CEO gadungan

1.1K 62 6
                                    

Di sini lah keluarga Nathanael sekarang berada, di sebuah kamar medis, mereka semua yang berada di sana, kecuali James, kaki tangan Zeyn, yang berdiri di ambang pintu menyaksikan keluarga kecil tuan nya yang sedang mengelilingi ranjang milik Savian atau yang kini kita sebut Alvian.

Mereka semua menatap berbinar dan tak lupa senyum yang mereka tampilkan sedari tadi tak luntur setelah melihat orang yang paling mereka sayangi sudah sadar, sedangkan yang di tatap pun malah menatap horor kepada semu orang yang mengelilingi nya.

"Ke-kenapa kalian melihat ku seperti itu?". Tanya Vian karena sudah tidak tahan dengan tatapan yang di layangkan mereka berempat.

"Mommy--- Niel rindu mommy, mommy kenapa tidur nya lama sekali, Niel yang suka tidur tidak pernah tidur selama itu". Ucap seorang anak kecil dengan mempoutkan bibir nya.

"Aku bukan---".

"Mommy, apakah luka nya masih terasa sakit? ava sudah panggil om David". Ucap Dhava.

"Kenapa kau memanggil dokter gadungan itu?". Tanya Zeyn tidak terima.

"Sudah lah dad, mommy butuh seorang dokter untuk memeriksa luka nya lagi". Lerai Raffa.

"Cih mengatai om David dokter gadungan padahal sendiri nya CEO gadungan". Cibir Dhava.

"........"

Skak mat.

"Maaf mengganggu tuan dan nyonya, tapi tuan David yang tampan ini sudah tiba". Ucap David yang sudah sampai di ruangan tersebut.

"Kapan kau datang ?".

"Siapa yang kau panggil nyonya ha?". Ucap Vian dan mereka semua pun sontak menoleh ke arah nya.

"Mommy". Jawab Niel sambil menunjuk ke arah Vian dengan jari telunjuk mungil nya.

Sontak jawaban anak kecil itu pun membuat Vian melotot dan hampir melayang kan protes.

"Apa aku aku bukan-----".

"Sssttt honey jangan banyak bicara dulu, kau baru saja sadar sayang".

Sumpah Vian ingin muntah mendengar apa yang baru saja Zeyn katakan barusan, ia bahkan membuat raut wajah seperti orang yang sedang mual.

"Apa kau hamil honey? Kenapa kau seperti ingin muntah?". Tanya Zeyn dan sontak mereka yang ada di sana menatap nya dengan tatapan horor.

"Istri mu bukan sedang hamil, dia muak melihat wajah mu yang seperti pedofil itu". Ucap David dengan sedikit mengejek, padahal kalo di pikir-pikir Zeyn itu memang terlihat seperti seorang pedofil, lihat saja dia, dia menikahi seorang pria muda bahkan sampai memaksa Vian untuk menikah dengan nya, karena jarak usia antara Zeyn dan Vian terpaut 18 tahun.

"Apa kau ingin menyumbangkan kepala mu untuk sebagai hiasan lampu di kamar dua iblis itu?". Tanya Zeyn dengan sedikit mengancam, dia tidak terima jika di Katai seorang pedofil walaupun itu lah fakta nya.

"Aku lebih suka mendonasikan kepala ku yang berharga ini untuk 'dia'". Ucap David dengan nada bicara yang serius.

"Ow benarkah? Kalo begitu lakukan lah, aku akan mencari dukun yang lain saja".

"Jika ingin membahas tentang pekerjaan sebaik nya di ruang kerja saja, jangan di depan anak-anak dan istri mu, terlebih lagi ada anak di bawah umur di sini". Ujar Raffa yang sudah mulai jengah dengan pertikaian orang tua di depan nya ini.

Sedangkan Dhava menutup kuping Niek agar anak kecil itu tak mendengar omongan orang dewasa yang mungkin bisa saja merusak kepolosan adik nya itu.

"Apa suami mu itu benar-benar seorang mafia ? Cih dia terlihat seperti om-om duda". Batin Savian yang sekarang ini tengah berbicara dengan Alvian asli, dia memanggil nya tadi saat David datang dan menyela perkataan nya.

my wife is a former brat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang