BAB 18 | THE TRUTH

3.6K 286 37
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....



PLAK!

Sebuah tamparan menerpa pipi kiri milik Farrel, membuat lelaki itu menoleh ke samping. Rasa panas menjalar.

Galaksi memandang Bundanya dengan kerutan alis marah. "Bunda kenapa?!"

"Janji?" Susanti mengabaikan pertanyaan Galaksi. Matanya menatap Farrel dengan tatapan murka. "Dasar munafik!"

"Ini bukan salah Farrel, tapi aku."

Susanti, "Gausah bela-belain dia Gala. Jangan jadi bodoh cuman karena rayuan bodoh dari dia."

"Farrel gak ngerayu Gala, Bun." Galaksi melangkah kedepan, menyembunyikan Farrel di belakangnya. "I love him. Gala gak peduli, sebanyak mana pun orang yang Bunda mau Gala nikahin, tapi pilihan Gala tetap Farrel."

Farrel mengangkat kepalanya, memandang Galaksi. Rasa dilindungi menguar hanya dengan kata-kata yang Galaksi lontarkan. Ia merasa... selamat.

"Gala! Kamu mau malu-maluin keluarga kita dengan bersama jalang?!"

Galaksi, "Cukup!"

Susanti tersentak kaget mendengar bentakkan Galaksi. Ia tidak menyangka jika anak semata wayangnya berani membentak dirinya di hadapan khalayak ramai hanya karena seorang laki-laki?

Atmosfera disana mendadak hening. Ketegangan di antara dua beranak itu dirasakan hampir satu penghuni aula. Pendramaan mereka menjadi atensi.

"Gala gak peduli. Gala sayang sama Farrel dan bakal jadiin dia masa depan Gala. Dan Bunda, gaada hak buat nentuin siapa pendamping hidup Gala."

"Gala! Tega kamu ya?! Sejak kapan kamu kayak gini?!"

Susanti yang kepalang marah melangkah mendekat ke arah Farrel. Galaksi di samping di dorong hingga tubuh lelaki yang coba anak semata wayangnya lindungi terlihat di hadapannya.

"DASAR JALANG! ANAK GUE BERUBAH GARA-GARA LO!!!"

Rambut Farrel dijambak membuatnya mengerang sakit. Galaksi mencoba melerai namun nihil disaat Bundanya mendorong tubuh itu tanpa ingin mengalah.

Aula kembali riuh.

"Makan tuh! Jalang emang harus dibiarin kayak gitu! "

"Kuat lagi! Sampe copot tuh rambut! "

Tak cukup dijambak, tubuh Farrel dipukul membabi buta oleh wanita itu. Yang Farrel rasakan saat itu hanyalah keputusasaan. Tubuhnya dibiarkan begitu saja tanpa ingin melawan. Dirinya benar-benar lelah. Kesakitan seakan tembus dari tubuh, membuat lelaki itu membeku tak berdaya.

Galaksi mencoba melerai namun lagi-lagi nihil. Kondisi genting ini memaksanya untuk memilih salah satu mereka yang dimana adalah orang yang sangat ia sayangi.

ᴍʏ ʙᴏꜱꜱ ᴍʏ ᴇx ʜᴜʙ!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang