SOUL - 2

5K 826 156
                                    

"Nini ingin ikut saja denganmu." Lisa menghela nafasnya, dia bukan tidak ingin mengijinkan Jennie untuk ikut bersamanya, hanya saja, Jennie masih kesulitan berjalan, begitu juga dirinya.

Setelah membersihkan wajah mereka dan berbincang sebentar di tepi sungai, Jennie dengan malu-malu mengatakan pada Lisa jika dirinya lapar dan juga sangat haus, Lisa juga sebenarnya merasakan hal yang sama, namun dia tidak memiliki ide dimana mereka bisa mendapatkan makanan jadi satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah kembali ke pesawat, siapa tahu ada makanan ataupun minuman yang bisa mereka konsumsi karena seharusnya ada bagian dapur di pesawat, ditambah, Lisa duduk di kelas bisnis, begitu pula dengan Jennie, mereka mendapatkan makanan saat pesawat mulai terbang tadi.

"Bukan aku tidak ingin mengijinkan mu ikut, hanya saja, kakimu bisa semakin parah jika dipaksa untuk terus berjalan." Ucap Lisa, memberikan pengertian agar Jennie mau menunggu di gubuk saja sedangkan dia pergi mencari barang-barang yang bisa mereka gunakan.

"Tapi.. Nini takut sendirian." Jennie tidak melepaskan pegangannya dari ujung baju Lisa, bibirnya mengerucut dan Lisa entah kenapa merasa gemas melihatnya, dia jadi paham sekarang kenapa Jennie yang sudah berusia dua puluh enam tahun dianggap layaknya anak kecil.

"Baiklah, tapi sampai disana, kau hanya boleh duduk, biar aku yang mencari barang-barangnya." Jennie tersenyum dan mengangguk, dia sudah tidak merasa terlalu canggung lagi kini melingkarkan tangannya pada lengan Lisa.

Lisa kembali melangkahkan kakinya, sebenarnya, berat untuk kembali ke pesawat karena dia akan melihat begitu banyak mayat yang tergeletak disana, namun bagaimana lagi? Keduanya tidak memiliki pilihan, sepertinya juga tidak ada ikan di sungai, bahkan jika ada.. keduanya harus menunggu lama.

"Lisa, apa kaki Nini akan sembuh?" Tanya Jennie, "pasti akan sembuh jika kau mau menuruti ucapanku." Balas Lisa tanpa ragu, untungnya dia bertemu dengan seorang gadis yang terlihat begitu polos dan penurut, bayangkan saja jika dia malah bertemu seorang gadis yang keras kepala dan tidak mau diajak bekerja sama.

"Seharusnya, ada banyak koper milik penumpang, dan kita bisa mengambil barang-barang dari dalam sana, kita juga perlu berganti baju, bukan?" Ucap Lisa, mereka tiba di tempat tujuan dan Lisa sedikit ragu untuk membawa Jennie untuk masuk ke dalam.

"Apa kau yakin mau ikut masuk ke dalam? Aku sudah memeriksa dan keadaan di dalam juga sama menyeramkannya seperti diluar." Ucap Lisa, "Nini tetap akan ikut, Nini tidak mau sendirian." Jennie langsung menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, ayo." Lisa melangkahkan kakinya masuk dan dia benar-benar harus mengeraskan hatinya, bagian depan pesawat jauh lebih mengenaskan daripada di bagian belakang, sepertinya juga sempat ada bagian pesawat yang terbakar.

Lisa langsung melangkahkan kakinya menuju bagian belakang dan membuka beberapa lemari pesawat yang masuk tertutup, ada seorang gadis dengan pakaian pramugari yang sudah tidak bernyawa duduk di bagian belakang dengan masih menggunakan sabuk pengamannya yang erat.

"Jangan di lihat." Lisa memperingati Jennie, bisa saja gadis ini nantinya akan mengalami trauma atau semacamnya setelah melihat hal-hal yang seharusnya tidak perlu dia lihat.

Jennie memilih untuk menurut dan lebih fokus pada Lisa, "ada selimut." Lisa langsung mengambil lima buah selimut yang masih tertutup plastik dari dalam lemari, "ini bisa kita gunakan menjadi alas tidur nanti." Ucap Lisa kegirangan dan Jennie mengangguk.

"Kita butuh sesuatu untuk membawa semua ini." Lisa juga menemukan kotak p3k dan banyak botol air mineral di dalam sana.

"Tolong bantu aku memegangnya, sebentar." Ucap Lisa sambil memberikan kelima selimut itu pada Jennie.

Lisa kemudian berjalan menuju kabin dan mengambil dua tas ransel dari atas sana, meski ada bagian yang bolong, namun setidaknya ada sesuatu yang bisa gunakan untuk membawa barang-barang mereka.

SOUL - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang