Omen

411 24 1
                                    


Omen

Hari ini, omen sumettikul yang berusia 5 tahun memulai hari pertamanya di taman kanak-kanak Sunshine. Semua berjalan baik-baik saja pagi ini. Dia dengan rajin bangun sendiri pada jam 5 pagi, pergi ke kamar Daddy dan papanya untuk membangunkan kedua orang tuanya.

Papanya Biu, sudah menggantungkan seragam sekolah di dinding, berupa kemeja putih dengan kerah garis-garis biru dan celana pendek berwarna biru navy. Serta tas berwarna kuning terang dengan nametag namanya.

Omen tidak mau terlambat di hari pertamanya sekolah.

Ketukan pelan di pintu gagal membangunkan dua orang dewasa itu. Omen meraih kenop dan mendorong pintu itu pelan dan masuk tanpa suara. Ada dua sosok yang bersembunyi dibawah selimut tebal. Omen perlahan berjalan ke sisi tempat tidur dan memanjat ke gundukan selimut itu.

"Papa! Daddy! Wakie! Wakie! Adek sekolah hari ini Papa! Daddy!" Teriaknya dengan suara kecil tapi nyaring. tangan kecilnya mengguncang dua orang dewasa yang masih tertidur dibawah selimut. Omen terus menggoyangkan tubuh kedua orang tuanya sampai salah satunya terbangun.

"Hmm..... Adek?" Kepala biu muncul dari balik selimut. Rambutnya berantakan dan matanya masih setengah tertutup.

"Yei papa bangun. Papa adek tuh hari ini sekolah. Cepet bangun kalau enggak nanti kita telat. Ayo papa". Omen menarik tangan biu dengan kekuatan kecilnya.

Biu menghela nafas lalu menjangkau ponsel di meja nakas di samping tempat tidur. Dia melihat angka di ponselnya. Masih pukul 5 pagi? Biu mengerang jengkel. Sekolahnya baru dimulai pukul 8.30.

"Daddy! Daddy!" Omen berbaring diantara kedua orang tuanya sambil memeluk leher Bible yang lebih terlihat seperti mencekik leher daddy-nya. Bible mencoba bernapas.

"Adek.. meluk nya jangan kenceng-kenceng". Bible membuka pelukan omen di lehernya. Omen melepaskan pelukan melihat wajah Daddy nya yang memerah, lalu mencium kening Bible sambil meminta maaf pelan.

"Dek. Sekolahnya masuk jam 8.30 loh nak. Masih 3 jam lagi" biu sudah bangun dan berdiri di samping tempat tidur. Dengan piyama biru dan rambut yang acak-acakan.

"Adek mau siap-siap sekarang papa... Nanti adek telat" Berbicara sedikit merengek. Mendongak ke arah papanya sambil berbaring di tempat tidur. Kepalanya di atas perut Bible.

Biu hanya menggelengkan kepalanya, berjalan keluar kamar meninggalkan Bible dan omen.

"Adek semangat banget mau sekolah" Bible bertanya pada putranya, memainkan rambut lembut omen diatas perutnya.

"Yes yes. Adek mau kasih liat mainan adek sama teman-teman. Teman-teman pasti suka sama mainan adek". Omen berkata sambil bangkit lalu kembali berguling-guling di tempat tidur king size. Sangat besar untuk anak kecil seperti omen.

"Adek gak boleh bawa mainan ke sekolah loh dek. Di sekolah juga banyak mainan kok. Miss prim bilang boleh bawa mainan tapi cuma 1 aja". Tubuh Bible bergoyang sambil bicara, karena sekarang omen melompat-lompat di sampingnya.

"Yah Daddy..." Omen menjatuhkan tubuhnya diatas kasur. Dia merangkak kembali ke atas tubuh daddy-nya. Menatap Bible dengan mata polos. Omen memliki mata polos agak sipit seperti almond mirip bible dan pipi tembam dengan kulit putih. Pipi bulatnya kemerahan alami seperti biu. Perpaduan sempurna antara kedua orang tuanya.

"Boleh bawa dua yah? Dua aja. Please?"

Bible tersenyum mengulum bibir. Putranya sangat menggemaskan, melakukan trik yang sama ketika merayu kedua orang tuanya ketika dia menginginkan sesuatu atau tidak mau dimarahi.

"Tanya sama papa kalo gitu". Kata Bible, tangannya kembali mengusap sayang kepala putranya.

"Tanya apa?" Biu yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil di bahunya balik bertanya. Biu mengeringkan wajahnya dengan handuk itu.

LOVE, You Are The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang