"TEMBAK sekarang atau pantatmu yang jebol!"
Seperti biasa, pagi-pagi adalah waktu yang baik untuk berteriak. Begitulah Zhan sepanjang waktu saat melatih. Kali ini, 20 tentara junior dilatih berayun-ayun seperti kemarin, bedanya, mereka harus sambil menembak patung yang berposisi 10 meter di bawah mereka. Para junior itu diharuskan memokuskan tatap supaya tembakan tidak meleset.
"TEMBAK!!" DORR!! "LEBIH TEPAT!!" DORR!! "APA KAMU KIRA SEDANG MAIN PISTOL AIR?! TEMBAK LAGI LEBIH TEPAT!!" DORR!!
"PELURU SAYA HABIS, KAPTEN!!"
"ISI LAGI!! AKU BUKAN IBUMU YANG HARUS MEMANGKUMU SETIAP KALI NGOMPOL!!" Zhan oh Zhan, betapa menyeramkan dan pedasnya lidah pria itu.
"Baru 3 orang yang sukses, Kapten Xiao?" Krauk krauk... Wen Chao datang sambil mengunyah keripik sukun aroma jahe.
"Singkirkan tanganmu yang penuh bumbu itu, Komandan Wen!"
Duh, jutek amat. Wen Chao mengalah, kemudian memilih mendekati Rei yang menyiapkan banyak senapan laras panjang.
"Woow~ panjang yah."
"Apanya, ung?"
"Pistol itu."
"Bodoh, ung. Ini bukan pistol, tapi laras panjang, ung."
Wen Chao mendengus. Dia jadi merasa sangat stupid akibat joke yang gagal tadi.
"Kamu suka yang pendek atau panjang, Rei?" Mulai lagi.
Rei tetap fokus, dia memeriksa peluru dan merapikannya di atas meja besi. "Rei suka yang panjang, ung. Tapi untuk lebih muda dan ketika di ruang sempit, yang pendek lebih bagus. Ah, Rei suka pistol, ung. Komandan Wen Chao nggak tau bedanya senapan laras panjang dengan pistol, ung?"
Wen Chao mendesis judes. "Sok pinter lu, Kerdil Ung. Maksud gue tuh, lo lebih suka 'lobak' yang panjang atau pendek?"
"Lobak? Abang nggak suka makan lobak, jadi Rei nggak pernah masakin itu, ung."
Wen Chao berkeringat dingin membayangkan sambungan pertanyaan serta pernyataan tadi. Apakah suami Rei tidak mengajarkan isterinya ini ilmu biologi?
"Eh, Kerdil Ung. Suami lo nggak ngajarin ilmu reproduksi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYANGKU KAPTEN XIAO
Teen FictionApa jadinya jika kapten tentara yang diminati sekaligus ditakuti banyak orang muntah di tengah pelatihan? "Sudah kubilang untuk tetap di rumah, istirahat itu perlu!" "Jangan memerintahku, Wang Yibo!" "Kamu benar-benar keras kepala, Xiao Zhan." "Ter...