awal dari yang akan datang.

9 2 0
                                    

Sekumpulan orang tertidur di atas tanah yang dingin. Menunggu fajar tiba. Tapi salah satu dari mereka terbangun. James, James willson. Kemudian terjaga, dan melihat ke sekitar. Perapian yang sebelumnya menyala menjadi meredup dan menatap wajah teman temannya yang masih tertidur. Setelah merasa ada yang mengintai sepanjang tidurnya. Ia melihat ke salah satu pohon dan bersiap memasang senjata.

"Siapa itu?" Tapi tidak ada jawaban.
Saat ia melihat sekali lagi kemudian memastikan. Suara burung hantu mulai terdengar.

"Ah, ternyata hanya seekor burung." ia pun kemudian berusaha menutup mata, menuju ke pulau mimpi.

Ia pun berusaha menutup matanya. Menyiapkan energinya untuk di pagi hari.

Pagi pun tiba. Mereka bangun dan bergegas merapikan hal hal yang akan mereka bawa.

"Bagaimana tidur kalian teman - teman?" Tanya si Dave, Dave Anders. salah satu pejuang yang memiliki keahlian membidik dengan baik.

"Ya, lumayan. Akhirnya aku bisa tidur. Setelah semua hal yang kita alami." jawab sang teman yang bernama Micky, Micky Alexander sambil bersantai di tanah.

"Aku merasa ada yang aneh." Kata si James. ia merasa ada yang tidak beres. ia merasakan firasat sesuatu, tapi tidak tau apa itu.

"Apa?" Tanya Micky dan Dave bersamaan. Mereka juga penasaran apa yang akan dibicarakan oleh Dave.

"Sudahlah. Jangan berfikir negatif. Mari, jangan membuang waktu lagi dengan percakapan yang tidak jelas."
Ucap si pelempar bom terbaik. Yerka, Yerka Wijaya.

"Sialan. kau menyebut kami pembuang waktu bro?" Kata Dave dengan senyum konyolnya diwajahnya.

Di sebelah pojok ada seseorang yang menyendiri. Ia melamunkan sesuatu. Keluarganya, ibunya, ayahnya, adiknya, dan terutama tunangannya. Ia menatap ke arah cincin pertunangannya. kemudian Dave pun menyapa.

"Ayo. Kita tidak akan bisa mencapai tujuan jika hanya berdiam diri saja."
Dave berkata sambil menepuk pundaknya.

Tersadar dari lamunannya ketika ditepuk oleh Dave. Ia pun menoleh. Kelvin, Kelvin Atmaja. ia pun tersenyum. Lalu mencium cincin pertunangannya.

"Cincin pertunangan ya?" Tanya Micky penasaran, Micky kira diantara mereka. semua masih lajang, tidak terikat status apapun.

"Hmm ya... ayo kita pergi." Pergi. Pergi ke manapun. Yang akan membawa mereka menuju tujuan hidup mereka.

Tanpa mereka sadari, mereka akan segera menuju ke arah yang memang harus mereka dapatkan. Alur yang mereka ciptakan, yang akan juga mereka dapatkan.

Analog.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang