikan kalau boneka sakali pakainya masih hidup atau memang sudah mati. Winter juga menangis meraung raung hingga kepalanya semakin pening dan seluruh kejadian kali ini begitu persis seperti yang dia ingat dulu.

Apakah ini mimpi?

PLAK

"TUAN TAEHYUNG?!?"

Taehyung menampar pipi sendiri, tak percaya kalau ini semua nyata. Tidak, mungkin ini memang tidak nyata dan hanya ilusi. Iya, Taehyung kan sedang dihukum mati, mungkin ini hanya ilusi dari kepalanya agar Taehyung bisa mati dengan tenang. Iya, begitu, bisa jadi begitu. Banyak yang bilang saat mendekati ajal mereka akan mengingat kehidupan mereka yang bagai angin lalu, untuk diratapi atau hanya sebatas kilas balik. Tapi pipinya sakit, rasanya seperti nyata, terlalu nyata sampai rasanya   menakutkan.
Kalau sampai ayahnya juga masuk dan mengatakan ‘masih hidup, benarkan? kecoa tidak mudah mati.’ Taehyung mungkin akan lebih percaya. Kan ilusi kepalanya sendiri, tidak mungkin menampilkan kenangan menyakitkan?

Pintu kembali terbuka, lebih kasar dari saat Winter masuk ke dalam. Seorang lelaki, lebih muda dari yang Taehyung ingat berdiri pongah diambang pintu dengan dagu terangkat jumawa. Matanya memicing tajam menatap Taehyung di atas ranjang dengan dingin.
Taehyung bersungut kecil, pandangannya turun menatap pangkuan yang dilapisi selimut. Tetapan ini, sudah lama rasanya, Taehyung tidak ditatap hina oleh kedua mata itu.

Tales Of Mariposa (KOOKV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang