3

129 10 3
                                    

Happy Reading🌻
sorry for typo

"Selamat pagi mae".

Yoon mencium pipi kanan nyonya Jin,
dan duduk disampingnya.Ia baru saja turun dari kamarnya,setelah selesai bersiap untuk bekerja.

"Pagi juga sayang". Ditepuknya jemari sang anak lembut.

Adegan didedapannya membuat Bibi mai,Ton juga seorang maid yang sedari tadi berdiri disana merasakan hatinya menghangat.

Secara tidak sengaja arah pandang Yoon bertatapan dengan Ton.Ia baru sadar jika,ia baru melihat lelaki itu di mansionnya.

Yoon menolah pada nyonya Jin,seolah bertanya "siapa dia?".

"Namanya Ton,dia baru bekerja disini sejak kemarin.."

Yoon mengganggukan anggukan kepalanya "kemarin?tadi dia tidak melihatnya" batinnya.

"Nak,dia putraku.Namanya Yoon" Lanjut nyonya Jin mengenalkan keduanya.

Ton membungkuk kearah Yoon,Yoon membalas nya dengan anggukan.

"Dia pemuda yang sudah menyelamatkan mae". nyonya Jin melepas keheningan.

"Dia?" Jari telunjuk Yoon mengarah pada Ton,sadar akan gerakan refleksnya buru buru ia menurunkan jemarinya.

"Iya,berkat Ton,mae bisa terhindar dari kecelakaan tersebut.Tapi dia terluka dipelipis juga sikunya,karena menyelamatkan mae". Nyonya Jin masih merasa bersalah,Ton pun sama ia merasa tidak enak jika nyonya Jin berpikiran demikian.

Yoon mengamati lebih jelas,dan ia sadar sebuah plester menempel tepat dipelipis sebelah kanannya.

"Tidak tau dengan apa saya bisa membalasnya.Saya sangat sangat mengucapkan terima kasih pada anda,karena telah menyelamatkan mae". Yoon membungkukan badannya.

"Ah itu,sudah kewajiban kita untuk saling membantu sesama.Tuan tidak harus membungkuk seperti ini". Ton sedikit terkejut,karena tuan mudanya tiba tiba bangkit dari posisi duduknya,dan membungkuk hormat padanya.

"Sekali lagi terima kasih". Nyonya Jin memperhatikan keduanya,tersenyum tipis.

-

"Hati hati dijalan.Kom,ingatkan padanya jika dia sampai melupakan makan siangnya".

Titah nyonya Jin pada Kom.Sungguh sang ibu sangat peduli pada kesehatan Yoon,terlebih Yoon adalah putra satu satunya.

"Ey mae,aku ini sudah dewasa.Aku bisa mengurus diriku sendiri". Yoon merengutkan wajahnya,ia tidak ingin nyonya Jin memperlakukan dirinya seperti anak kecil lagi.

Nyonya Jin terkekeh melihat raut wajah sang anak,sebelah tangannya mengelus puncuk kepala Yoon lembut.

"Biarpun kau ini sudah dewasa,tetap saja dimata mae kau ini masih bayi kecil bagi mae juga mendiang po mu".

Terdengar nada sedih pada akhir kalimat,buru buru Yoon memeluk sang ibu.

"Baiklah,aku akan menjadi bayi kecil mae yang lucu juga penurut". Kalimat yang dilontarkan Yoon membuat nyonya Jin kembali menyunggingkan senyumnya.Ia sadar jika mendiang sang suami,sudah tenang berada di surga.Tidak baik berlarut larut dalam kesedihan.

"Kalau begitu,aku pergi berangkat dulu.Tidak baik bukan jika seorang atasan terlambat,itu sama saja mencerminkan prilaku yang buruk untuk yang lainnya".

Yoon masuk kedalam sedan hitam yang sedari tadi terparkir didepan pintu utama.Kom buru buru berlari ke arah kursi kemudi,nyonya Jin melambaikan tangan,tersenyum hangat memperhatikan mobil putranya yang mulai menjauh.

DESTINY - YOONTONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang