07

258 12 2
                                    

Matahari perlahan-lahan menghilang dari indah nya langit biru dengan awan-awan cantik yang menghiasi langit, cahaya matahari yang menerangi seluruh penjuru bumi sekarang tergantikan oleh sorot lampu jalanan di antara gelap nya malam di kota Seoul.

Di tengah gelap nya malam yang hanya disinari oleh sorot lampu jalanan, banyak tulang punggung keluarga yang baru saja kembali dari semua permasalahan di tempat kerja mereka masing-masing.

Salah satu nya adalah Sunghoon, namun yang menjadi perbedaan dari semua teman sebaya nya adalah dia bukanlah tulang punggung keluarga.

Generasi sandwich? Kepala keluarga? Tulang punggung? Itu semua bukanlah permasalahan seorang bos besar yang kaya raya itu.

Dia bekerja, membangun usaha, membuka lapangan pekerjaan, memperkerjakan banyak mahasiswa/mahasiswi muda, orang-orang yang memiliki kemampuan dalam bidang tertentu dan tentu nya memiliki IQ di atas rata-rata.

Jadi, tidak mengherankan jika dia sangat amat kaya raya, dia terlalu cerdik dalam dunia ekonomi dan perdagangan.

Dunia ini sangat amat cepat berlalu, sudah dua puluh lima menit setelah pria 'matang sempurna' ini menyelesaikan semua pekerjaan di perusahaan nya yang sedang di bombardir banyak nya deadline membuatnya sangat amat kelelahan.

Memarkirkan mobil Porsche ber tipe 911 yang dibandrol dengan harga (5, 5 miliar), merupakan merek mobil terbaik di Jerman (untuk saat ini), Sunghoon tampak sangat amat lesu dan kehilangan banyak energi untuk hari sabtu yang melelahkan ini.

Membaringkan tubuh sixpack nya di atas kasur king size miliknya, sangat melelahkan sehingga membuat nya sedikit melamun, tapi lamunan itu seketika hilang ketika suara nada dering handphone yang sedikit menusuk gendang telinga nya.

"Halo"

"Sunghoon, aku harap kau tidak pingsan setelah mendengar ini!" Seru seseorang dari seberang telepon

"Katakan cepat"

"Aku bertanya pada mantan sekretaris mu itu, apa agenda mu un-" Kalimat itu terpotong seketika

"Apa yang kau maksud? Rose? Kau gila? Dia mantan sekretaris ku Sekarang sekretaris ku adalah jennie!"

"Hei santai dahulu tuan muda, aku hanya menanyakan agenda mu sebelum jabatan sekretaris yang semula di miliki Rose berpindah tangan menjadi milik Jennie, hanya itu. Dan katanya esok kau memiliki agenda yang sangat amat padat, jadi persiapkan dirimu"

"Apa saja cepat katakan, aku sangat malas mendengar celoteh mu"

"Pada pagi hari buta kau harus mendatangi peresmian cabang baru di Busan, pukul 10 pagi kau harus melaksanakan meeting penting dengan kolega besar dari Jeju, pukul 1 siang ada seseorang yang akan mengajukan pinjaman kepadamu jadi kalian harus bertemu esok, kau akan senggang dari pukul 3 sore sampai 7 malam, setelah nya kau akan mendatangi pesta pernikahan seorang anak petinggi perusahaan yang pernah kau bantu sampai pukul 10 malam"

"Apa kau waras?!"

"Aku sungguh waras tuan muda, aku baru saja mengunjungi dokter psikolog bulan kemarin"

"Hash, terimakasih Heeseung"

"My pleasure"

Sunghoon mematikan telepon itu sepihak, sungguh kepala nya terasa begitu pening setelah mendengar ucapan tangan kanan nya tentang agenda nya yang begitu padat, rasanya mana mungkin ia akan menghirup udara segar dengan lega esok hari, ya memang sudah resiko nya menjadi seseorang yang berada.

Beranjak dari tempat tidur nya untuk mandi dengan ogah-ogah an namun tetap dilaksanakan agar badan nya kembali steril sebelum memejamkan mata diatas kasur.

being sunghoon's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang