⚠️ FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️
________
Bagaimana ketika kamu Menikah dengan seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya,?
"Kamu sudah Abi jodohkan dengan anak sahabat Abi"
Sejak saat itu, saya mengakui bahwa saya kalah, saya sudah tidak bisa men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu mau ikut saya ngga?"
Itu kalimat pertama yang Meera dengar hari ini, setelah kejadian semalam tentang Azzam yang mengakui bahwa ia mencintai perempuan lain, sudah tidak ada lagi percakapan di antara mereka
"Kemana?"
"Bertemu teman saya, saya perlu bawa kamu, ada yang perlu saya jelaskan"
"Mau jelasin apa lagi?"
Di tanya seperti itu, Azzam hanya melengos dan hanya berkata "siap-siap, saya tunggu di mobil"
Lima belas menit berlalu, mereka sampai pada sebuah Cafe, Meera mengernyit bingung, untuk apa mereka ke Cafe se pagi ini?
Tabel no 17, di sana sudah ada seorang pria yang mungkin seumuran Azzam, rambut coklat dengan gaya rambut belah tengah. Dia tampak kebingungan melihat ke arahku "Zam, sama siapa?" ucapnya.
"Istri saya."
Pria itu yang tadinya tengah mengunyah makanan tiba-tiba melambat dan batuk "Maksud lo?" dia mengambil minum dengan sekali tegukan lalu kembali bertanya dengan wajah merah dengan mata yang bulat, seakan-akan tidak percaya dengan apa yang Azzam ungkapkan itu "Maksud gue.. hah? Lo-"
"Nanti saya jelaskan, kita tunggu Tiya dulu."
Tak lama kemudian, Suara derit pintu membuat kami menolehkan kepala seketika, Meera yang tadinya hanya menunduk bingung kini langsung menoleh demi melihat sosok perempuan yang tengah bergerak menutup pintu
Perempuan itu? pikir Meera
Perempuan bergamis Maroon dengan di balut pashmina hitam kini duduk tepat di hadapan Azzam "Sorry, kalian nunggu lama yaa, udah pesan makanan belum?" tanya nya. Tatapannya mengarah ke Azzam
Pria itu hanya menggeleng, matanya tetap fokus menatap wanita di hadapannya tanpa lepas
"Mbak" ucap perempuan itu sembari mengangkat tangannya satu pada pelayan
Meera akui kalau perempuan itu memang sangat cantik, kulit putih dengan mata coklat, di tambah lesung pipi yang manis membuat pria mana pun akan terpikat olehnya
Suasana yang canggung membuat Meera kesulitan mengatur napasnya, bahkan untuk sekedar membuka mulut dan bersuara pun rasanya amat sulit.
"Tiya, lo.. tahu soal Azzam yang.. Menikah?"
Iqbal masih dengan tatapan bingung nya, ia sama sekali tidak mengerti dengan situasi ini, bulan lalu Azzam mengatakan bahwa ia akan melamar gadis bernama Kaatiya, yang tak lain adalah sepupunya, tapi sekarang tiba-tiba ia mengatakan bahwa ia sudah menikah?
"Biar saya jelaskan" Azzam menarik napas nya terlebih dahulu "Saya di jodohkan oleh orang tua saya, perjodohan yang sudah di rencanakan kakek saya sejak dulu, tentu saya tidak bisa menolaknya, perempuan di sebelah saya ini memang istri saya, Ameera" jelasnya. Ia kembali melirik Tiya "Saya minta maaf sebelumnya sama kamu, bukan maksud saya mempermainkan perasaan kamu, tapi saya juga ngga bisa berbuat apapun, kamu tau sendiri Buya se keras apa, dia bahkan ngga mau dengerin penjelasan saya dulu bahwa sebenarnya saya punya kamu, orang yang ingin saya nikahi"