Chapter 02 | Angry

479 49 2
                                    

U guys okay? aku yakin kalian semua sehat. seneng ngeliat beberapa komen antusias bangett. bener bener naikin mood akuuu. walaupun yang komen dan vote cuma sedikittt, Tapii bener benerr naikin mood dan bikin aku mau up terus.

Thank u guyssss💋

°°

Kilatan amarah terpancar jelas di mata John. melihat Lalisa terluka.

Mengalahkan keluarga Jeon memang hal yang sulit sedari dulu. itu sebabnya John hampir menyerah. Pekerjaan ini sungguh berbahaya, dan akan merenggut kebahagian juga nyawa pekerja nya. Dulu ia tidak ingin Lalisa bergabung, dan meneruskan apa yang klan mereka lakukan sedari dulu. Membunuh orang orang yang memang pantas mati adalah hoby para Keythle. Seolah mereka adalah malaikat pencabut nyawa yang di utus Tuhan.

John dan Anna awalnya berjanji tidak akan membiarkan Lalisa melanjutkan apa yang Keluarga mereka lakukan secara turun temurun. Keythle sangat terkenal di Amsterdam, sebagai malaikat pencabut nyawa para pejabat korup, bandar narkoba licik, mafia kurang ajar yang mengganggu mereka. Sesekali bekerja untuk atasan mereka yang tak lain dan tak bukan adalah Kakek Lalisa sendiri.  Setelah Lalisa kembali ke Amsterdam, wanita itu menjadi pribadi yang dingin, dan lebih penasaran dengan silsilah keluarga nya, apa yang mereka lakukan di masalalu hingga mereka di segani. Lalisa sendiri yang memutuskan untuk bergabung kesana. Meneruskan perjuangan John dan Anna yang sudah berhenti melakukan hal hal yang menyangkut nyawa orang.

John dan Anna sempat menentang keinginan Lalisa, namun wanita itu bersih keras. Sampai saat atasan mereka mendengar Cucu perempuan nya telah kembali dengan sehat, memutuskan untuk mengajak nya bergabung. dan bersedia melanjutkan bisnis nya di perusahaan. Lalisa resmi menjadi CEO The Keythle tiga tahun lalu. dan selama itu, Domen rendiro Kethle—Kakek Lalisa, puas dengan kinerja cucu kesayangan nya itu. Lalisa juga sering menyelesaikan misi membunuh nya dengan cepat dan bersih, membuat Domen semakin tak ingin melepaskan Lalisa.

Ini berat untuk Anna dan John, melepaskan putri mereka untuk melanjutkan apa yang sudah menjadi darah daging keluarga mereka.

“Ini pertama kali nya Lily terluka dan menangis, John. ” sebagai seorang ibu, tentu Anna sangat khawatir dengan putri sematawayang nya itu. Meski didikan nya memang keras, dan Anna tidak menerima kekalahan. Kalau Lalisa terluka, Anna akan kelimpungan setengah mati. Padahal seharusnya Anna mengerti dengan resiko yang akan Lalisa terima saat menjalankan tugas nya, nyawa Lalisa bisa di cabut kapan saja.

Sang pencabut nyawa, di cabut nyawa nya.

John menatap Lalisa yang masih berbaring di kasur dengan mata tertutup. kaki wanita itu di perban, peluru yang bersarang disana berhasil di keluarkan. Lalisa pulang diantar salah satu anak buah Jungkook, dengan keadaan tidak sadarkan diri.

“Aku tau ini akan sulit. Lily sudah merencanakan ini semua dengan matang. Rencana nya selalu berjalan mulus. keberhasilan menyentuh angka 98 persen.” Anna melirik Lalisa sekilas.

“2 persen nya adalah Jungkook? Target nya sendiri. Masalalu nya. Pria yang begitu dia cintai?. Ayah membuatku gila, John. Dia benar benar kurang ajar.” Anna berjalan kesana kemari dengan wajah cemas dan marah. Jika Domen tidak tau kalau Jungkook adalah mantan kekasih Lalisa, ini semua tidak akan terjadi. Mereka tidak akan kembali berurusan dengan keluarga Jeon.

John tidak berusaha menenangkan sang istri yang sedang di terpa badai emosi. Sulit untuk menenangkan wanita gila itu, 25 tahun bersama Anna membuatnya paham sifat, sikap dan watak sang istri.

“Lalisa akan tetap melanjutkan tugas nya. Membunuh seluruh keluarga Jeon sampai ke pewaris nya.”

Anna ingin meledak rasanya. Ia terbang dari Amsterdam ke Seoul tengah malam, karna kalut mendengar Lalisa yang tertembak. Ia bahkan tidak tidur semalaman menunggu Lalisa bangun.

Past Killer | Lizkook✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang