📍 Indonesian
Di meja cafe dekat jendela, seorang waitress menghidangkan makanan dan minuman pesanan customer di meja. Tiga wanita muda yang telah sukses di passionnya masing masing itu saling melempar canda tawa mereka, saling menceritakan kehidupan terbaru mereka usai terpisah selama bertahun tahun.
"Woahh, haha, sekalinya ketemu langsung nyebar undangan aja lo." Seru Ella menerima undangan yang Callie bagikan, "Acaranya bulan depan, kalo bisa kalian sempetin waktu buat datang ya, atau kalo memungkinkan kalian ikut jadi bridesmaids nya."
"Gue bakal usahain buat datang."
"Kalian sendiri gimana? Kapan nyusul?" Ella memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Callie apalagi saat melihat ekspresi wajahnya yang meledek, "Pertanyaan yang sangat amat klasik, gue sampe mual dengernya"
"Cowok gue sekarang masih ngumpulin dana buat nikahin gue, tapi dia bilang bakal nikahin gue tahun depan, ya, semoga aja dia nggak bohong." Jawab Gian.
Ella mengangkat sebelah alisnya dan mendesah kasar kala mereka berdua kini menatap dirinya dengan wajah yang menyebalkan, "Jangan tanya gue, tanya aja cowok gue sana! Nggak tau kapan dia bakal ngelamar gue, gue sampe enek denger semua janji manisnya."
"Kenalin kalo gitu, biar gue yang ngomong sama dia." Ella menyipitkan matanya menatap Gian curiga, "Nggak mau, ntar cowok gue lo embat lagi."
"Astaga, jahat kali lah. Bisa bisanya lo mikir gue bakal embat cowok lo?! Ck, ck, ck, tak patut, tak patut."
"Dilihat dari sifat genit lo itu yang nggak pernah ilang, wajar aja dong kalo gue nethink sama lo." Balas Ella acuh tak acuh, ia menyeruput secangkir kopi susu miliknya dan membuka ponselnya mengecek pesan yang baru saja dikirimkan oleh pacarnya.
"Gue juga pilih pilih kali, mana yang bisa gue godain mana yang nggak, lagian nggak mungkin gue nikung sahabat gue sendiri. Dan juga gue genit cuma buat candaan aja, nggak sampe beneran suka." Protes Gian tak terima, melihat Ella dan Callie yang sibuk dengan ponselnya, membuat dirinya kesal dan berakhir ikut memainkan ponselnya membuka aplikasi insta.
Tangannya berhenti menscroll kala sebuah unggahan lewat di berandanya, ia melihat username dari akun tersebut dan dugaannya benar, itu adalah akun yang sangat ia kenali.
"Guys, kalian suka stalking akunnya Ruby nggak?" Tanyanya tanpa melepaskan pandangannya dari ponsel.
"Kadang kadang sih, kenapa emangnya?"
Gian menunjukkan unggahan terbaru yang wanita itu kirimkan di akunnya beberapa jam yang lalu pada kedua temannya, Ella yang melihat itu sontak merebut ponsel Gian guna memastikannya dengan benar.
vianruby_
Bandara internasional Soekarno-Hatta, Jakarta
KAMU SEDANG MEMBACA
This Oneshoot
FanfictionThis is oneshoot collection from me, yang hanya ditulis sewaktu waktu ide muncul.