Seharian Berkeringat

678 5 0
                                    

Hari ini adalah hari yang cukup mengasyikkan bagi Dian, siswi SMA yang ceria dan periang. Dian memakai jilbab dan berkacamata, wajahnya selalu terpancar dengan senyuman ramah. Namun, ada satu hal yang selalu membuatnya sedikit kesal: tubuhnya yang mudah berkeringat.

Pagi itu, suasana di sekolah terasa segar ketika Dian tiba. Dia memutuskan untuk merangkap seragam olahraga dengan seragam putih abu SMA. "Ah, mungkin ini ide yang bagus untuk mempersingkat waktu," gumam Dian sambil tersenyum memikirkan kemudahan saat berganti pakaian ketika di kelas.

Namun, begitu dia tiba di kelas, Dian langsung merasakan kegerahan. Seragam olahraganya berwarna biru dengan bulu kain yang membuatnya mudah bau keringat. "Astaga, ini pasti akan membuatku berkeringat lebih dari biasanya," keluh Dian dalam hati.

Ketika pelajaran olahraga dimulai, guru memberikan tes lari 12 menit. Dian berusaha keras, tetapi setelah beberapa menit, dia sudah berkeringat deras. "Aduh, aku bahkan belum selesai dan sudah begini," keluh Dian kepada teman sebangkunya.

Teman sebangku Dian, Maya, tersenyum sambil mengangguk. "Tenang saja, Dian. Kita semua pasti berkeringat di sini. Ini kan tes lari yang cukup menguras tenaga," ucap Maya sambil memberikan semangat.

Setelah pelajaran olahraga selesai, Dian buru-buru menuju kamar ganti untuk mengganti seragamnya. Namun, belum sempat dia berganti celana olahraganya, temannya, Rini, memanggilnya untuk rapat osis. "Dian, cepatlah! Rapat osis akan segera dimulai," seru Rini.

Dengan sedikit kecewa, Dian merangkap kembali seragam olahraga dengan seragam putih abu dan bergabung dengan rapat osis. "Ah, betapa tidak nyamannya ini," keluh Dian dalam hati sambil merapikan seragamnya.

Selama empat jam rapat berlangsung, Dian merasa tidak nyaman dengan seragam olahraga yang basah oleh keringat. "Sungguh tidak nyaman," gumam Dian kepada Maya yang duduk di sebelahnya.

Maya mengangguk setuju. "Aku paham, Dian. Tapi ini bagian dari tanggung jawab kita sebagai anggota osis," ucap Maya dengan penuh pengertian.

Ketika duduk di ruang rapat, Dian merasakan keringat dingin mengalir di punggungnya. "Astaga, ini lebih menyiksa daripada tes lari tadi," gumamnya sambil mencoba menepuk-nepuk wajahnya yang masih penuh keringat. Selain itu, bau keringatnya pun mulai tercium.

Akhirnya, rapat osis selesai dan Dian pun segera pulang ke rumah. Namun, begitu sampai di rumah, dia langsung tergolek lemas di tempat tidur tanpa mengganti seragamnya. "Ah, terlalu malas untuk mengganti seragam," gumam Dian sambil menutup mata.

Dian terlelap dalam tidurnya dengan seragam olahraga yang basah dan bau keringat masih melekat erat pada tubuhnya.

Tak disangka, dia tertidur pulas dengan seragam olahraga yang masih melekat di tubuhnya. Mimpi indah membawanya melupakan semua kelelahan dan kekesalannya.

"Hari yang panjang," gumamnya saat terbangun, masih dengan seragam yang sama. "Tapi, yaudahlah, sudah terlanjur."

Short Story: Dita dan DianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang