BAB 3 : KEMUNCULAN MONSTER

32 5 0
                                    

Aku berlari dan menghindari serangan yang monster itu berikan kepadaku. Aku menatap sekililing untuk mencari tempat persembunyian. Lalu aku menaiki salah satu pohon yang berada di sana.

Terlihat monster itu tengah kebingungan mencari keberadaanku. Monster itu tepat berada di bawahku. Sebisa mungkin aku tidak membuat suara karena monster sangat sensitif akan suara.

Oke ayo ingat kembali bagaimana aku bisa berada di situasi seperti ini. Sekarang umurku sudah mencapai 15 tahun. Saat itu aku disuruh ibuku untuk mengambil tanaman herbal di hutan yang letaknya tidak jauh dari desa.

Sesampainya aku di sana aku mulai mencari tanaman herbal yang ibuku inginkan. Saat itu aku tidak sengaja bertemu sesosok monster yang mengerikan. Dia memiliki aura hitam pekat di sekelilingnya.

Menyadari bahaya itu aku berlari melarikan diri tetapi sayangnya sang monster mengetahui keberadaan ku dan mulai mengejarku.

Dan di sinilah aku sekarang. Terkepung oleh monster di bawahku. Mengetahui tidak ada cara lain untuk melarikan diri aku pun berpikir cara untuk menyerang monster itu.

Menyadari adanya celah aku pun langsung menyerang dari atas menggunakan bola api. Salah satu monster itu berhasil tumbang dan masih ada sisa satu monster lagi.

Monster itu langsung menyerangku sukurlah aku berhasil menghindar. Aku pun membalas serangan itu. Puluhan balok es yang tajam yang mengelilingiku langsung kuarah kan ke monster sialan itu.

Tiba tiba firasatku tidak enak. Aku langsung melesat menuju ke arah desa untuk kembali.

Sesampainya di sana aku sok dengan pemandangan yang kulihat. Desaku berubah menjadi lautan api. Darah berada di mana mana mayat mayat berceceran di sepanjang jalan.

Aku panik mencari keberadaan orang tuaku tidak sengaja aku bertemu monster lalu dia menyerangku. Aku terhempas dan membentur dinding aku batuk darah karena serangan itu. Aku mencoba bangkit tapi tidak bisa. Aku pasrah dengan keadaanku saat monster itu ingin menyerangku.

'Sring'

Tubuh monster itu terbelah aku melihat ada bayangan yang menyerupai manusia tetapi sayang aku tidak bisa melihat wajahnya karena pandanganku mulai memburam. Aku masih ingat suaranya yang indah dan lembut itu.

Aku terbangun dan terlihat kedua orang tuaku. Sukurlah mereka selamat aku merasa lega saat melihat mereka selamat.

Ibuku menyadari bahwa aku sudah sadar dan langsung memelukku. "Sukurlah kau selamat"ucap ibuku dengan mata yang berkaca kaca.

"Kita ada dimana"tanyaku "kita ada di tempat efakuasi sekarang"jawab ayah "Kenapa"tanyaku lagi

"energi kegelapan tiba tiba meluap tak terkendali dan mencemari energi alam menyebabkan kemunculan monster yang menyebar luas tetapi sukurlah tidak semua energi alam tercemar oleh energi kegelapan dan hanya di area minimnya cahaya matahari saja yang tercemar oleh energi kegelapan"ucap seorang gadis yang berada di ambang pintu. Dia mendekatiku dan bertanya bagaimana keadaanku.

Entah kenapa aku merasa familiar dengan suara miliknya. Oh aku ingat dia adalah orang yang menyelamat kan ku dari monster waktu itu. "Aku agak mendingan terima kasih telah menyelamatkanku waktu itu"ucapku sambil tersenyum.

Tiba tiba saja wajahnya memerah. "B-baguslah kalau begitu aku pergi dulu"ucapnya lalu pergi meninggalkan kami "dia kenapa"ucapku. Ibu dan ayah hanya senyum senyum sendiri saat melihatnya.

Keesokannya aku berada di tempat latihan karena semua pemuda di desa akan berlatih menggunakan pedang untuk membantu membasmi monster.

Sebanarnya ibuku merasa keberatan akan hal itu dan pada akhirnya aku tetap harus melakukan pelatihan itu.

Kami di sini dilatih bagaimana cara megguanakan pedang dan sihir.

Sekarang aku sudah tau siapa nama orang yang menyelamatkanku waktu itu. Dia bernama Alice Navellion. Putri duke Navellion sekaligus kesatria kerajaan. Sword master termuda di kekaisaran tak heran jika dia sangat kuat.

5 bulan telah berlalu aku berpamitan dengan keluargaku karena akan pergi berpetualang untuk membasmi monster dan mencari tau bagaimana bisa energi kegelapan meluap secara tiba tiba.

Aku berkanalan dengan rekan setimku yang berjulah 4 orang termasuk aku.

Yang pertama adalah Leon dia bertugas sebagai tanker di tim kami dia pemuda yang baik dan juga ramah.

Yang kedua ada Lilith dia bertugas sebagai healer dia gadis yang cukup pemalu.

Yang ketiga ada theo dia bertugas sebagai swordman kakak dari Lilith dia cukup pendiam.

Dan aku bertugas sebagai penyihir.

Tim kami di tugaskan untuk membasmi monster di bagian timur. Kami langsung pergi kelokasi.

Di perjalanan kami tdak sengaja bertemu monster. Kami pun bersiap untuk bertarung. Theo pergi menerjang salah satu monster dan berhasil menghabisinya

Aku menghujani monster dengan bola api milikku dan menewaskan monster yang tersisa.

Karena sudah larut malam kami akhirnya memilih untuk istirahat.

Paginya kami melanjutkan perjalanan dan menemukan sebuah desa di sana. Dan terlihat bahwa desa itu......

Bersambung...

Lonely Star In The Night SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang