Menikmati suasana di pagi hari dengan pemandangan yang belum berganti, Lisa duduk di depan gubuk sambil menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Jennie, apalagi yang bisa dia masak selain makanan instant ataupun ubi yang dia dapatkan secara random kemarin? Namun pagi ini, Lisa memilih untuk kembali membuat ubi panggang dan satu cup mie instant karena ubi yang paling mengenyangkan dibandingkan makanan yang mereka miliki lainnya.
Lisa sendiri merasa tubuhnya kurang sehat pagi hari ini karena dia tidak mendapatkan tidur yang cukup, tentu saja penyebabnya adalah karena hujan tak berhenti sepanjang malam, dia menjaga Jennie karena Jennie juga sepertinya tidak tidur dengan nyenyak karena Jennie beberapa kali masih merengek setiap Lisa melepas tangannya.
Mau tidak mau, Lisa hanya bisa memejamkan matanya dalam keadaan duduk, itu kenapa rasanya kepalanya sedikit berat sekarang, dia ingin kembali tidur nanti setelah menyelesaikan sarapan dan menambal atap gubuk dengan barang-barang yang bisa dia gunakan karena jika nanti malam hujan turun lagi, maka dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak, berapa lama dia akan bertahan dalam keadaan seperti ini?
"Kenapa bantuan lama sekali datang." Lisa berdecak sambil membalikkan dua buah ubi yang ukurannya tidak terlalu besar itu menggunakan ranting kecil yang dia dapatkan, Lisa menghela nafasnya, rasanya dia tidak percaya jika negara tidak bergerak secepat itu menemukan mereka, padahal dia adalah dokter, profesinya sangat dihargai di negaranya.
Jennie sendiri masih terlelap di dalam, Lisa juga tidak mau membangunkannya karena tahu Jennie pasti masih mengantuk, Lisa ingin membiarkan Jennie tidur lebih lama agar dia bisa menyiapkan makanan terlebih dahulu, nantinya setelah Jennie bangun, semua makan sudah tersedia.
"Tersisa tujuh botol lagi." Lisa menghela nafas begitu menghitung jumlah botol air mineral ukuran enam ratus mili yang ada di dalam tas, itu rasanya hanya cukup untuk tiga hari ke depan, jadi Lisa berkencan untuk kembali ke bangkai pesawat dan menjelajah barang-barang apalagi yang sekiranya bisa mereka dapatkan dan berguna untuk keduanya, keduanya harus bertahan hidup sampai bala bantuan datang!
"Huh.." Lisa menghela nafas panjang, rasanya semakin lama dia semakin bosan terjebak di hutan lebat ini, yang bisa dia lihat setiap harinya hanyalah pepohonan yang begitu tinggi.
Lisa menghentikan gerakan tangannya yang tengah menuangkan air ke dalam cup mie instant begitu merasakan seseorang menempel pada tubuhnya dari belakang, Lisa menoleh, dia bernafas lega karena Jennie adalah pelakunya, gadis yang lebih muda itu menempelkan pipinya pada bahu belakang Lisa.
"Lisa.." panggil Jennie pelan, Lisa berdehem dan menyentuh tangan Jennie yang kini melingkari perutnya.
"Nini.. lapar." Lisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, benar bukan? Jennie pasti akan meminta makanan setiap membuka mata.
"Aku sedang membuat sarapan." Jennie yang masih mengantuk kemudian mengintip, dia menghela nafasnya karena ternyata menu makanan mereka pagi ini sama seperti kemarin.
"Kau boleh memakan snack nya siang nanti." Ucap Lisa begitu mengetahui jika Jennie protes tanpa suara dengan menu makanan mereka, sebenarnya bukan Jennie saja, Lisa sendiri juga mulai bosan dengan makanan yang mereka konsumsi, namun bagaimana lagi? Daripada mereka mati kelaparan, sebaiknya mereka memakan apapun yang bisa mereka konsumsi.
"Benarkah? Nini boleh memakannya?" Lisa berdehem, mereka sampai sekarang memang belum membuka satupun makanan ringan yang mereka temui karena bagi Lisa, itu adalah makanan terakhir yang boleh mereka konsumsi saat mereka sudah tidak memiliki makanan apapun lagi.
"Terima kasih." Ucap Jennie, "setelah makan, pergilah mandi, aku akan memperbaiki atap nya agar tidak bocor, lalu aku ingin kembali tidur, di sore hari nanti, kita kembali ke area pesawat untuk mengambil beberapa barang." Ucap Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUL - JENLISA [G×G]
FanfictionKecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, mereka mungkin akan tewas seperti korban yang lainnnya. Sebuah gubuk tua mereka gunakan untuk menjadi tem...