01

975 21 0
                                    

Sejumlah besar tawanan yang dikumpulkan oleh anak buah Park dibawa menuju sel bawah tanah untuk disiksa.

Salah seorang tawanan wanita yang paling cantik diantara puluhan tawanan wanita, ia Jung Yuera.

Gadis malang yang dijual oleh ayah kandung nya sendiri kepada keluarga park karena ia sangat membenci putri nya dan membutuhkan uang.

Jung Yuera
Sekarang gadis malang itu sedang duduk di salah satu sel tahanan bawah tanah meratapi nasib buruk nya untuk giliran nya disiksa, dijual dan mungkin diperbudak oleh semua algojo disini.

Berhari-hari, bahkan mungkin sudah 2 minggu ia berada di sel tahanan bawah tanah itu.

Disisi lain.

Seorang lelaki muda sedang duduk di ruangan nya yang dingin dan sejuk, namun ia terlihat sangat fokus menatap lurus kearah laptop nya.

Namun sebuah nada dering handphone merusak konsentrasi nya, lelaki muda itu dengan cepat mengangkat telepon itu tanpa mengalihkan pandangan nya.

"Hallo?"

"Hei nak, apakah kau sedang sibuk?"

Pemuda itu tersentak dan mengintip ke arah handphone nya.

"Hmm lumayan, ada apa?"

"Ada hal yang hendak ayah bicarakan, kemarilah, di cafe dekat kantor mu"

"Maaf, namun pekerjaan ku tidak dapat ku tinggal untuk saat ini"

"Kemarilah nak, hanya sebentar"

"Ck"

Pemuda itu mematikan telepon nya dengan kasar, ia sangat malas untuk bertemu dengan orangtua nya.

"Sialan, pasti hal bodoh itu lagi"

Pemuda itu berjalan keluar ruangannya dengan langkah yang mantap, bergegas menuju cafe yang dimaksud oleh ayahnya.

Namun bodoh nya, jika ia benar pergi menuju cafe tersebut berarti dia dengan sengaja menyetujui permintaan ayah nya itu.

Singkat cerita..

Pemuda itu berjalan masuk kedalam cafe tersebut, ia sempat bingung untuk beberapa saat hingga seorang waiter menghampiri nya.

"Permisi tuan, apakah anda tuan kim?"
Pemuda itu hanya mengangguk

"Baik tuan, anda sudah ditunggu di meja sebelah sana" Tutur waiter itu dengan lembut sambil menunjuk kearah salah satu meja VVIP

Pemuda itu mengangguk untuk sekali lagi kemudian ia berjalan menuju meja tersebut dengan wajah datar dan kedua telapak tangan nya masuk kedalam saku celananya.

Ia melihat, dua pria tua yang dimana salah satu nya adalah ayahnya, seorang wanita tua yang dimana itu pasti ibunya, dan salah satu perempuan yang lebih pendek darinya.

Sialan. Sungguh. Sialan.

Ia merasa begitu menyesal karna telah menerima permintaan ayahnya, ia membalikkan badannya hendak pergi dari tempat itu. Namun terlambat, ayahnya telah melihat nya.

"Sunghoon! Kemari nak!" Teriaknya

Sunghoon ingin sekali menjadi orang tuli untuk saat ini saja, namun bila ia tetap melanjutkan plan nya untuk pergi, pasti ia akan di kejar habis-habisan oleh orang tua nya.

Sunghoon dengan terpaksa membalikkan badannya kembali dan menatap malas kedua orang tuanya, beserta dua orang asing yang duduk satu meja dengan orangtuanya.

"Ck, wanita mana lagi ini" Gumam sunghoon

Sunghoon kemudian berjalan kembali mendekati meja tersebut, dia duduk disamping ibunya walaupun ayahnya sudah memberikan isyarat untuk duduk disamping perempuan asing itu.

"Perjodohan lagi?" Tanya sunghoon to the point

"Sunghoon!" Bentak dari sang ayah

"Sudah-sudah, tak perlu diperpanjang" Ucap sang ibu lembut

"kita lanjutkan saja pembicaraan kita yang tadi" Sambung ibu

Seorang lelaki berumur yang duduk disamping ayah sunghoon, tersenyum kecil lalu menatap kearah sunghoon.

Sunghoon menyadari tatapan itu, ia balik menatap tajam kearah pria itu dengan tatapan yang meremehkan.

Ayah sunghoon menyadari kesengitan dari kedua pihak itu, dia lalu melotot kearah sunghoon.

"Sunghoon, itu tidak sopan!" Gumam ayah sunghoon yang hanya bisa didengar oleh sunghoon

Sunghoon dengan cepat merubah raut wajah nya menjadi datar setelah mendengar gumaman ayahnya.

Ia sebenarnya bisa langsung membentak ayahnya menolak secara mentah-mentah dihadapan kedua orang asing itu, tapi ia masih memiliki hati untuk tidak membuat ayah dan ibunya malu.

Jika seandainya dia menolak permintaan ayah nya tadi mungkin sekarang dia tengah santai menyeruput kopi panas dan fokus kepada pekerjaan nya.

"Ekhm, nak sunghoon. Saya tidak akan terlalu basa basi dalam kesempatan ini, saya akan sangat merasa terhormat bila-" Ucapan pria tua itu dengan sigap langsung dipotong oleh sunghoon

"No, saya tidak bersedia. Silahkan cari pasangan lain untuk anak anda yang lebih daripada saya, terimakasih" Ucap sunghoon lalu ia beranjak dari kursi nya berjalan dengan cepat keluar dari ruangan VVIP itu.

Ia menutup telinganya rapat-rapat mendengar teriakan dan kepanikan dari kedua orang tuanya yang terus memanggil-manggil namanya.

Tbc
686 kata.

being sunghoon's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang