PROLOG

101 8 0
                                    

Kupu-kupu beterbangan memanjakan mata. Rasa takjub ikut muncul melihat makhluk yang indah itu.

"Cantik banget anjir!" Celetuk Satria.

"Baru tau gue kalau lo suka kupu-kupu" Johan menatap bingung ke arah Satria.

"Bukan kupu-kupunya, tapi dia"

"ANJING?! SHANI?" Pekikan Johan berhasil menarik perhatian seorang gadis yang sejak tadi berdiri sambil memperhatikan kupu-kupu dengan senyuman yang merekah.

"Johan?"

Johan berlari mendekat ke arah Shani. "Kapan baliknya anjir??" Tanya Johan sambil mengguncangkan bahu Shani.

"Kemarin, kenapa? Kangen ya?" Tanya Shani sambil terkekeh.

"Ga"

Shani menatap Satria yang sejak tadi memandanginya. Johan yang paham pun langsung menjelaskan guna membuang kebingungan dari pikiran kakak sepupunya itu.

"Ini Satria, dia baru pindah, nempatin rumah bekas bu ayu"

"Oohh"

"Gitu doang?" Tanya Satria.

Shani kelabakan, bukan salah tingkah tapi takut salah.

"Maaf.." kata Shani ragu.

"Lawak!" Johan tertawa melihat raut wajah Shani.

Satria juga ikut tertawa. "Btw lo cantik, mau tukeran nomor WhatsApp ga?"

"WOY!" Johan memukul kepala Satria.

"Sakit anjirr!"

Plakk

Satria membalas perbuatan Johan tak kalah kuat. "ANJING!" Umpat Johan saat mengetahui hidungnya sampai mengeluarkan darah segar.

Satria tertawa terbahak-bahak sedangkan Shani sudah panik, ia mengeluarkan beberapa lembar tisu dari dalam tasnya lalu menyeka darah yang keluar dari hidung Johan. Dengan melihat perlakuan Shani ide kotor pun terlintas dibenak Johan, ia bertingkah seolah-olah dirinya merasa kesakitan. Lelaki berusia delapan belas tahun itu meringis.

"Ssh, ini sakit banget Sha, aku ga kuat"

"Makanya kalau bercanda tuh jangan kelewatan dong!" Shani tampak berkaca-kaca melihat darah yang keluar dari hidung sepupunya itu tidak sedikit.

"Loh kok nangis?" Tanya Satria.

Shani menepis tangan Satria yang ingin menyentuh bahunya. "Jangan sentuh! Kita ga kenal!"

"Buset ngerinya"

Shani tidak menghiraukan Satria, ia fokus menahan tubuh Johan yang dibuat seolah tak berdaya. "Mau duduk dulu? Biar aku telepon tante Sonya"

Johan dapat merasakan debar jantung Shani, ia terkekeh melihat Shani yang tampak panik, sedih sekaligus kesal.

"Gapapa kali, udah biasa ini" Johan menegakkan tubuhnya, ia mengambil tisu yang dari tangan Shani dan menyeka darahnya sendiri.

Shani semakin dongkol. "Bangsat!" Hardiknya lalu melenggang pergi dari taman tersebut.

"Dia adik sepupu gue" kata Johan saat ia ingat kalau dirinya belum mengenalkan Shani kepada Satria.

"Ooh, lucu anjirr masih sendiri kan?"

"Lo ga usah banyak tingkah kalau kata gue mah, dia anaknya sensian"

"Makin menarik" Satria sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari Shani yang terus berjalan menjauh.

-OPPOSITE-

SHANIRA LAVIENA(INFP)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SHANIRA LAVIENA
(INFP)

SHANIRA LAVIENA(INFP)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SATRIA ABRAHAM
(ENTP)

JOHANDA ARASYID (ISTJ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JOHANDA ARASYID
(ISTJ)

OPPOSITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang