Bagian 3 - Mantan trainee gagal debut (2)

5 0 0
                                    



Lussy tak banyak bicara tentang dirinya. Tapi yang jelas, mereka sudah sedikit bisa mengobrol santai. Seperti meminta Zia untuk mengajarinya memasak.

Ia menghabiskan teh chamomile itu hingga tak tersisa. Setelahnya, malam yang kian larut mengingatkan mereka harus segera beristirahat untuk kegiatan besok. Harus latihan untuk 10 hari kedepan sebelum grand final babak penyisihan pembentukan anggota grup yang terdiri dari 5 member.

'congrats, ya! Semoga kamu lolos grand final dan segera debut, Zia. Gimana paketnya? Kamu suka?' tanya Abizar lewat direct messanger.

'dukung trus, ya. Btwe, thank U paketnya. Bagus banget.'

'kamu jadi datang nobar 2 hari lagi kan?'

'jadi, kok! Lagipula jadwal aku Cuma latihan pagi. Jadinya bisa nobarlah.' Balas Zia. 'btwe, kamu dateng acara nobarnya kan?'

'Ya, jadilah. Kan aku pemeran utama. Abi sama Umi juga bakal dateng nobar juga.'

'ohh... see you 2 hari lagi, ya!'

Harusnya, Zia semangat untuk datang ke acara nobar film layar lebarnya Abizar. Klo dia sebagai pemeran utama datang, udah pasti.

'Ugh, kesel!' gerutu Zia saat ingat DM dari cewek itu. ngapain coba nanya-nanya tentang hubungannya sama Abizar? Kepo banget, sih!

Zia datang ke bioskop tak sendiri. bersama Chiara dan Mimi, sedangkan Kak Julian enggak bisa datang karena harus lembur di kantornya. Ia izin keluar dorm seperti biasa.

Dengan mobil milik Chiara, mereka menjemput Zia di dorm. Zia sudah bersiap dengan dress hitam gotik hitam kotak-kotak berenda. Dengan jaket kulit hitam dan sepatu kulit hak tinggi dengan warna yang senada. Ia mengikat rambutnya kuncir 2 ponytail. Yah, lumayan untuk postingan di instagramnya nanti.

Tentunya acara nobar perdana dengan para pemain sangat ramai dikunjungi fans. Para fans berkesempatan bertemu para pemain untuk foto bareng dan minta tanda tangan. Selain nonton bersama.

Zia langsung cemberut saat bertemu Abizar yang sedari tadi berdiri berdampingan dengan Fadilla, lawan mainnya. Dalam film, mereka menjadi couple utamanya. Ish, kesel. Gerutu Zia dalam hati.

"Zia!" himbau Abizar melambaikan tangan, menyadari kehadiran Zia diantara para fans yang berbaris. Zia hanya tersenyum canggung, membalas lambaian Abizar. Walau sebenernya ia senang karena 'kangen' enggak bertemu pemuda itu. tapi, kehadiran lawan mainnya membuat mood Zia agak kacau. Karena, saat Abizar memanggilnya tadi, gadis itu langsung melirik kearahnya dan tatapan mereka bertemu.

Dia cantik, sih. Vibesnya kayak cewek alim-alim gitu. inner Zia iri. Tapi ia berusaha untuk enggak iri. Memang, penampilan cara berpakaian mereka berbanding terbalik 180 derajat.

"elu, sih. Cuma nobar bajunya kek mau konser." Ujar Chiara. "klo ada Nyokap sama Bokap Abizar, yang adem, kek, dandannya. Jaga image klo mau diterima camer." Sambungnya.

Kata-kata Chiara ada benarnya. Semula Zia percaya diri dengan penampilan favoritnya, mendadak ia minder dan rasanya pengen pulang. Tapi terlanjur, jarak dorm dengan mall Arion cukup jauh, makan waktu 10 menit naik mobil.

Selama nobar, Zia malah menjauhkan diri dari Abizar. Enggak mungkin banget ketemu sama Abi dan Umminya Abizar dengan penampilan heboh seperti ini. dan ia baru sadar, penampilannya juga cukup menarik perhatian mata untuk enggak ngelirik.

'kok tadi enggak nyamperin, Zi?' tanya Abizar lewat whatsapp.

'sorry, Bi. Aku mendadak enggak fit. Setelah nonton rada pusing. Jadi... langsung balik ke dorm aja.' Balas Zia berbohong. Ia langsung pulang bukan karena pusing, tapi menghindar dari kedua orang tua Abizar. Ah, apa kata mereka jika benar-benar bertemu dengannya tadi? Bisa jatuh image-nya sebagai Zia yang mereka kenal selama ini. walau belum sepenuhnya mengenakan hijab seperti Kak Nik. Zia menepuk dahinya berulangkali tadi. Bahkan enggak begitu menikmati filmnya.

married by (not) accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang