LAPANGAN yang semula sepi kini terisi sedikit demi sedikit oleh pasukan tentara junior. Mereka diperintah berkumpul pagi-pagi jam 7 untuk menerima pelatihan, itu menjadi momen perdana setelah 3 bulan proses pendaftaran yang alot. Banyak di antara junior itu telah gugur dalam sesi tes. Sisanya patut bersyukur sebab akan menjadi abdi negara selanjutnya.
"BARISAN!! TEGAPKAN BADAN!!"
"SIAP TEGAPKAN!!"
Perintah dari Komandan Wen Chao terdengar lantang disahuti para junior, dia adalah pria berusia sekitar 30 tahun dan si jomblo berpipi tembam. Jangan sebutkan 'jomblo'-nya terlalu sering, nanti ditembak.
"Selamat untuk kalian semua yang berhasil mencapai tahap seleksi akhir. Pagi ini akan jadi cerita pertama kalian sebagai calon abdi negara. Tapi perlu diperhatikan, perjalanan kalian sebenarnya belum dimulai cuma karena dapat pelatihan pertama ini. Masih banyak sesi pelatihan sulit yang harus dilewati. Apa kalian siap?"
"SIAP, KOMANDAN WEN!!"
"Ya emang harus siap dong. Kalau nggak, bisa mampus kalian nanti." Komandan Wen Chao alias Wen Chao menyeringai julid, dia tampak menantikan ekspresi para juniornya ini nanti saat matahari menjadi terik. "Jadi kalian udah diberitau kan kalau pagi ini yang melatih bukan aku, cukup aku mengisi sesi tes sederhana saja 1 minggu lalu."
"SIAP SUDAH, KOMANDAN WEN CHAO!!"
Wen Chao bersedekap. Dia menoleh ke arah gedung pusat di antara 2 gedung lain. Gedung itu berada di tengah-tengah, cat jendelanya paling mencolok yaitu merah terang dengan lis hitam. Untunglah cat temboknya berwarna biru, bukan hitam juga.
"Komandan, boleh saya bertanya?" Ada junior menganhkat tanhan, posisinya paling belakang barisan ke-3.
"Ya, Sa Yang?"
"Pftth!" Teman-teman si penanya membekap mulut.
Si pemilik nama menahan diri agar tidak melepas sepatunya untuk menampol pipi tembam Wen Chao.
"Nama saya Xue Yang, bukan Sa Yang."
Wen Chao tampak kaget. "Ah? Apa aku salah sebut tadi?"
"Iya, Komandan."
"Aku bilang apa emangnya?"
"Anda menyebut saya 'Sa Yang', Komandan."
"Aku di sini, Sa Yang."
Barisan menjadi heboh akibat guyonan Wen Chao terhadap tentara bernama Xue Yang. Sementara yang digoda sudah memerah wajahnya antara malu dan kesal.
"Saya mau nanya tentang Pak Xiao Zhan, Komandan. Dia udah nikah atau belum?"
Pertanyaan yang sangat nekat hanya keluar dari belah bibir Xue Yang.
"Aku nggak berani bilang, nanti kamu tanya langsung saja." Sahut Wen Chao, lalu membalas dengan bisikan, "dia sangat misterius tentang privasinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYANGKU KAPTEN XIAO
Teen FictionApa jadinya jika kapten tentara yang diminati sekaligus ditakuti banyak orang muntah di tengah pelatihan? "Sudah kubilang untuk tetap di rumah, istirahat itu perlu!" "Jangan memerintahku, Wang Yibo!" "Kamu benar-benar keras kepala, Xiao Zhan." "Ter...