04

550 61 7
                                    

Crip crip-!

Suara burung yang menguar pada pagi hari memang terbaik. Mata biru bercampur keemasan itu sedikit terbuka, dan membiarkan mulutnya menguap tanda untuk kembali beraktivitas untuk hari ini.

"Hah.." Deanno mengerjapkan matanya untuk memperjelas penglihatan. Tapi yang ia lihat adalah pahatan otot yang di baluti pakaian namun tak dikancing.

Deanno mendongak untuk melihat pahatan otot siapa itu, dan tentu saja, itu milik Masbro.

Masbro yang sedang tertidur itu sedikit terbangun karena pergerakan ringan dari Deanno, Masbro pun menatap mata Deanno dengan senyumannya yang khas.

"Selamat pagi," Ucap Masbro dengan suaranya yang memang biasanya dialami oleh sekumpulan lelaki baru bangun tidur. Serak, namun halus.

Masbro menyisir helaian rambut Deanno dari kening Deanno menggunakan ibu jarinya, itu membuat Deanno kembali menutup kedua matanya. Tentu saja hal ini ditangkap oleh Masbro, ia terkekeh.

Masbro mencium pelan kening Deanno, dan mengusap kepala Deanno.

"Pagi..juga" Mengundang senyuman gemas dari Masbro.

Tapi sesaat kemudian, setelah Deanno terbangun dari tidur cantik serempet gantengnya, ia tiba-tiba terduduk dan hampir jatuh, meski ujungnya ia masih bisa tahan untuk tak terjatuh.

"Kok aku disini?!!!" Pekik Deanno panik, ia sudah berpikir yang aneh-aneh tentang Masbro.

Tentu saja tatapan yang menatap curiga itu di sambut baik oleh Masbro dan Masbro pun menjalankan aksinya dengan sangat baik.

"Ehem.. Kamu tahu tidak?" Masbro tersenyum dengan sangat mencurigakan.

Deanno pun yang penasaran menatap Masbro. "A-apa?"

Itu membuat Masbro menjadi sangat bergairah untuk menjahili Deanno.

"Semalam kamu menyentuh badan saya, kamu sadar?" Ucap Masbro sambil menyentuh perut kotaknya, ia berpura-pura bahwa Deanno menyentuh dirinya seperti itu.

"Hah?!!! Gak! Orang aku tidur itu kayak kerbo! Gak mungkin lah!" Ucap Deanno, sangat panik. Ia pun segera turun dari kasur Masbro dan keluar dari kamar kebesaran milik Masbro.

Masbro pun tertawa layaknya bapak-bapak, suara tawa yang bergema dan seperti menggunakan sebuah toa.

•••

Deanno saat ini kesal, tapi ia dengan bodohnya percaya dengan bualan Masbro, tapi sekarang ia semakin kesal, karena Deanno tersasar oleh ruangan-ruangan Kekaisaran Mahendratta yang sangat banyak pintunya.

"Aduh! Dimana sih kamar mandinya!" Gerutu Deanno.

Padahal, sebelumnya di kamar kebesaran Masbro, ada kamar mandi.. Tapi mungkin karena terkejut dan Deanno juga baru bangun sudah disuguhi oleh informasi tipuan, Deanno pun tak punya pilihan lain selain percaya dan kabur.

Meskipun ia tergolong orang yang pintar, Deanno sendiri juga orang biasa yang bangun tidur seperti orang bodoh. Jadi Deanno bisa saja percaya apapun yang dikatakan kepadanya meskipun itu adalah kebohongan.

"Lagi pula kenapa sih si Masbro itu, nyebelin banget, emangnya aku beneran nge grepe-grepe dia gitu?" Seru Deanno sembari melirik bagian luar dari Kekaisaran Mahendratta, disitu banyak sekali prajuit-prajurit yang sedang berlatih sangat gigih dan seolah mereka tak punya banyak waktu untuk berdiam diri saja.

Dan Deanno tiba-tiba berpikir, "ini kok aku kayak anak kecil aja sih, gerutu-gerutu gitu, aku kan umurnya udah gede"

Deanno menghela napas berat,

Deanno AntaraksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang