1.

195 15 2
                                    

Bab 1: "Masa Lalu"

.
.
.
.

Genre: Brothership, Familyship, Friendship, angst, AU

Summary: Hidup tidak akan ada yang tahu, ikuti alur hidupmu maka itulah jalan hidup mu..

.
.
.
.

(Author POV)

-

PRANG!

Suara pecahan guci tersebut terdengar menggema diseluruh ruangan rumah. Sang kepala keluarga pulang dengan keadaan yang bisa dibilang sangat kacau. Mulut nya terus menerus meracau dan memanggil nama anak sulungnya. Ia butuh tempat untuk pelampiasan amarahnya sekarang.

Tap! Tap! Tap!

Suara langkah kaki yang terburu-buru itu membuat kepalanya menoleh. Ah, itu anak bungsunya, lantas di manakah anak sulungnya sekarang? Tangannya sudah gatal, Ia tidak boleh memukul anak bungsunya yang masih kecil, ya, tidak boleh.

"Ayah, ayah kenapa?" Anak kecil yang masih berusia 7 tahun itu bertanya. Tanpa perasaan takut ia mendekati sang ayah yang amarahnya masih meledak-ledak.

"Mana abang kamu?" Satu pertanyaan itu membuat sang anak mengernyit.

"Abang? Bukannya abang masih sakit yah? Kenapa ayah tanya?" Tanyanya dengan polos. Bisa ia lihat kalau sang ayah -Aksara Baskara- berjalan cepat menuju kekamar abangnya. Dengan bingung ia pun mengikuti langkah ayahnya sampai masuk kedalam kamar abangnya.

BRAK!

Suara dobrakan itu membuat penghuni kamar yang sedang tertidur tersentak. Ia terbangun dengan perasaan jengkel, Ia berpikir kalau yang mendobrak pintu itu adalah adiknya. Namun, saat ia menoleh dan melihat kearah pintu..

"Ayah? Ayah kena-"

Plak!

Ucapannya harus terhenti karena sang ayah yang langsung menampar pipinya dengan keras. Kepalanya yang masih pusing karena baru terbangun semakin pusing karena tamparan itu. Terlebih lagi, sudut bibirnya terlihat mengeluarkan sepercik darah karena tamparan tersebut.

"IKUT AYAH KERUANGAN BAWAH SEKARANG!" Ia yang sudah emosi sejak tadi langsung menarik tangan anak sulungnya lalu menyeretnya menuju ke basement yang gelap dan kumuh itu. Dengan si bungsu yang masih mengikuti mereka tentu saja.

"Ayah.. Kenapa ayah narik tangan abang Kasa?" Tanyanya bingung. Ia berusaha menarik tangan ayahnya agar berhenti untuk menyeret sang abang. Tapi percuma, kekuatan sang ayah jauh lebih kuat dari dirinya.

"A-ayah.. Sa-kit" Anak sulungnya -Angkasa- sudah berusaha untuk memberontak. Namun, pengaruh alkohol sudah benar-benar merenggut kesadaran sang ayah sepenuhnya.

Tidak taukah ayahnya kalau ia masih sakit? Tubuhnya masih cukup panas karena demam yang sebelumnya menyerang belum sembuh, telinganya berdenging dan sekarang kepalanya sangat pusing karena ia diseret sang ayah dari dalam kamar hingga masuk kedalam basement.

Angkasa & Semestanya (End) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang