Chapter 03 | His game

515 48 18
                                    

u guys okay? aku harap kalian semua membaca dengan keadaan sehat dan bahagia ya ^^

kalo ada typo, jangan lupa tandain. saran dan kritik aku tunggu dari kalian. terimakasi sudah menghargai karya aku dengan vote dan komen nya. Tidak menjadi pembaca gelap adalah salah satu cara kamu menghargai karyaku. Terimakasi ^^

°°

Setelah sadar tiga hari yang lalu, Lalisa masih belum bisa menyusun rencana untuk membunuh Jungkook dengan matang. ia benar benar lelah memikirkan strategi apa yang akan ia pakai. Kembali dekat dengan Jungkook mungkin bisa membuat pikiran nya terbuka.

Maka sekarang, Lalisa menerima kehadiran Jungkook yang menjenguknya. Pria itu datang dua jam yang lalu. dan cara Jungkook menjenguk nya tidak seperti yang lain. Si sialan itu hanya menonton tv sambil makan, sesekali melirik dan bertanya tentang keadaan nya.

“Kakimu terlihat baik baik saja.” Lalisa mendelik.

“Bahumu juga terlihat baik baik saja.” itu ejekan, seharusnya. Tapi entah kenapa Jungkook malah tertawa. pria aneh itu memang punya selera humor yang rendah.

“Peluru murahan tak akan membuatku lumpuh, Lalisa.” Emosinya sulit di kontrol saat Jungkook berada di jangkauan mata.

“Ya. Dan seharusnya aku memakai peluru mahal di baluri racun mematikan agar kau bisa langsung bertemu Tuhan dan tidak merepotkan.” Jungkook terkekeh geli.

Seharusnya, Target pembunuhan dan sang pembunuh tidak bisa sedekat dan seakrab ini, bahkan dengan terang terangan mengetahui rencana satu sama lain. Ini jelas tugas yang berbeda untuk Lalisa. selain karna Jungkook adalah mantan kekasih tercintanya, darah Jeon juga mengalir deras di dalam diri sang pria gila. Itu mengapa, sulit untuk membunuh Jungkook, melumpuhkan nya saja butuh perjuangan yang hampir merenggut nyawanya.

Selama bertugas, Lalisa tidak pernah terluka sampai separah ini. Ini benar benar diluar dugaan nya.

“Sebaiknya kau cepat cepat pergi, sebelum aku berubah pikiran dan membunuh mu malam ini.” Jungkook menoleh sekilas.

“Rencana mu tidak ada yang matang. Membunuhku sekarang, dengan keadaan setengah lumpuh akan memperburuk semuanya. Kau jelas tau, atasanmu tidak menginginkan hal itu.” ini benar benar menguras emosinya. Jungkook memainkan peran nya dengan sangat bagus. menyiram bensin ke kobaran api amarah Lalisa yang tak kunjung padam adalah opsi terburuk.

Lalisa menatap Jungkook penuh kebencian. Mengirim sinyal permusuhan bertubi tubi kedalam diri si pria.

Jungkook sendiri terlihat tidak keberatan atau merasa terusik dengan tatapan Lalisa. walaupun hatinya masih merasakan sakit yang teramat setelah mengetahui Lalisa yang akan mencabut nyawanya. Jungkook masih bisa menahan semuanya untuk sementara waktu, sebelum ia bertindak nekat dan melindungi dirinya dari apa yang mengancam kedamaian nya.

“Kau benar benar melupakan kenangan kita?” pertanyaan itu terlontar dari kedua belah bibir Jungkook, ia sudah tak kuasa.

Lalisa menyerngit. “Kenangan apa? Perselingkuhanmu dengan sahabatku?”

Jungkook memejamkan mata, berusaha menekan gejolak itu lagi. Ia tak yakin bisa menahannya lebih lama jika Lalisa terus memancing emosinya.

Setelah dirasa tenang, Jungkook kembali membuka mata. Menatap kedalam manik Lalisa yang terlihat begitu indah namun redup.

“Kita semua tau, Kenangan kita bukan sekedar perselingkuhan menjijikan yang aku buat. Jangan naif, Lily”

kobaran api amarah berubah besar. Lalisa tak bisa terus menurus terlihat tenang.

Past Killer | Lizkook✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang