Part 3

439 10 0
                                    

Seminggu sudah aku tinggal di Ibukota, aku pun makin dekat dengan Oniel kami sangat sering berinteraksi. Perkuliahan memang masih libur makanya masih bisa bersantai-santai dan juga aku memang sengaja untuk datang sebulan sebelum hitung-hitung sekalian adaptasi dengan kehidupan disini.

"Pagi-pagi udah keluyuran aja nih" Shani menyapa ku

"hehehe iya Shan jogging dikit sambil kenalan sama lingkungan"

Fokus ku buyar menyadari Shani hanya mengenakan daster yang sedikit menerawang terlihat samar-samar kalau Shani tidak menggunakan bra, kondisiku yang sedikit tidak fokus nampaknya disadari oleh Shani,

"Ekhem.. ngeliatin apa Gan?"

"Eh iya Shan apa tadi?"

"Emang badanku bagus ya sampe gak fokus gitu?hahaha" candanya kepada ku

"Hehehe maaf Shan, yaudah aku ke dalam dulu ya" aku pamit meninggalkan Shani

Aku beristirahat di kursi depan kamarku karena bajuku basah sisa dari jogging tadi aku pun melepas bajuku dan hanya menyisakan celana jogging yang sedikit ketat standar celana olahraga kebanyakan, lagi-lagi aku dikejutkan oleh Oniel yang serung sekali tiba-tiba muncul,

"Buset pagi-pagi udah pamer aja nih"

"Hah? Pamer apaan?" aku sedikit bingung

"Tuh ada yang bangun" sambil ia melirik ke bawah

aku yang bingung ikut melirik ke bawah ternyata celana yang ku kenakan mencetak jelas bentuk kemaluanku aku yang baru sadar pun langsung menutupi daerah itu dengan kedua tanganku

"Telat lu nutupinnya kayaknya orang-orang sekitar sini udah pada ngeliat bentuknya gimana hahaha"

"Tapi badan lu bagus juga" timpal Oniel lagi.

Aku yang malu langsung berdiri melangkah masuk kedalam kamar

"Dah ah mending gue mandi" ketus ku

"Eh mau kemana udah selesai pamernya" Oniel menggodaku

Saat mandi pun aku terus terbayang betapa bodohnya aku, bagaimana bisa aku tidak sadar kalau kemaluanku terbentuk jelas namun, tiba-tiba aku terbayang tubuh Shani yang tanpa bra dan hanya berbalut daster yang menerawang tadi tanpa pikir panjang aku pun bermasturbasi membayangkan tubuh Shani.

***

"Daripada nggak ada kerjaan gini mending jalan ah, apa ngajak Oniel ya sekalian dia jadi tour guide" pikir ku, aku pun keluar kamar dan ingin mengetuk pintu kamar Oniel namun samar-samar terdengar,

"Aaaahhh eeeehhhh Gan terusssshhh......" "Aaaaaggghhh Gani aaaahhhh" berbagai desahan terdengar dari balik pintu Oniel, aku menjauh dari pintu memikirkan kapan aku akan mengetuk pintunya, saat ingin mendekatkan lagi telingaku ke pintu Oniel tiba-tiba saja pintunya terbuka

"Gani mau ngapain lo? lo daritadi nguping yak?" Oniel mencercaku

"Eng.... Nggak Nil gue tadi mau ngajaki lo jalan sekalian nemenin gue" jawabku sedikit gugup

"Yaudah deh kalo yang lo bilang bener begitu, tapi kalo lo tadi nguping itu bukan sesuatu yang lu kira" "Bentar gue siap-siap dulu" Oniel kembali masuk ke kamarnya, Tak lama berselang Oniel keluar dari kamarnya mengenakan tanktop putih dengan outer flannel.

"Yaudah deh kalo yang lo bilang bener begitu, tapi kalo lo tadi nguping itu bukan sesuatu yang lu kira" "Bentar gue siap-siap dulu" Oniel kembali masuk ke kamarnya, Tak lama berselang Oniel keluar dari kamarnya mengenakan tanktop putih dengan oute...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian kuhabiskan bersama Oniel, aku tidak menyangka orang yang baru aku kenal bisa menjadi orang yang sedikit mengisi kehadiran Gita entah kenapa aku bisa merasa seperti itu. Oniel terasa sangat mudah masuk dalam keseharianku, padahal aku bukan tipe orang yang mudah untuk akrab dengan orang yang baru ku kenal.

"Niel makasih ya.."

"Iya Gan" Oniel tersenyum

Hari itu pun ditutup dengan makan di pecel lele di dekat kost
"Gan lo bisa main gitar gak?"

"Bisa, emang kenapa?"

"Ajarin gue ya!"

"Iyaa... Entar"

Oniel terlihat sumringah mendengar aku bersedia mengajarinya gitar, setelah itu selama kami makan tidak ada obrolan yang berarti hanya berisikan candaan layaknya dua sejoli yang sedang kasmaran.

"Cie yang habis nge date" Shani menyambut kami

"Hehehe nggak kok Shan cuman jalan aja" 

Mendengar jawaban ku tadi aku sadar kalau ekspresi Oniel sedikit berubah

"Kan biasanya awalnya cuman jalan doang" Shani sedikit meledek

"Udah ah ci sengaja banget mancing terus" timpal Oniel

Aku dan Oniel pun pergi meninggalkan Shani, kami berpisah ke arah kamar masing-masing tapi sebelum aku masuk kamar Oniel memintaku untuk nanti menyusul ke kamarnya,

"Gan.. nanti ke kamarku ya, kan tadi janji mau ngajarin gue gitar" Oniel tersenyum

"Iyaa nanti aku ke kamarmu" 

Aku pun berganti ke pakaian yang lebih santai hanya mengenakan boxer dan kaos tipis, aku bergegas ke kamar Oniel saat Oniel membuka pintu aku terpana dengan apa yang dikenakannya,  ia hanya mengenakan celana pendek dan kaos dengan belahan dada rendah aku hanya bisa terpaku melihatnya, dapat dilihat kalau Oniel tidak mengenakan bra dibalik kaos tersebut

"Ngeliatin apa?" tegur Oniel

"Ehhh nggak kok"

"Yaudah yuk masuk"

Aku melangkah masuk dan langsung bersandar pada kaki kasur, Oniel langsung duduk di depanku memangku gitarnya awalnya aku hanya mengarahkan letak jari-jarinya pada fret tapi Oniel selalu kesusahan untuk menekan chord, entah ada angin apa aku berinisiatif berpindah duduk kebelakang Oniel dan mengajarinya dari belakang seperti memeluk, dari posisi ini aku bisa mencium wewangian yang asalnya dari tengkuk nya, tubuhku seketika berdesir mencium aroma itu, aku mencoba menahan gejolak yang hadir dimomen ini.

Oniel tiba-tiba menengok kearah ku dan langsung mencium pipi ku.

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang