"Aku hanyalah gadis biasa, lalu bagaimana bisa aku bersanding dengan seorang yang paham agama, bergelar sepertinya?"
"Bukan kah sudah terbukti? Bahhwa seorang syarifah menikah dengan habib, ustadzah menikah dengan ustadz, gus menikah dengan ning, da...
Suatu perhatian itu jauh lebih indah dari kalimat : ("Aku mencintaimu"). ~Muhammad Rizhan Abidzhar~ _ _ _
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hujan sedikit redah, Pria tersebut berjalan menghampiri kamarnya dengan menggenggam plastik berisikan Mie ayam, dengan kuah yang masi panas.
"Humm..." Mencium ke dalam plastik.
"Dari aromanya, Kelihatannya Mie ayam ini enak." Ujar Rizhan.
"Haikal bilang, Mie ayam buatan gadis itu enak? Aku penasaran dengan rasanya. Untung saja Haikal memberi nomor, gadis itu padaku." Batin Pria itu yang sudah berada di depan kamarnya.
Membuka pintu kamarnya..Pria itu di sambut oleh temannya, Haikal dan Fahri.
"Op..Apa tuh?" Tanya, Fahri berjalan mendekati Rizhan. Fahri terkenal Pria yang selalu kepo. tidak hanya itu saja, Fahri juga memiliki bakat selalu mewakili Pondok Pesantren Al-Ikhsan. Ia selalu memenangkan perlombaan bersholawat, karena suaranya yang merdu. Ia juga sering di undang di acara hajatan, dan sebagainya.
"Dari aromanya, sepertinya ini Mie ayam yang itu kan?" Jawab Haikal bertanya kepada, Rizhan yang duduk di sampingnya. Haikal adalah penguruh keamanan dipondok, jadi siapa saja yang memasuki makanan di area pondok, ia harus mengeceknya sebelum makanan di letakkan di meja makan para santri.
"Hustt, brisik!" Bentak Rizhan kepada Temannya.
"Mending berikan mangkok kepadaku. Kita rasakan kenikmatan dari Mie ayam ini." Perintah Rizhan.
Mereka bertiga menyantap Mie ayam itu dengan lahap.
Melirik ke arah teman-temannya yang lahap memakan Mie ayam, batin Rizhan berkata, "Ini adalah Mie ayam terenak yang aku rasakan seumur hidupku."
***
Keosokan Harinya...
Arsyila keluar dari kamar mandi dan langsung membuka lemari baju. Handuk yang masih tercantol di leher gadis itu.
"Ga ada gamis!?" Menggarukkan kepalanya, lemari penuh dengan baju kaos dan celana. Sedangkan gamis yang terpajang di dalam lemari hanya 3.
Dasar cewek, 1000 baju yang ada di lemari, yang dipakai hanya itu-itu saja. giliran ada acara mendadak, seketika baju tidak ada yang menarik di matanya. Hadeh...
Buk Hanif menghampiri Arsyila, yang merengek di dalam kamarnya.
"Kenapa itu? Kok kayak orang kebingungan gitu, Nak?" Tanya Bu Hanif yangharu saja membuka pintu kamar Arsyila.