Chapter 05 | Amsterdam

352 34 3
                                    

HALAW. MYY MYY ❤

°°

Lalisa sudah terbang ke Amsterdam, bahkan sekarang Domen berada tepat di depan nya. Ia dan Ben menunduk, enggan menatap tua bangka itu.

“ Dia masih hidup bukan?” Nada nya santai, namun masih sarat akan emosi yang siap menelan siapa saja.

Lalisa mengangguk mantap, karna memang seperti itu ada nya. Membohongi Domen sama saja bunuh diri, dan ia tidak ingin itu terjadi.

“Memang sulit membunuh orang yang pernah menjadi bagian dari diri kita. Tapi, tugas tetap lah tugas, Lily. ”

Domen memang orang yang tegas dan membenci kata kalah. Tapi membunuh Jungkook memang sangat sulit, selain pria itu mantan kekasihnya, Jungkook sudah mengetahui tujuan nya.

“Maaf, Mr. Dom. Lalisa sudah melakukan semuanya, menyingkirkan perasaan nya untuk membunuh manusia itu, tapi Lalisa terkalahkan. Jungkook berhasil melukainya. ” Domen beralih menatap Ben dengan mata yang tajam. Entah apa maksut pria tua itu, kali ini Lalisa tidak bisa membaca nya.

Suasana menjadi sangat mencekam. Tapi Lalisa tidak merasa takut atau cemas, sebab ia tau, ia akan membunuh Jungkook cepat atau lambat, Domen tidak perlu khawatir.

“Kau memberinya celah, Lily? ” Ah, harga dirinya tergores. Selama 5 tahun bertugas, tak ada satupun korban nya yang ia beri celah. Ini benar benar menyakitkan. Jungkook memang pantas mati.

“Jika di izinkan, aku ingin menanyakan sesuatu yang membuatku sedikit terganggu. ” bola mata Domen berkeliaran, seolah tau apa yang akan Lalisa tanyakan. Namun tidak ada raut wajah takut disana.

Domen menaikan dagunya sekilas, memberi isyarat untuk Lalisa bicara.

“Aku menyelidiki beberapa transaksi kokain besar besaran di pelabuhan. Deep Demon adalah dalang dari rusaknya orang orang lebih dari 4 negara. Akan sangat berkesan jika Kakek tau siapa pemimpin Deep Demon sebenarnya, atau bahkan berencana menjadikan bajingan itu korban kita selanjutnya. ” Ben beralih menatap Lalisa dengan cepat. Wajah Ben terlihat pucat dengan mata yang menatapnya dan Domen bergantian.

Ben menatap Domen yang mendudukan dirinya di kursi single itu, seolah memastikan Domen tidak terganggu dengan pertanyaan Lalisa.

“Aku tau.” Lalisa menatap Domen dengan tatapan yang sulit diartikan. Lalisa tidak berharap kakek nya itu mengaku bahwa Deep Demon adalah miliknya. Ia berharap semua itu hanya kebohongan semata.

“Aku pernah menjadi bagian dari mereka.” Oh, sialan sekali si keparat Jungkook. Bagaimana dia bisa tau semua kebusukan Domen sementara Lalisa sendiri tidak tau?. Ini mengecewakan.

Ben menatap ujung sepatunya. Ia tidak akan menatap Domen dan Lalisa yang sedang memberi tatapan nya langsung satu sama lain. Itu menakutkan. Mungkin, mereka berdua akan saling membunuh detik selanjutnya. Ben tidak bisa membaca pikiran kedua orang ini.

“15 Tahun lalu. Aku bagian dari mereka. Tidak. Itu milik ku.” Double sial. Lalisa tidak menyangka ia akan di bodoh bodohi seperti ini.

Tidak ada ekpresi berlebihan dari Lalisa setelah Ben memeriksa nya sekilas. Domen pun terlihat santai tanpa beban, walau entah kenapa mata itu memancarkan kesedihan dan dendam secara bersamaan.

Past Killer | Lizkook✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang